Pada saat serangan balik Soviet: 1.103.000 orang 15.501 artileri 1.463 tank 1.115 pesawat[3]
Korban
750,000 terbunuh atau terluka 91.000 tertangkap Pesawat: 900 (termasuk 274 pengangkut dan 165 bomber digunakan sebagai pesawat angkut)[4] Total: 841,000 korban
478.741 terbunuh atau hilang 650.878 terluka dan sakit 40.000+ warga sipil terbunuh 4.341 tank 15.728 senjata dan mortir 2.769 pesawat tempur [6] Total: 1.129.619 korban
1 Pertempuran Stalingrad: Kemenangan Soviet, lebih 11.000 pasukan Poros melanjutkan pertempuran sampai awal Maret 1943.
Pertempuran Stalingrad (23 Agustus 1942 – 2 Februari 1943)[7][8][9][10] adalah pertempuran besar Perang Dunia II di mana Nazi Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet untuk menguasai kota Stalingrad (sekarang Volgograd) di Rusia Selatan, di perbatasan timur Eropa.
Ditandai dengan pertempuran jarak dekat dan serangan langsung terhadap warga sipil lewat serangan udara, sering dianggap sebagai yang terbesar dan pertempuran paling berdarah dalam sejarah peperangan.[11] Kerugian besar yang diderita Wehrmacht Jerman membuatnya bisa dibilang yang paling strategis dalam menentukan pertempuran di keseluruhan perang.[12] Ini adalah titik balik dalam panggung Perang Dunia II di Eropa.; Pasukan Jerman tidak pernah berinisiatif kembali di Timur dan menarik kekuatan militer yang luas dari Barat untuk menggantikan kerugian mereka.[13]
Serangan Jerman untuk menaklukan Stalingrad dimulai pada akhir musim panas tahun 1942, menggunakan Tentara Keenam Jerman dan unsur Panzer Tentara ke empat. Serangan itu didukung dengan pengeboman intensif oleh Luftwaffe yang meluluhkan banyak kota menjadi puing-puing. Pertempuran berubah menjadi pertempuran bangunan ke bangunan, dan kedua belah pihak saling menuangkan bala bantuan ke kota. Pada pertengahan November 1942, Jerman telah mendorong pembela Soviet kembali dengan biaya besar, menjadi zona sempit yang umumnya di sepanjang tepi barat Sungai Volga.
Pada tanggal 19 November 1942, Tentara Merah meluncurkan Operasi Uranus, serangan dua arah menargetkan pasukan kecil Rumania dan Hungaria yang melindungi Angkatan Darat Jerman ke-6.[14] Pasukan Poros di sisi-sisi yang diserbu dan tentara ke-6 terputus dan terkepung di daerah Stalingrad. Adolf Hitler memerintahkan tentara tinggal di Stalingrad dan tidak berusaha untuk keluar; sebaliknya, upaya dilakukan dengan memasok tentara melalui udara dan untuk memecahkan pengepungan dari luar. Pertempuran sengit berlangsung selama dua bulan. Pada awal Februari 1943, pasukan Poros di Stalingrad telah kehabisan amunisi dan makanan. Unsur-unsur yang tersisa dari Tentara Keenam Jerman menyerah.[15]:p.932 Pertempuran berlangsung lima bulan, satu minggu, dan tiga hari.
Pada bulan Juni 1942, Tentara Jerman (Wehrmacht) melancarkan kampanye musim panas kedua mereka terhadap Uni Soviet, yang disebut Operation Blau (Operasi Biru). Sebelumnya dalam operasi Barbarossa[16] Wehrmacht dihalau di pintu gerbang Moskow pada musim dingin 1941-1942. Pada tanggal 5 April 1942, Hitler mengeluarkan Petunjuk Führer No.41 yang berisi perintah untuk memulai kampanye baru terutama di area Sungai Don, Kaukasus dan Krimea. Didalam petunjuk itu Kota Stalingrad disebutkan hanya sepintas dan termasuk dalam tugas mengamankan sayap Jerman di Kaukasus.
Segala upaya akan dilakukan untuk mencapai Stalingrad, atau setidaknya membuat kota itu diserang artileri berat sehingga tidak lagi berguna sebagai pusat industri atau komunikasi.
