Scleractinia juga disebut sebagai karang batu (karang berbatu) atau karang keras. Merupakan hewan laut di filumCnidaria yang membangun kerangka keras untuk diri mereka sendiri. Memiliki kemiripan bentuk dengan anemon laut mini dan mereka dipersenjatai dengan sel menyengat yang dikenal sebagai cnidocytes. Karang yang satu ini banyak ditemukan di perairan tropis yang dengan air jernih dan dangkal dengan sinar matahari cahayanya dapat menembus, walaupun tumbuh pada semua samudera di dunia.[3]
Penggolongan
Karang scleractinia ini termasuk ke dalam biota kerajaan animalia, dari divisi cnidaria, dari kelas anthozoa, dan dari subkelas hexacorallia.[4]
Sejarah
Karang scleractinia ini pertama kali muncul di daerah Trias Tengah awal dan telah menjadi organisme yang beragam secara morfologis. Karang berbatu yang utama terbagi ke dalam dua kelompok ekologi, terdapat karang sebagai pembentuk terumbu atau hermatypic dan juga ada karang ahermatypic yang tidak membangun terumbu. Karang hermatypic sebagian besar mengandung zooxanthellae atau dinoflagellata uniseluler simbotik adalah karang kolonial yang cenderung hidup di perairan tropis yang jernih, oligotropik, dan dangkal, mereka adalah pembangun terumbu utama di dunia. Sedangkan karang ahermatypic sebagian besar tidak mengandung zooxanthellae adalah kerang kolonial atau soliter yang sebagian ditemukan di lautan sedang dengan perairan yang tropis, ada juga yang ditemukan di perairan kutub atau hidup pada kedalaman yang sangat tinggi dari zona fotografis dengan ketinggian sekitar 6000 meter. Kerang ini dapat tumbuh dengan subur pada suhu yang lebih dingin dan tetap bisa hidup walaupun dalam kegelapan total dengan memperoleh energi dari penangkapan plankton dan berbagi partikel kecil yang tersuspensi.[3] Namun, tingkat pertumbuhan yang dialami oleh kerang ini sedikit lebih lambat dibandingkan dengan kerang-kerang yang lain dan lebih rentan dari kerusakan. Kerang-kerang ini tiba-tiba muncul dalam rekaman fosil sekitar 240 juta tahun terakhir. Kadang-kadang hewan scleractinia juga masuk ke dalam daftar online nama-nama ilmiah dari semua organisme laut yang terdaftar pada bagian Daftar Spesies Dunia Laut (WoRMS).[5] Garis keturunan scleractinia ini telah mampu bertahan melalui beberapa episode perubahan iklim yang dramatis selama 450 tahun terakhir. Pada zaman yang sudah modern ini, jumlah karang batu atau scleractinia diperkirakan sudah menurun karena akibat dari pemanasan global dan pengasaman laut.
Klasifikasi
Kadang-kadang hewan polip air dangkal ini disebut sebagai hexacorallia.[6] Karena merupakan hewan yang mengandung organisme ganggang endosimbiotik uniseluler simbion, telah dikenal sebagai zooxanthellae di dalam jaringannya. Selain itu, karang batu ini juga memiliki tubuh silinder yang dimahkotai oleh cakram oral dengan dikelilingi oleh cincin tentakel. Kebanyakan karang batu, memperpanjang tentakelnya dengan cara memakan zooplankton, tetapi karang yang memiliki polip lebih besar juga mencari makan dengan memangsa yang lebih besar, termasuk juga berbagai invertebrata dan bahkan memakan ikan-ikan yang masih kecil. Karang ini telah ditemukan secara eksklusif di habitat laut, dan mempunyai kerangka yang keras. Meskipun beberapa spesies soliter dan sebagian besar spesies karang adalah kolonial. Karang scleractinia dapat disortir secara morfologi, berdasarkan apakah mereka hidup sebagai individu soliter (polip tunggal), atau sebagai koloni yang terdiri dari banyak polip individu. Kerangka polip scleractinia individu dikenal sebagai corallite.[6] Scleractinia individu selalu menghasilkan polip yang terpisah, masing-masing dengan dinding corallitenya sendiri-sendiri. Karang soliter atau karang dengan polip tunggal ukurannya dapat mencapai 25 cm atau sekitar 10 inci, tetapi pada spesies kolonial polip biasanya hanya berukuran dengan diameter beberapa milimeter saja, yaitu sekitar satu sampai tiga milimeter dan dinding tubuh polip terdiri atas mesoglea yang diapit di antara dua lapisan epidermis. Walaupun karang kolonial hanya berukuran beberapa milimeter saja, tetapi spesies ini sebagai pembentuk utama terumbu. Namun, karang ini mencakup banyak polip yang saling terhubung oleh lapisan jaringan lateral. Hewan karang keras scleractinia ini mengeluarkan exoskeleton berbatu yang dimasukkan di antara mesenteries tersusun dalam kelipatan enam-enam atau 12 septa primer yang paling terkenal. Dikenal sebagai kelompok pembentuk dan pembangun utama terumbu karang sejak Trias dan menjadi dominan setelah zaman kapur.
