Tamalate, Galesong Utara, Takalar
Tamalate (Makassar: ᨈᨆᨒᨈᨙ, translit. Tamalate) adalah sebuah desa di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Jumlah dusun di Desa Tamalate sebanyak 3 dusun. Desa Tamalate berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Wilayah merupakan dataran berpasir dan bertanah merah. Pada akhir tahun 2015, jumlah penduduk di Desa Tamalate sebanyak 4.363 orang. Penduduk di Desa Tamalate bekerja sebagai nelayan. Tingkat kesejahteraan penduduknya tergolong miskin. WilayahDesa Tamalate merupakan salah satu desa di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.[1] Wilayah Desa Tamalate pada awalnya terdiri dari 6 dusun. Setelah wilayahnya dimekarkan sebagian menjadi Desa Sampulungan, jumlah dusunnya sisa 3. Nama-nama dusunnya pada awalnya yaitu Dusun Tamalate, Dusun Soreang, Dusun Bontotangnga, Dusun Sampulungan Lompo, Dusun Sampulungan Caddi, dan Dusun Sampulungan Beru. Setelah pemekaran, wilayah Desa Tamalate hanya meliputi Dusun Tamalate, Dusun Soreang, Dusun Bontotangnga. Semnentara Desa Sampulungan dibentuk dari Dusun Sampulungan Lompo, Dusun Sampulungan Caddi, dan Dusun Sampulungan Beru.[2] Bagian barat Desa Tamalate berbatasan dengan Selat Makassar. Bentuk daratan di Desa Tamalate berbukit dengan ketinggian rata-rata 0,5 mdpl. Tanahnya berpasir dan ada yang mengandung tanah merah.[3] PendudukPada akhir tahun 2015, jumlah penduduk di Desa Tamalate sebanyak 4.363 orang dengan 1.036 kepala keluarga. Jumlah laki-laki sebanyak 2.172 orang dan perempuan sebanyak 2.191 orang.[3] Mata pencaharianDesa Tamalate merupakan wilayah pesisir pantai. Penduduknya bekerja sebagai nelayan dengan penangkapan ikan di laut.[4] Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dalam jangka waktu yang bervariasi. Waktu tercepat adalah sehari dan yang terlama selama 5 bulan.[5] KesejahteraanPada tahun 1900-an, kondisi kehidupan nelayan di Desa Tamalate tergolong miskin. Permukiman nelayan tidak layak huni, kebutuhan primer tidak terpenuhi dan pendidikan bagi anak-anak belum memadai. Para nelayan juga mengandalkan pengetahuan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.[4] Referensi
|