Pada 14 April 2022, tokoh bisnis Elon Musk menawarkan untuk membeli perusahaan media sosialTwitter, Inc., dan menyelesaikannya pada tanggal 27 Oktober 2022. Musk mulai membeli saham perusahaan pada Januari 2022, dan menjadi pemegang saham terbesar pada bulan April dengan kepemilikan 9.1 persen. Twitter mengundang Musk untuk bergabung dengan dewan direksi, sebuah tawaran yang awalnya ia terima sebelum akhirnya ia tolak. Pada tanggal 14 April, Musk mengajukan tawaran yang tidak diminta untuk membeli perusahaan, yang pada awalnya ditanggapi oleh dewan direksi Twitter dengan menggunakan strategi "pil racun [en]" untuk menolak pengambilalihan yang tidak bersahabat [en] dengan cara memungkinkan pemegang saham membeli saham tambahan jika terjadi pembelian,[1] namun akhirnya dengan suara bulat menerima tawaran pembelian dari Musk sebesar $44 miliar pada tanggal 25 April. Musk menyatakan bahwa ia berencana untuk memperkenalkan fitur-fitur baru pada platform ini, membuat algoritmanya menjadi sumber terbuka, memerangi akun-akun spambot, dan mempromosikan kebebasan berbicara.
Pada bulan Juli, Musk mengumumkan niatnya untuk mengakhiri perjanjian tersebut, dengan menyatakan bahwa Twitter telah melanggar perjanjian mereka dengan menolak untuk menindak akun-akun spambot. Perusahaan tersebut mengajukan gugatan terhadap Musk di Pengadilan Delaware [en] tidak lama setelah itu, dengan persidangan dijadwalkan pada minggu 17 Oktober. Beberapa minggu sebelum persidangan dimulai, Musk berbalik arah, mengumumkan bahwa ia akan melanjutkan akuisisi tersebut. Kesepakatan tersebut ditutup pada tanggal 27 Oktober, dengan Musk segera menjadi pemilik dan CEO Twitter yang baru. Twitter pun menjadi perusahaan swasta dan digabungkan ke dalam perusahaan induk baru bernama X Corp. Setelah mengakuisisi Twitter, Musk segera memecat beberapa eksekutif puncak, termasuk CEO sebelumnya, Parag Agrawal. Musk kemudian mengusulkan beberapa reformasi di Twitter dan memberhentikan setengah dari tenaga kerja perusahaan. Ratusan karyawan kemudian mengundurkan diri dari perusahaan setelah Musk mengeluarkan ultimatum yang menuntut mereka untuk melakukan pekerjaan yang [extremely hardcore] "sangat keras".
Reaksi terhadap akuisisi ini bermacam-macam, dengan pujian atas rencana reformasi dan visi Musk untuk perusahaan, terutama seruannya untuk kebebasan berbicara yang lebih besar, tetapi juga kritik atas kekhawatiran akan potensi peningkatan misinformasi, disinformasi, pelecehan, dan ujaran kebencian di platform tersebut. Di Amerika Serikat, kelompok konservatif sebagian besar mendukung akuisisi ini, sementara banyak kelompok liberal dan mantan karyawan Twitter yang menyuarakan keprihatinan mereka terhadap niat Musk. Sejak menjadi pemilik, Musk telah menghadapi reaksi keras atas penanganannya terhadap perusahaan dan penangguhan akun.[2][3][4]
Elon Musk menerbitkan tweet pertamanya di akun Twitter pribadinya pada Juni 2010,[5] dan memiliki lebih dari 80 juta pengikut pada saat pembelian.[6] Pada tahun 2017, sebagai tanggapan atas tweet yang menyarankan Musk membeli Twitter, dia menjawab, "Berapa harganya?"[7] Pada 24 Maret 2022, Musk mulai men-tweet pernyataan kritis terhadap Twitter,[8] melakukan polling kepada pengikutnya tentang apakah Twitter menganut prinsip bahwa "kebebasan berbicara merupakan hal yang esensial untuk berfungsinya demokrasi".[9] Beberapa hari kemudian, ia mendiskusikan masa depan media sosial dengan salah satu pendiri dan mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, serta menjajaki kemungkinan bergabung dengan dewan direksi Twitter bersama dengan salah satu CEO perusahaan ekuitas swasta [en]Silver Lake, Egon Durban. Dia menyampaikan ide ini kepada ketua dewan direksi Twitter Bret Taylor dan CEO Parag Agrawal, mengusulkan untuk mengambil alih perusahaan menjadi perusahaan swasta atau memulai platform media sosial saingan.[10] Dorsey menanggapi Musk melalui sebuah pesan teks, mengatakan bahwa ia berharap Twitter dapat menjadi sumber terbuka dan bahwa ia tidak berhasil mendorong Musk untuk masuk ke dalam jajaran direksi Twitter setahun sebelumnya, sebuah langkah yang mendorong kepergiannya dari perannya sebagai CEO.[11]
Perkembangan awal
Musk mulai membeli saham Twitter pada 31 Januari 2022.[8] Pada tanggal 4 April, Musk mengumumkan bahwa dia telah mengakuisisi 9,2 persen saham Twitter senilai $2,64 miliar pada 14 Maret[12] menjadikannya pemegang saham terbesar perusahaan tersebut.[13] Setelah pengumuman tersebut, saham Twitter mengalami lonjakan terbesar dalam satu hari sejak penawaran umum perdana (IPO) perusahaan pada tahun 2013, naik sebanyak 27 persen.[14] Pada tanggal 5 April, Twitter mengundang Musk untuk bergabung dengan dewan direksi perusahaan,[15] dan Musk menerimanya.[16] Hal ini telah direkomendasikan kepada dewan oleh Komite Nominasi dan Tata Kelola Perusahaan Twitter tiga hari sebelumnya, dengan beberapa anggota dewan menyatakan keprihatinannya tentang potensi "dampak buruk terhadap nilai pemegang saham."[10] Posisi itu akan melarang Musk melampaui 14,9 persen kepemilikan saham.[17][10] Pada hari itu, Musk menelepon Dorsey, yang menolak saran Musk untuk tetap berada di dewan.[10]
