Stasiun Kaliwedi
SejarahStasiun Kaliwedi merupakan stasiun kereta api yang dibangun bersamaan dengan jalur kereta api Cikampek menuju Cirebon hingga selesai dibangun pada 3 Juni 1912, bertujuan untuk menghubungkan jalur Staatsspoorwegen (SS) dengan jalur Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).[3][4] Pada saat masih aktif, stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah sepur badug yang menyambung jalur 1.[5] Stasiun ini masih ada sisa bangunannya, dan papan namanya pun masih terpasang. Sebelum ditutup, stasiun ini melayani persilangan dan penyusulan antarkereta api. Layanan ini diteruskan hingga akhirnya ditutup tanggal 6 Januari 2002 setelah diselesaikannya jalur ganda Cikampek-Cirebon. Jalur ganda tersebut selesai pembangunannya pada tahun 2007.[6] Bangunan stasiun ini kini dirobohkan atapnya, dan sebagian dindingnya sudah dihancurkan. Meski bangunan stasiun ini merupakan peninggalan Staatsspoorwegen, saat ini tidak ada restorasi apalagi preservasi untuk stasiun ini. Bangunan stasiun beserta emplasemennya dianggap angker oleh masyarakat setempat.[7] InsidenStasiun Kaliwedi dahulu merupakan saksi bisu insiden gerombolan bersenjata DI/TII pada tahun 1951 hingga 1952. Tercatat stasiun ini diserang sebanyak dua kali, yang pertama pada 18 Mei 1952 dan yang kedua 15 Juni. Pada insiden yang kedua ini, seorang dari mereka meminta uang tebusan sebesar Rp600,00, padahal uang kas yang ada di situ sebesar Rp230,00. Mereka akan menagih lagi setelahnya, dan untuk alasan keamanan, stasiun ini ditutup sementara.[8] Pada 15 November 2011, kereta api Argo Jati menabrak Suzuki APV pada perlintasan tanpa palang pintu desa Guwa kidul, Kaliwedi, Cirebon sekitar 500 meter dari stasiun. Lima orang tewas dalam kejadian tersebut.[9][10] Galeri
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia