Kerajaan Hungaria (Bahasa Hungaria: Magyar Királyság), dikenal juga sebagai Perwalian, yang muncul di peta Eropa pada 1920 sampai 1946 sebagai negara de facto di bawah naungan Admiral Miklós Horthy. Horthy resmi mewakili monarki Hungaria Charles IV, Apostolik Raja Hungaria. Upaya oleh Charles IV untuk kembali ke tahta dicegah oleh ancaman perang dari negara-negara tetangga dan oleh kurangnya dukungan dari Horthy.
Negara ini dianggap oleh beberapa sejarawan sebagai negara klien Nazi Jerman dari 1938 ke 1944.[1] Kerajaan Hungaria di bawah Horthy ini merupakan salah satu negara yang menandatangani Pakta Tripartit. Tahun 1944, setelah Rezim Horthy untuk meninggalkan perang, Jerman dengan cepat menduduki tanah Hungaria dan menggulingkan Rezim Horthy. Digantikan oleh Pemimpin Partai Salib Panah (Nyilaskeresztes Párt – Hungarista Mozgalom) yaitu Ferenc Szálasi dan membentuk pemerintahan baru yang dikontrol tepat di bawah komando pendudukan Jerman, dengan begitu otomatis Hungaria statusnya berubah, dari Kerajaan ke Negara Boneka.
Setelah pecahnya Kerajan Austria-Hungaria pasca Perang Dunia ke-1, Republik Demokratik Hungaria dan Republik Soviet Hungaria segera memproklamirkan diri pada 1918 dan 1919. Rezim Komunis Pendek Béla Kun meluncurkan aksi yang dikenal sebagai the "Teror Merah (Hungaria)", yang mana menggiring Hungaria berperang dengan Rumania. Pada Tahun 1920, jatuh ke dalam Konflik Perbedaan Ideologi, dengan Orang-Orang Hungaria Anti Komunis dan Pro-Monarki dengan kekerasan memburu dan membunuh dengan kejam orang-orang Radikal Sayap kiri, Intelek Komunis Hungaria, Bahkan Yahudi karena dianggap sebagai ancaman terhadap Kerajaan. Peristiwa ini disbut Teror Putih. Akhir tahun 1920 pasca penarikan cepat pasukan Rumania, Kerajaan Hungaria direstorasi kembali.
Pada tanggal 29 Februari 1920, sebuah Koalisi Politik Sayap Kanan bersatu dan memutuskan bentuk pemerintahan Hungaria adalah monarki konstitusional. Negara Pemenang Perang Dunia pertama jelas menolak raja Charles IV kembali naik takhta di Hungaria. Dengan kerusuhan sipil yang besar melonjak di Hungaria maka Admiral Miklós Horthy diutus untuk memimpin Tanah Lahir Tercinta nya Hungaria, Sándor Simonyi-Semadam adalah Perdana Menteri Pertama Kerajaan Hungaria.
Pada Tahun 1940, Kerajaan Hungaria menandatangani Pakta Tripartit dan dengan begitu masuk ke Blok Poros dan memaksa Wilayah Transylvania yang ditaklukan Romania untuk di kembalikan ke Hungaria. Pemimpin Jerman FührerAdolf Hitler dan Rezim Nazi membantu Hungaria mengambil wilayah tersebut dalam Putusan Arbitrase Wina Kedua. Sebagai balasannya Hitler meminta Hungaria membantu Kebutuhan Perang Jerman dan Kebijakan Rasial Jerman untuk menghindari Konflik di Masa Depan. Anti-Semitism sudah ada menjadi bagian Hungaria pada era 1918-1928 jadi tak masalah. Pada tahun 1944, setelah Hitler menggulingkan Rezim Horthy dan menginstal Rezim Setia Sampai Mati ke Hitler membantu Jerman memusnahkan penduduk yahudi yang masih ada di Hungaria.[butuh rujukan]
Referensi
^Seamus Dunn, T.G. Fraser. Europe and Ethnicity: The First World War and Contemporary Ethnic Conflict. Routledge, 1996. P97.