Tidak sampai, Hitler mengeluarkan Petunjuk Führer No.45 di tanggal 23 Juni 1942 yang memerintahkan untuk menguasai dan menduduki kota Stalingrad dengan segala upaya. Di dalam petunjuk itu juga, Hitler membagi Grup Angkatan Darat Selatan menjadi dua, Grup Angkatan Darat A dan Grup Angkatan Darat B.[18] Stalingrad memiliki nilai politik dan propaganda besar jika dikuasai sekaligus menjadi pusat perekonomian Uni Soviet.
Operasi Biru diarahkan ke Rusia selatan dengan tujuan merebut ladang minyak di Grozny dan Maikop di Kaukasus, sekaligus memutus akses Uni Soviet dari bantuan Sekutu melalui Laut Kaspia serta memutus akses ke ladang minyak di Azerbaijan. Pasukan penyerbu Jerman dibagi dua kekuatan, yaitu Grup Angkatan Darat A dan Grup Angkatan Darat B
Grup Tentara B yang dipimpin oleh Marsekal Lapangan Fedor von Bock akan maju sepanjang Sungai Don termasuk Kota Stalingrad dengan tujuan melindungi sayap Grup Tentara A yang akan melaju ke Kaukasus. Grup Tentara A yang dipimpin Marsekal Lapangan Wilhelm List akan menyerbu Kaukasus dan menguasai ladang minyak di Grozny dan Maikop.[17]
Pentingnya Stalingrad
Pada mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat jalur logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya wilayah Uni Soviet. Gerak mundur pasukan Soviet juga terjadi akibat kegagalan mereka dalam membuat garis pertahanan yang baru karena cepatnya gerak maju pasukan Jerman. Tiba-tiba, pasukan Soviet yang sedang mundur diperintahkan Stalin untuk bertahan di Stalingrad, yang secara harfiah berarti "kota Stalin". Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga (jalur transportasi penting ke Laut Kaspia). Jatuhnya Stalingrad ke tangan Jerman akan memudahkan gerak maju pasukan Jerman menuju Kaukasus, yang memiliki cadangan minyak besar dan akan membuat Amerika kesulitan mengirim bantuan menuju Uni Soviet melalui Koridor Persia yang terletak di tepi Laut Kaspia.
Jalannya pertempuran
Menurut perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak terbunuh dalam setiap harinya. FührerAdolf Hitler memerintahkan pasukannya agar dalam kondisi apa pun, kota Stalingrad harus direbut. Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.
Sementara pasukannya bertempur mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musim dingin. Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November1942 ketika salju mulai turun. Serangan tersebut dengan cepat menggulung pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis belakang Angkatan Darat ke-6 Jerman. Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di Stalingrad terkepung.
Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan besar untuk menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah menyelesaikan pengepungannya. Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka. Akan tetapi, Soviet telah menambah jumlah meriam anti-pesawat yang berada di sekitar Stalingrad yang menyebabkan banyak pesawat Luftwaffe tertembak jatuh saat berusaha mengirimkan perbekalan untuk pasukan Jerman yang berada di dalam Stalingrad.
Suatu usaha lain untuk membebaskan pasukan Jerman yang terkepung dilakukan dengan mengirimkan Tentara Grup Don pimpinan Marsekal Erich von Manstein, salah seorang ahli strategi Jerman yang cemerlang. Akan tetapi, serangan tersebut berhasil dihentikan oleh bala bantuan Soviet yang masih segar di Kotelnikovo. Akhirnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan terkepung, Erich von Manstein menarik mundur pasukannya dan meninggalkan rekan-rekannya di Stalingrad menunggu nasib.
Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad merupakan awal dari kejatuhan Nazi. Hingga kini pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah manusia. Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa.
^Biesinger (2006: 699): "On August 23, 1942, the Germans began their attack."
^"Battle of Stalingrad". Encyclopædia Britannica. By the end of August, ... Gen. Friedrich Paulus, with 330,000 of the German Army's finest troops ... approached Stalingrad. On 23 August a German spearhead penetrated the city's northern suburbs, and the Luftwaffe rained incendiary bombs that destroyed most of the city's wooden housing.