Sagara, Argapura, Majalengka
Desa Sagara (aksara sunda: ᮞᮌᮛ) terletak di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka dengan koordinat 6°55’04.3”S 108°19’03.2”E pada kaki gunung ciremai, memilliki luas wilayah 4,35 km2 .[butuh rujukan] Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tejamulya, Desa Sukasari Kidul, dan Desa Tegalsari, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Wanahayu, disebelah timur berbatasan dengan Desa Aggrawati dan Desa Wanahayu, disebelah barat berbatasan dengan Desa Tejamulya.[butuh rujukan] Jumlah penduduk Desa Sagara yaitu 1667 jiwa.[butuh rujukan] Proporsi jenis kelamin penduduk Desa Sagara ini yaitu 826 jiwa laki-laki dan 841 jiwa perempuan.[butuh rujukan] Desa Sagara terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Mekarjaya, Dusun Mekarsari, Dusun Cintapada, dan Dusun Galasri.[butuh rujukan] Selain itu, Desa Sagara juga terdiri dari 4 RW dan 13 RT yang tersebar di seluruh Desa Sagara.[butuh rujukan] SejarahDari keturunan orang-orang pendatang itu yaitu dari keturunan Anggelung Nachoda kurang lebih pada tahun 1734 M diangkat menjadi Kuwu yang pertama yang bernama Ngabeui yang memerintah pada tahun 1734 M - 1773 M. Menurut cerita dalam masa pemerintahannya cukup maju, aman dan sudah mengenal bercocok tanam yaitu padi, jagung, dll.[butuh rujukan] Dalam kepercayaannya sudah menganut Agama Islam yang masih dipengaruhi oleh Agama Hindu yaitu dengan adanya bermacam-macam tradisi (adat) yang masih kuat pendukungnya terutama dari golongan tua-tua atau golongan kokolot.[butuh rujukan] Dari keluarga Ngabeui mempunyai keturunan dan mempunyai 3 orang anak yaitu, Demang Ardilautan, Sanjar, dan Apang. Adapun yang meneruskan pemerintahan di desa yaitu Demang Ardilautan. Dari ketiga orang keturunan inipun sampai sekarang masih ada diantaranya ialah:[butuh rujukan]
Potensi - Potensi Desa SagaraDesa Sagara, yang terletak di kaki Gunung Ciremai, menyimpan potensi besar di berbagai sektor. Potensi ini bisa dikembangkan menjadi pendorong kemajuan masyarakat desa.[butuh rujukan] Bidang PertanianLahan yang subur dan produktif menjadi pondasi kekuatan pertanian Desa Sagara. Para petani di sini menanam berbagai macam hasil bumi, seperti bawang daun, bawang merah, padi, ubi, sayuran, kopi, dan cengkeh. Namun, cara pemasaran yang masih tradisional dan minimnya pengolahan hasil tani membatasi nilai jual produk mereka.[butuh rujukan] Bidang WisataDi balik potensi pertanian, sosial, ekonomi, dan kesehatan yang telah dibahas, Desa Sagara menyimpan pesona alam yang luar biasa, yakni Bukit Lingga. Bukit ini menawarkan panorama menakjubkan, mengantarkan pengunjung pada pemandangan terasering Panyaweuyan yang memesona, Gunung Ciremai yang megah, hamparan sawah yang hijau, dan pemukiman yang tertata rapi. Keindahan panorama ini bagaikan lukisan alam yang terbentang di depan mata.[butuh rujukan] Namun, potensi wisata Bukit Lingga belum sepenuhnya tergali. Saat ini, bukit ini masih tersembunyi, belum tersentuh oleh pengelolaan dan perhatian dari pihak berwenang. Akses menuju puncak bukit pun masih terjal dan belum memadai, sehingga pengunjung yang ingin menikmati keindahannya harus berjuang ekstra.[butuh rujukan] Bidang UMKMSemangat kewirausahaan Desa Sagara terlihat dari sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berkembang pesat. Warga desa mengolah hasil pertanian menjadi kripik pisang, kripik ubi, dan kue kering/basah yang lezat, menunjukkan keahlian kuliner mereka.[butuh rujukan] Bidang KesehatanKomitmen desa terhadap kesehatan terlihat dari posyandu (pos pelayanan terpadu) yang aktif. Posyandu ini secara rutin melakukan pemantauan kesehatan anak dan kampanye kesadaran stunting. Meski begitu, angka anak stunting di desa sagara adalah 0, artinya desa Sagara telah sukses dengan campaign zero stunting nya. Namun, pihak desa masih terus melakukan edukasi mengenai pentingnya mencegah stunting walaupun angka stunting sangat rendah.[butuh rujukan] == Riwayat Kepala Desa Sagara[butuh rujukan] ==
|
Portal di Ensiklopedia Dunia