Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2020, jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 45.606 jiwa.[2] Pada umumnya masyarakat adalah petani dengan komoditas utama kopi, padi, dan sayur-sayuran.
Suku
Penduduk kabupaten Dairi, pada umumnya merupakan etnis Batak Dairi, dan ada juga sebahagian besar lainnya berasal dari suku Batak Karo dan Batak Toba, serta sebagian kecil Batak Angkola dan Batak Simalungun. Beberapa suku pendatang yang umumnya berada di ibukota kabupaten, seperti suku Aceh, Jawa, Minangkabau, dan suku lainnya. Dan di kecamatan Sumbul, merupakan tempat pemukiman masyarakat Suku Batak multi-etnis yang meliputi Toba, Pakpak, Simalungun, dan Karo.
Agama
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Dairi mencatat bahwa 93,50% penduduk kecamatan ini memeluk agama Kristen, dimana Protestan 74,68% dan Katolik 18,82%. Kemudian sebagian lagi memeluk agama Islam yakni 6,49% dan Hindu 0,01%.[3][4] Untuk sarana rumah ibadah, terdapat 179 gereja Protestan, 28 gereja Katolik dan 10 masjid.[2]
Tempat wisata
Kecamatan ini memiliki objek wisata terkenal yakni objek wisata air seperti Air terjun Lae Pendaroh yang artinya "Air Berdarah". Kecamatan ini terletak tidak jauh dari lokasi Taman Wisata Iman yang terletak di kecamatan Sitinjo dan ibukota kabupaten Dairi, Sidikalang.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Renun dibangun di dusun Lae Rias Tor Nauli, salah satu dari 14 dusun di Desa Pegagan Julu IV, Kecamatan Sumbul, sekitar 3,5 jam berkendaraan dari Kota Medan. Proyek ini memanfaatkan air dari Sungai Renun dan sebelas sungai lain yang berada di kawasan Hutan Lindung Lae Pondom.[5]
Galeri
Sebuah batu dengan ukiran epigrafi yang ditemukan di Sumbul pada sekitar tahun 1937-1941.