Perang Arab–Khazar
Perang Arab–Khazar adalah serangkaian konflik yang terjadi antara tentara Kekhanan Khazar dan pasukan Arab di bawah Kekhalifahan Rasyidin, Umayyah, dan Abbasiyah. Konflik ini terbagi atas dua perang besar, Perang Arab–Khazar Pertama (642-652) dan Perang Arab–Khazar Kedua (707-717). Latar BelakangSejak zaman Nabi Muhammad, Muslim Arab menjalankan penaklukan terhadap daerah-daerah di jazirah Arab. Penaklukan ini berlangsung pada tahun 632 hingga 732.[6] Pada tahun 640, Armenia ditaklukan dan bagian selatan Kaukasus diduduki oleh kaum Arab. Hal ini memicu keresahan di pihak Khazar yang mendiami Azerbaijan.[7] Pertikaian serius pertama terjadi pada tahun 652, ketika orang-orang Arab mengepung ibukota Khazar di Balanjar. Namun, Arab mengalami kekalahan besar. Setelah kekalahan ini, terjadi perang saudara di kekhalifahan dan pasukan Arab menyerang daerah lain.[8] Hingga awal abad ke-8, hanya serangkaian serangan kecil yang terjadi. Pertempuran menjadi lebih intensif pada paruh pertama abad ke-8. Pada 722, pasukan Arab di bawah kepemimpinan Al-Jarrah bin Abdullah al-Hakami berhasil mengepung Balanjar. Khagan dipaksa untuk mendirikan ibu kota barunya di hilir Sungai Volga. Pada 730, pasukan Khazar menyerbu Azebaijan dan daerah sekitarnya hingga akhirnya dihadang oleh pasukan kekhalifahan yang dipimpin oleh Sa'id bin Amr al-Harasyi di Mosul. Pasukan Arab kemudian meluncurkan serangan balik yang sukses dibawah pimpinan Maslamah bin Abdul-Malik.[9] Awal mula perang Arab-Khazar juga dikaitkan dengan perang Arab dengan Kekaisaran Bizantium di timur Anatolia, daerah yang berdekatan dengan Kaukasus. Kekaisaran Bizantium di saat itu menjalin hubungan erat dengan Khazar.[10] Adanya kemungkinan pasukan Khazar mendekat dengan Bizantium melalui Armenia adalah ancaman besar bagi kekhalifahan. Armenia dekat dengan daerah strategis Kekhalifahan Umayyah di Suriah sehingga berpotensi menjadi daerah pemasok pasukan militer yang menguntungkan Bizantium.[9] Perang PertamaAwalnya, Kekhanan Khazar berkembang dari wilayah daerah Kaukasus Utara dan sekitar aliran sungai Volga dan Don. Beberapa dekade kemudian, bangsa Khazar memperluas wilayah mereka hingga ke sungai Dnieper di bagian barat dan ke Laut Aral di sebelah timur. Di Kaukasus Selatan, pasukan Khazar berhadapan dengan pasukan Arab yang sedang menguat dan telah mengalahkan Kekaisaran Sassaniyah di Iran. Selama pemerintahan Khalifah Umar (berkuasa 634–644), tentara Arab melakukan serangan pertama ke Balanjar di bawah pimpinan jenderal Abdurrahman bin Rabi'ah pada tahun 642.[2] Dari tahun 651 hingga 652, tentara Arab berhasil melewati daerah utara Derbent, tetapi kemudian dikalahkan oleh pasukan Khazar di Balanjar. Pertempuran pada tahun 652 menimbulkan korban jiwa sebanyak empat ribu orang di pihak Arab, termasuk seorang saudara laki-laki Abdurrahman bin Rabi'ah, yaitu Salman bin Rabi'ah.[11] Perang KeduaHingga awal abad ke-8, tidak terjadi konflik besar antara kedua pihak. Di saat itu kekuasaan Bizantium telah melemah dan Armenia menjadi provinsi Arab Arminiya.[12] Orang Arab dan Khazar sekarang berhadapan langsung untuk merebut kekuasaan di Kaukasus. Konfik mulai muncul di bawah pimpinan Maslamah, putra Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Pihak Arab melancarkan serangan di Adharbayjan hingga Derbent pada awal tahun 707. Serangan selanjutnya terjadi di Derbent lewat Ekspedisi Maslamah pada tahun 713 sampai 714.[3] Pada tahun 717, pasukan Khazar menyerbu Azerbaijan, tetapi berhasil dibendung pasukan Arab. Pasukan Arab bahkan menawan lima puluh prajurit Khazar dan membawanya ke kekhalifahan.[13] Referensi
Daftar Pustaka
|