Nematosit dari karang scleractinia ini terdiri atas tiga spesies, yaitu Pocillopora eydouxi, Pocillopora woodjonesi dan Pocillopora verrucosa.[7] Dalam dunia scleractinia banyak spesies yang mirip satu dengan yang lain karena proses evolusi konvergen. Berdasarkan proses ini, karang-karang yang lain juga telah terpisah dan tidak termasuk dalam genus yang sama atau bahkan tidak menjadi keluarga lagi dengan keluarganya. Namun, walaupun karang scleractinia ini terlihat sangat mirip dengan karang lain karena evolusi konvergen, tetapi struktur kerangka mereka berbeda pada pola pemasangan septumnya dan dapat diungkapkan bahwa secara filogenetik tidak berhubungan erat.
Reproduksi
Karang scleractinia ini bereproduksi secara seksual selama peristiwa pemijahan massal yang singkat dengan melepaskan telur atau sperma, atau bundel telur-sperma ke dalam kolom air.[8] Karang scleractinia yang tergolong ke dalam spesies karang soliter tidak memiliki tunas, tetapi mereka secara bertahap dapat meningkat dalam ukurannya karena mereka menyimpan lebih banyak kalsium karbonat dan menghasilkan lingkaran septa baru. Peristiwa pemijahan massal biasanya terjadi beberapa kali dalam setahun untuk setiap spesies, dan dipicu oleh siklus bulan. Sedangkan di daerah tropis reproduksi dapat terjadi sepanjang tahun.[8] Karang juga dapat bereproduksi secara aseksual yang berulang dengan tunas koloni yang saling terlepas dan menempel kembali di tempat lain melalui proses fragmentasi, sehingga membentuk koloni. Juga ada kasus yang pernah disebutkan bahwa koloni-koloni yang berdekatan dari spesies yang sama membentuk koloni tunggal dengan melebur.
Kemungkinan besar karang scleractinia berevolusi dari leluhur Paleozoikum yang bertubuh lunak. Dua hipotesis paling populer yang diajukan untuk menjelaskan asal usul dari karang scleractinia adalah bahwa mereka merupakan keturunan dari karang rugose Paleozoikum terakhir yang selamat dari kepunahan massal di daerah perbatasan Permian Trias. Mereka berevolusi dari tubuh lunak (corallimorpharian) leluhur yang telah mengendap dan mulai mengeluarkan kalsium karbonat untuk melindungi tubuh lunaknya dengan mendapatkan kemampuan untuk menyimpan kerangka yang telah dikalsifikasi. Karena memang kalsium karbonat terdapat pada semua kerangka scleractinia modern yang berupa bentuk kristal aragonit. Namun, karang berbatu biasanya meletakkan kalsium karbonat tergantung pada spesiesnya, tetapi beberapa spesies yang bercabang dapat bertambah tinggi atau panjangnya sekitar setahun akan bertambah kira-kira 10 cm. Selain itu, pada scleractinia prasejarah (Coelosimilia) memiliki struktur kerangka non-aragon yang tersusun berupa komponen kalsit. Namun, karang ini tidak konsisten dengan hipotesis nenek moyang rugosan.[9] Namun, hubungan antara karang scleractinia dengan karang tabulasi dan rugosa Paleozoikum saat ini juga belum terselesaikan.
Peran
Karang ini dikenal sebagai ekosistem laut yang paling beragam, karang scleractinia memiliki peran ekologis dan sumber ekonomis. Karang ini dapat dijadikan sebagai sumber makanan dan tempat tinggal bagi hewan laut yang berlindung di karang. Dengan warna dan bentuknya yang menarik, karang ini banyak diperjualbelikan untuk hiasan akuarium. Selain itu, karang ini juga mempunyai nilai ilmiah bagi para ilmuwan kelautan karena menjadi objek penelitian populer.[4]