5°10′S 145°20′E / 5.167°S 145.333°E / -5.167; 145.333
Madang adalah provinsi yang terletak di pantai utara Papua Nugini. Provinsi ini memiliki banyak bukit-bukit tinggi, gunung berapi aktif dan campuran bahasa yang luas. Ibu kota dari provinsi ini adalah kota Madang.
Provinsi Madang memiliki panjang sekitar 300 kilometer dan lebar 160 kilometer, dengan empat pulau besar dan beberapa pulau-pulau kecil. Provinsi ini memiliki luas sebesar 29.000 kilometer persegi dan populasi sebesar 365.106 jiwa pada tahun 2000.
Madang merupakan provinsi yang memiliki banyak puncak tertinggi, memiliki gunung berapi yang paling aktif, dan memiliki percampuran bahasa terbesar (175 bahasa) di Papua Nugini. Kota Madang adalah kota berpenduduk terbesar ketiga di PNG (27181 orang). Gula Ramu dan penggilingan kayu Jant/Gogol merupakan industri yang mempekerjakan karyawan terbanyak di Papua Nugini sedangkan pengalengan tuna di Alexishafen merupakan industri yang mempekerjakan karyawan terbanyak kedua setelah Gula Ramu dan penggilingan kayu Jant/Gogol. Provinsi ini merupakan produsen kopra dan sapi kedua terkemuka di PNG dan produsen coklat terkemuka ketiga. Sebagian besar wilayah ini masih jauh dari jalur transportasi dan perkembangannya lambat.
- Ringkasan
- Populasi: 252411 warga dan 784 ekspatriat.
- Luas tanah: 29000 km2.
- Anggota parlemen: 7.
- Kantor Pusat: Madang.
- Kabupaten; warga negara; dan bahasa utama:
- Bogia; 51468; Manam, Mikarew, Katiati, Tangu, Tani.
- Karkar; 29296; Takia, Waskia.
- Madang; 87700; Amele, Gedaged, Mugil, Garuh, Garus.
- Ramu Tengah, hq Aiome; 33097; Kalam, Rao, Kobon, Maring.
- Pantai Rai, hq Saidor; 23237; Nahu, Rawa, Mebu, Nankina.
- Ramu Atas, hq Walium; 27613; Gende, Girawa, Rawa, Sumau.
Sejarah
Para ilmuwan telah menemukan bukti adanya pemukiman manusia sejak 12000 hingga 15000 tahun yang lalu di dekat Simbai. Baru-baru ini, orang-orang Yabob dan Bilbil menggunakan sampan besar untuk menjual periuk mereka dari Pulau Karkar hingga Morobe barat. Mereka merupakan bagian dari jaringan perdagangan Selat Vitiaz. Bundi adalah pusat perdagangan antara Teluk Astrolabe dan dataran tinggi. Barang perdagangan meliputi kerang, garam, periuk dari tanah liat, dan mangkuk kayu dari dataran rendah dan kapak batu, bulu, dan perempuan dari Asaro, Simbu, dan lembah-lembah Jimi.
Hubungan dengan Bangsa Eropa di provinsi ini mulai terjadi pada tahun 1871, ketika ahli biologi Rusia Nicolai Miklouho-Maclay menjelajahi pantai Rai. Dia memperkenalkan nanas, mangga, kacang, labu, dan makanan baru lainnya. Kemudian, Jerman membangun perkebunan tembakau, kapas, dan kopi di Bogia dan di sekitar Teluk Astrolabe. Pada tahun 1886, Johannes Flierl memulai sebuah misi Gereja Lutheran di Simbang. Katolik mendirikan misi di Bogia pada tahun 1901 dan Alexishafen pada tahun 1904.
Tentara Jepang merebut kota Madang pada tanggal 1 Mei 1942, awal Perang Dunia II. Penduduk desa yang tinggal dekat instalasi Jepang menderita akibat pengeboman yang dilakukan oleh pesawat sekutu, kekurangan makanan, dan wabah penyakit. Pasukan Sekutu merebut kembali Madang pada 24 April 1944.
Setelah Perang Dunia II, orang-orang Madang membentuk kerja sama untuk menjual hasil panen mereka. Pada 1 November 1970, gempa bumi di area Adelbert menyebabkan 18 orang meninggal dan kerugian mencapai K[2] 1700000.
Distrik dan LLG