Sócrates
Sócrates Brasileiro Sampaio de Souza Vieira de Oliveira, MD (Doctor of Medicine), (19 Februari 1954 – 4 Desember 2011), lebih dikenal sebagai Sócrates, adalah seorang mantan pemain sepak bola. Dia adalah seorang pengumpan yang luar biasa dan pengorganisasi team yang baik, dengan umpan terobosan yang akurat dan memiliki pandangan luas di lapangan. Dia juga seorang pemain yang memiliki kemampuan baik dari kedua kakinya, pencetak gol yang produktif, dan digambarkan sebagai seorang pemain yang kasar pada masa Perang Dingin. Kemampuannya dalam membaca permainan sangat diakui dan gerakan yang terkenalnya ialah "blind heel pass" (umpan tumit tanpa melihat). KarierSócrates' berasal dari wilayah Ribeirão Preto di kota São Paulo. Sebagai salah satu pemain tengah terbaik dalam sejarah sepak bola dunia, Sócrates bermain dan menjadi kapten untuk Brazil pada 1982 World Cup. Namun, Edinho menggantikan perannya sebagai kapten pada 1986 FIFA World Cup sementara Socrates bermain sebagai pemain tengah seperti biasa. Dia memulai karier profesionalnya pada tahun 1974 untuk klub Botafogo di Ribeirão Preto, tetapi menghabiskan mayoritas kariernya (1978 hingga 1984) dengan klub Corinthians di São Paulo, yang membuatnya terkenal karena memanfaatkan sepak bola untuk melawan diktator militer yang saat itu berkuasa. Pada masa itu ia bersama teman-temannya mendirikan organisasi masyarakat yang dinamakan "Corinthians Democracy", bersama teman-teman satu timnya memprotes perlakuan rezim yang berkuasa terhadap para pemain sepak bola, dan memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan demokrasi dengan menggunakan seragam bertuliskan 'Democracia' sepanjang pertandingan.[3] Sócrates menyatakan idola masa kecilnya adalah Fidel Castro, Che Guevara and John Lennon.[4] Sócrates bermain sebanyak enam puluh kali untuk tim nasional Brazil antara Mei 1979 hingga Juni 1986. Dia juga sempat bermain untuk Fiorentina selama satu musim lalu kembali ke Brazil bergabung dengan klub Flamengo dan Santos hingga akhir karier sepak bolanya. Pada tahun 2004, setelah lama pensiun, Sócrates menyetujui kontrak pelatih-bermain selama satu bulan untuk Garforth Town pada Northern Counties East Football League di Inggris.[5] Dia bermain untuk satu pertandingan pada 20 November 2004 melawan Tadcaster Albion, bermain sebagai pemain pengganti selama dua belas menit sebelum waktu berakhir. .[6] Pelé memilihnya sebagai salah satu dari FIFA 100 pada bulan Maret 2004, dan World Soccer memilihnya sebagai 100 pemain sepak bola terbaik dalam sejarah, meskipun dia belum pernah memenangkan Piala Dunia sekalipun . Pada Oktober 2008, nama Sócrates masuk dalam daftar Pacembu Brazilian Football Museum Hall of Fame. Saat ini dia bekerja sebagai seorang praktisi pengobatan olahraga di kota kelahirannya. Kehidupan PribadiSócrates tinggal di Ribeirão Preto bersama istri dan keenam orang anaknya. Dia menjadi kolumnis bagi beberapa surat kabar dan majalah, menulis tidak terbatas pada masalah olahraga, tetapi juga politik dan ekonomi. Dia sering menjadi komentator sepak bola di stasiun televisi lokal. Saat ini ia sedang menulis cerita fiksi mengenai Piala Dunia 2014 yang akan diselenggarakan di Brazil.[7] Sócrates adalah seorang dokter, profesi yang jarang dimiliki oleh seorang mantan pemain sepak bola (dia lulus dari Faculdade de Medicina de Ribeirão Preto). Semakin mengejutkan bahwa ternyata ia memperoleh gelarnya saat masih bermain sepak bola professional. Dia juga dikenal sebagai seorang yang cerdas.[8] Adiknya Raí adalah anggota tim nasional Brazil pada Piala Dunia 1994 dan bermain untuk klub São Paulo dan Paris St. Germain. Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Sócrates.
|