Pada tanggal 11 April, setelah menerbitkan beberapa tweet yang mengkritik perusahaan, Musk memutuskan untuk tidak bergabung dengan dewan.[18] Sebaliknya, ia memberi tahu Twitter bahwa ia berniat mengajukan penawaran untuk mengambil alih perusahaan secara privatisasi. Pada tanggal 12 April, dewan direksi Twitter bertemu dengan para pengacara dan penasihat keuangan untuk membahas konsekuensi dari kesepakatan semacam itu serta opsi-opsi yang ada,[10] sementara pemegang saham perusahaan, Marc Bain Rasella, menggugat Musk karena diduga telah memanipulasi harga saham perusahaan dan melanggar peraturan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC).[19]
Pada tanggal 14 April, Musk mengajukan penawaran yang tidak diminta dan tidak mengikat kepada Twitter untuk membeli perusahaan tersebut dengan harga $43 miliar, atau $54,20 per lembar saham, dan menjadikannya milik pribadi.[21] Meskipun tawaran tersebut diajukan kepada manajemen perusahaan, tawaran tersebut digambarkan sebagai upaya pengambilalihan yang tidak bersahabat karena adanya ancaman tersirat untuk membeli saham yang beredar jika manajemen menolaknya.[22][23] Dewan menjawab bahwa mereka akan "meninjau proposal tersebut dengan hati-hati".[24] Dalam sebuah wawancara TED, Musk mengatakan bahwa ia bertujuan untuk menjadikan Twitter sebagai "platform untuk kebebasan berbicara di seluruh dunia", menyebut kebebasan berbicara sebagai "keharusan sosial sebagai sebuah fungsi demokrasi" dan bersikeras bahwa ia tidak melakukan penawaran tersebut untuk meningkatkan kekayaannya.[25][26] Para kritikus mencatat bahwa ia lebih tertarik untuk mengubah kebijakan moderasi Twitter daripada melawan penyensoran pemerintah.[27] Menurut The Washington Post, pelarangan akun-akun seperti The Babylon Bee [en] telah mendorong Musk untuk melakukan akuisisi.[28] Harga $54,20 per lembar saham diyakini sebagai referensi untuk 420, sebuah istilah gaul dalam budaya ganja untuk konsumsi ganja.[29]
Pada tanggal 15 April, dewan direksi Twitter mengumumkan strategi "pil racun", yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham tambahan jika terjadi pengambilalihan yang tidak bersahabat; rencana tersebut akan berakhir pada tanggal 14 April 2023.[1] Pada tanggal 17 April, Taylor didesak oleh pemegang saham institusional terbesar Twitter untuk "mempertimbangkan secara serius" tawaran tersebut.[10] Pada tanggal 20 April, Musk mengungkapkan bahwa ia telah mendapatkan pembiayaan yang disediakan oleh sekelompok bank yang dipimpin oleh Morgan Stanley, Bank of America, Barclays, MUFG, Société Générale, Mizuho Bank, dan BNP Paribas, untuk penawaran tender yang potensial guna mengakuisisi perusahaan.[30][31] Pendanaan tersebut mencakup $7 miliar pinjaman bank dengan jaminan senior; $6 miliar dalam bentuk utang subordinasi; $6,25 miliar dalam bentuk pinjaman bank kepada Musk secara pribadi, yang dijamin dengan $62,5 miliar saham Tesla miliknya; $20 miliar dalam bentuk ekuitas tunai dari Musk, yang akan diberikan melalui penjualan saham Tesla dan aset-aset lainnya; serta $7,1 miliar dalam bentuk ekuitas dari 19 investor independen.[32][33][34]
Dana sebesar $13 miliar yang awalnya diusulkan untuk dipinjam oleh Twitter setara dengan tujuh kali lipat dari proyeksi arus kas operasional perusahaan di tahun 2022; beberapa bank menganggap bahwa angka tersebut terlalu berisiko dan memilih untuk hanya berpartisipasi dalam pinjaman marjin sebesar $12,5 miliar kepada Musk.[35] Hutang ini diperkirakan menelan biaya sekitar $1 miliar dalam bentuk bunga dan biaya tahunan.[30] Dua hari setelah mengumumkan penawarannya, Musk mendaftarkan tiga perusahaan induk dengan nama "X Holdings" sebagai persiapan pengambilalihan.[36] Saham Tesla turun 12 persen pada hari setelah akuisisi diumumkan, di tengah penurunan yang lebih kecil di bursa pasar yang lebih luas. Musk mengalami kerugian sebesar $21 miliar pada hari itu. Dalam waktu tiga hari setelah Twitter setuju untuk diakuisisi, Musk telah menjual $8,5 miliar saham Tesla miliknya.[37][38]
Pengumuman akuisisi
Pada tanggal 23 April, Musk memberi tahu Taylor bahwa tawarannya adalah yang "terbaik dan final", mendesaknya untuk menerimanya dalam sebuah surat yang dikirim keesokan harinya.[10] Beberapa media kemudian melaporkan bahwa Twitter sedang dalam negosiasi akhir untuk menerima tawaran Musk,[39][40] dengan kesepakatan yang diharapkan akan tercapai keesokan harinya,[41] meskipun Reuters memperingatkan bahwa kesepakatan itu masih bisa saja berantakan.[42]