Simpang Lima Semarang (Hanacaraka: ꦱꦶꦩ꧀ꦥꦁꦭꦶꦩꦱꦼꦩꦫꦁ) adalah sebuah persimpangan yang berada di pusat kota Semarang. Persimpangan ini merupakan pertemuan dari lima jalan yang menyatu, yaitu Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada dan Jalan Ahmad Dahlan. Di tengahnya terdapat lapangan, yang disebut juga Lapangan Pancasila.[1] Di sekitarnya berdiri hotel-hotel berbintang dan pusat perbelanjaan serta Masjid Jami' Kota Semarang, Masjid Baiturrahman. Lapangan Pancasila merupakan pusat keramaian warga Semarang setiap hari Sabtu-Minggu. Terutama pada hari Minggu pagi, tempat ini hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan bersepeda yang tajuk kegiatan car free day (CFD).[2]
Secara administratif, Simpang Lima Semarang terletak di perbatasan antara Kecamatan Semarang Selatan (Kelurahan Mugassari dan Pleburan) dan Semarang Tengah (Kelurahan Karangkidul dan Pekunden). Lapangan Pancasila sendiri secara keseluruhan masuk dalam Kelurahan Pleburan.[3]
Penggunaan
Simpang Lima dijadikan sebagai alun-alun Semarang berdasarkan atas usulan Presiden RI pertama kali yaitu Ir. Soekarno dengan alasan pusat alun-alun yang semula berada di kawasan Kauman telah beralih fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Rencana pembangunan Lapangan Pancasila waktu itu dipilih di ujung jalan Oei Tiong Ham (Jalan Pahlawan Semarang). Lapangan Pancasila kemudian dapat terbangun pada tahun 1969.[4]
Saat ini, Lapangan Pancasila atau Lapangan Simpang Lima sudah menjadi landmark kota Semarang dan merupakan ruang terbuka yang biasa digunakan oleh masyarakat Semarang untuk beraktivitas.[5] Kota Semarang sendiri menjadi identik dengan Simpang Lima, karena pusat kegiatan dan keramaian berada disini.[6]
Pada malam hari banyak disewakan sepeda lampu dengan bentuk unik. Banyak orang tua yang mengajak anaknya untuk berwisata atau sekedar menikmati suasana kota.[7]
Pada hari Minggu, Lapangan Simpang Lima biasanya di padati oleh pengunjung yang ingin berolahraga, jalan-jalan, dan aktivitas lainnya.[2] Apalagi disaat menjelang pergantian tahun, Simpang Lima Semarang menjadi pusat perayaan pergantian tahun. Biasanya di Simpang Lima Semarang ini diadakan pesta kembang api dan konser musik.[8]
Gedung
Simpang Lima dikelilingi oleh beberapa gedung komersial, keagamaan, dan pendidikan, seperti Masjid Baiturrahman Semarang, Mal dan Hotel Ciputra Semarang, Ibis Styles Semarang Simpang Lima, Plasa Simpang Lima, dan SMK Negeri 7 Semarang.
SMK Negeri 7 Semarang diresmikan pada tahun 1971 oleh Presiden Soeharto, awalnya dengan nama Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan Semarang. SMK ini menawarkan tujuh jurusan dengan fokus pada perekayasaan dan masa studi selama empat tahun.[9]
Masjid Baiturrahman Semarang dibuka pada tahun 1974.[10] Dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan jantung kota Semarang, masjid ini sering disangka oleh masyarakat sebagai masjid agung kota Semarang, namun, menurut mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Masjid Kauman Semarang masih menempati posisi tersebut.[11] Masjid ini terhubung dengan TK-SD Hj. Isriati 1 Semarang dan dilengkapi dengan minaret setinggi 45 meter.[12] Setiap Idulfitri dan Iduladha, Masjid Baiturrahman menggelar Salat Id di Jalan dan Lapangan Simpang Lima.[13]
Plasa Simpang Lima dibuka pada tahun 1990 sebagai mal kedua di Semarang, setelah Pasaraya Sri Ratu. Mal 10 lantai ini dibangun di atas lahan bekas kantor Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi dan sebuah gedung serbaguna bernama Wisma Pancasila. Mal ini berdempetan dengan hotel berbintang 4 bernama Grand Arkenso Parkview Hotel (sebelumnya Hotel Horison Semarang).[14]
Mal Ciputra Semarang, salah satu properti milik Ciputra Group, berdiri di atas lahan yang dahulu ditempati oleh GOR (Gelanggang Olah Raga) Pancasila Simpang Lima. Didirikan pada tahun 1993, mal berlantai 3 ini terletak di bawah hotel berbintang 4 dan berlantai 9 bernama Hotel Ciputra Semarang yang dikelola oleh Swiss-Belhotel International. Selain itu, mal ini terhubung dengan Plasa Simpang Lima melalui jembatan Sentra Kuliner.[15]
Hotel Ibis Styles Semarang Simpang Lima dibuka pada tahun 2022 di gedung 3 lantai yang dibangun pada tahun 2003. Hotel berbintang 3 ini dikelola oleh Accor dan merupakan properti keempat Accor di Semarang.[16] Ibis Styles berdempetan dengan pusat komersial yang awalnya ditempati oleh Ramayana saat gedung pertama kali dibuka. Pada tahun 2010, Ramayana angkat kaki dan digantikan oleh Ace Hardware, dan gedung selanjutnya bersalin nama menjadi Living Plaza Semarang. Di tengah pandemi Covid-19, Ace Hardware pindah ke gedung bekas Pasaraya Sri Ratu, sehingga gedung Living Plaza Semarang dibiarkan terbengkalai selama dua tahun.[17] Ramayana kembali ke markas lama mereka pada tahun 2022, beberapa bulan setelah peresmian Ibis Styles, melalui konsep Ciplaz (City Plaza) yang sebelumnya sudah mereka kembangkan di beberapa kota di Indonesia. Namun, usaha ini hanya bertahan dua tahun; pada tahun 2024, Ramayana mengumumkan penutupan Ciplaz Semarang.[18]
Simpang Lima memiliki kompleks ruko di arah tenggara lapangan. Didirikan pada tahun 1977, kompleks ruko ini merupakan pusat niaga tertua di wilayah Simpang Lima dan dikenal sebagai tempat pertama di Semarang yang memiliki fasilitas eskalator. Toko serba ada Mickey Morse berperan sebagai penyewa terbesar ruko ini hingga tahun 1990-an, ketika mereka digantikan oleh Super Ekonomi milik Matahari Department Store. Per tahun 2001, Matahari sudah angkat kaki dari lokasi ini. Saat ini, ruko Simpang Lima masih ditempati oleh beberapa penyewa, meskipun eskalator dan keseluruhan lantai 2 sudah tidak digunakan.[19] Selain ruko tersebut, Simpang Lima sebelumnya memiliki ruko kedua di arah barat daya bernama Gajah Mada Plaza. Didirikan pada tahun 1983, ruko ini sempat menjadi tuan rumah bioskop E Plaza, namun bioskop tersebut tutup semenjak pandemi Covid-19. Sejak tahun 2024, Gajah Mada Plaza sudah digusur dan dijadikan lahan parkir.[20]
Simpang Lima dikelilingi oleh deretan warung makanan yang menempati trotoar di sisi timur, selatan, dan barat jalan. Di sisi utara di depan Hotel Ciputra Semarang, trotoar ditempati oleh Halte Simpang Lima Trans Semarang.[21]
Catatan kaki
Pranala luar