Perang Utsmaniyah-Habsburg merujuk pada rangkaian konflik militer antara Dinasti Utsmaniyah yang berpusat di Turki dengan Dinasti Habsburg yang memerintah di Kekaisaran Austria, Spanyol Habsburg dan untuk waktu-waktu tertentu, Kekaisaran Romawi Suci dan Kerajaan Hungaria. Bagian utama perang terjadi ini di Hungaria. Awalnya penaklukan Utsmaniyah di Eropa sukses dengan kemenangan besar atas Hungaria dan sekutunya di Mohacs. Sejak pertempuran ini Hungaria menjadi negara bawahan yang membayar upeti kepada Kesultanan Utsmaniyah.[1]
Pada abad ke-16, Utsmaniyah menjadi ancaman besar terhadap bangsa-bangsa Eropa, dan kapal-kapal Barbary yang tunduk kepada Utsmaniyah menyapu daerah kekuasaan Republik Venesia di Yunani. Perang ini juga dipersulit dengan adanya Reformasi Protestan, pertikaian dinasti Habsburg dengan Prancis dan perang internal di negara-negara anggota Kekaisaran Romawi Suci. Selain itu, Kesultanan Utsmaniyah juga harus bersaing dengan Kekaisaran Persia dan Kesultanan Mameluk, yang keduanya akhirnya dikalahkan dan dijadikan wilayah Utsmaniyah.
Nantinya, Perdamaian Westphalia (1648) dan Perang Suksesi Spanyol (awal abad ke-18) mengurangi kekuasaan dinasti Habsburg menjadi hanya di Kekaisaran Austria. Namun pada saat itu, Austria dan bangsa-bangsa Eropa sudah jauh lebih maju daripada Turki di bidang militer dan artileri sehingga tentara mereka lebih unggul daripada tentara Utsmaniyah dengan pasukan elitnya Yanisari. Habsburg memperoleh kemenangan-kemenangan dalam pertempuran-pertempuran di daratan Eropa, termasuk tiga kemenangan penting dari Liga Suci di Wina, Mohacs dan Zenta. Peperangan ini berakhir saat Austria dan Utsmaniyah bergabung menjadi sekutu dengan Kekaisaran Jerman sebelum Perang Dunia I. Pada Perang Dunia I, Kekaisaran Austria dan Utsmaniyah mengalami kekalahan besar dan akhirnya dibubarkan. Namun kedua dinasti yang kini tidak lagi berkuasa ini tetap mengklaim sebagai pewaris gelar Caesar.
Catatan kaki