Versi Ramayana menyebut Sukesi sebagai putri Sumali raja bangsa Rakshasa dari Kerajaan Alengka. Ia menikah dengan seorang resi bernama Wisrawa yang sebelumnya sudah memiliki putra bernama Kuwera. Pada saat itu Sumali telah dikalahkan oleh DewaWisnu sehingga kehilangan kerajaannya. Wisnu kemudian menyerahkan takhta Alengka kepada Kuwera.
Dari perkawinan Sukesi dengan Wisrawa lahir tiga orang putra bernama Rahwana, Kumbakarna, dan Wibisana, serta seorang putri bernama Surpanaka. Rahwana kemudian menjadi raja Alengka setelah berhasil merebut kerajaan kakeknya itu dari tangan Kuwera.
Meskipun Rahwana terkenal sebagai sosok yang suka mengumbar angkara murka, tetapi ia sangat menyayangi dan menghormati Kaikesi selaku ibunya. Kaikesi sendiri bertindak sebagai pemberi semangat kepada putranya itu yang bercita-cita menjadi penguasa dunia.
Versi pewayangan
Dalam pewayanganJawa, Kaikesi disebut dengan nama Dewi Sukesi. Ia memiliki adik laki-laki bernama Sukesa (Prahasta). Orang tua mereka adalah Sumali dari Kerajaan Alengka dan Danuwati dari Kerajaan Mantili. Sukesi dan Sukesa terlahir dalam wujud manusia seperti ibu mereka, sedangkan sang ayah berwujud raksasa.
Sukesi tumbuh menjadi perempuan cerdas yang gemar belajar. Banyak para raja dan pangeran berdatangan untuk mempersuntingnya. Seorang perwira Alengka bernama Jambumangli tampil mengumumkan sayembara barangsiapa yang bisa mengalahkan dirinya berhak memperistri Sukesi. Namun Sukesi sendiri juga menggelar sayembara yaitu ia hanya mau menikah apabila ada orang yang bisa mengajarinya ilmu Sastrajendra Hayuningrat.
Sesungguhnya Jambumangli sendiri juga ingin menikahi Sukesi. Perwira raksasa ini merupakan putra Maliyawan, saudara Sumali. Tujuannya memperistri Sukesi adalah agar bisa mewarisi takhta Alengka. Banyak pelamar maju menghadapinya namun tidak ada yang mampu mengalahkannya.
ResiWisrawa datang ke Alengka untuk melamar Sukesi menjadi menantunya, yaitu sebagai istri Danapati raja Lokapala. Sumali yang juga sahabat Wisrawa menyatakan bahwa sayembara yang digelar Jambumangli tidak sah. Sayembara yang asli adalah mengajarkan Sastrajendra Hayuningrat. Wisrawa ternyata menguasai ilmu tersebut namun tidak berani sembarangan mangajar. Barangsiapa yang mendengarkan sastra tersebut akan memperoleh pencerahan. Raksasa akan menjadi manusia, sedangkan manusia akan menjadi dewa.
Sumali tertarik dan ingin mempelajarinya. Wisrawa pun mengajarkannya di dalam sanggar tertutup. Sumali pun memperoleh pencerahan dan wujudnya berubah menjadi manusia. Sementara itu Sukesa yang diam-diam mengintai mendapat balak sehingga wujudnya berubah menjadi raksasa. Sejak saat itu Sukesa berganti nama menjadi Prahasta.
Sukesi pun meminta agar dirinya diajari ilmu Sastrajendra Hayuningrat. Wisrawa menurutinya. Keduanya lalu masuk ke dalam sanggar. Sementara itu di kahyangan terjadi kekacauan akibat hawa gaib yang dipancarkan Sastrajendra Hayuningrat ketika dipelajari oleh Sumali. Batara Guru dan Batari Umaranti turun untuk menggagalkan niat Wisrawa untuk mengajarkan sastra tersebut kepada Sukesi. Masing-masing menyusup ke dalam tubuh kedua orang tersebut.
Akibatnya, Wisrawa batal mengajarkan ilmu keramatnya kepada Sukesi. Batara Guru dan Batari Umaranti telah membangkitkan nafsu birahi masing-masing. Wisrawa dan Sukesi pun melakukan hubungan zina yang akhirnya kelak melahirkan Rahwana.