Paiton, Probolinggo
Paiton adalah sebuah kecamatan paling timur di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan Paiton terkenal dengan kehadiran kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Uap terbesar se-Asia Tenggara. GeografiPaiton terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di utara, Kecamatan Kraksaan dan Kecamatan Besuk di sebelah barat, Kecamatan Pakuniran dan Kecamatan Kotaanyar di selatan, serta Kabupaten Situbondo di sisi Timur. Berada di koordinat 7°43'30"S 113°32'32"E.
PemerintahanPembagian administratif Kecamatan Paiton terdiri dari 20 desa, yakni:
Industri Pembangkit ListrikDi sini terletak kompleks Pembangkit Listrik, tepatnya di desa Bhinor. Terdapat 6 unit pembangkit listrik:
PerkebunanSelain itu, di Paiton menjadi daerah penyangga industri rokok berskala internasional. Pasar Baru Paiton, dahulu disini berdiri CV Daoen Mas yang turut mengemas tembakau yang akan dikirim ke Bremen Jerman. Generasi berikutnya bekerjasama dengan GG-Kediri mendirikan Gudang GG di Sumberanyar, Paiton. Sekarang ada gudang tembakau dari perusahaan lain a.l Djarum-Kudus, PT Sampoerna, Noyorono, PT Bentoel Indonesia. PendidikanPaiton memiliki rata-rata 1 Sekolah Dasar Negeri di setiap desanya. Bahkan beberapa desa juga mempunyai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Beberapa Lembaga Pendidikan yang berada di Kecamatan paiton, diantaranya:
Tempat Wisata dan Penginapan
PerekonomianMata pencarian masyarakat Paiton umumnya adalah sebagai petani, nelayan, pedagang barter seperti tembakau (blandang), PNS seperti guru banyak berasal dari Yogyakarta. Bahkan para guru yang berasal dari Yogyakarta tersebut membentuk koperasi yang di beri nama Koperasi Keluarga Guru Yogyakarta (KKGY) yang sejak dari awal berdirinya di pimpin oleh alm. Anton Djupri BA hingga tahun 2001. Pembauran tampak dilakukan oleh para guru Yogyakarta yang sering di sebut sebagai pendatang oleh masyarakat setempat tampak berjalan dengan baik. Kehadiran kompleks Pembangkit Listrik memberi nuansa baru di Paiton sejak 1987 sebagai lapangan kerja era industri. Mekanisme pasar tembakau Paiton menghadirkan Gudang Garam, Djarum dan HM Sampoerna sebagai pembeli utama tembakau Paiton. Para Nelayan Paiton sejak menggunakan tenaga mesin memberi perubahan ekonomi luar biasa, beberapa tempat sekarang tampak tidak kumuh lagi. Di Sumber Anyar terdapat TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ), banyak nelayan dari Pasuruan, Situbondo, Sampang, Muncar singgah disini. SejarahTerdapat sisa-sisa jalur transportasi kereta api yang berupa pondasi jembatan dan rangkanya, sedangkan bekas Stasiun Paiton sendiri dibongkar tahun 1985 dan digunakan sebagai Koramil dan studio foto, sebagian lahan milik PT. KAI ini juga dijadikan rumah hunian oleh warga dengan status sewa. Dulu juga terdapat Pabrik Gula Paiton yang hancur pada masa penjajahan Jepang antara tahun 1942-1943 dan sekarang menjadi lapangan sepak bola, kantor pos, diknas Paiton, SMP BP, Kantor Pengairan dan Polsek Paiton. Sejarah menempatkan Paiton sebagai tempat penting, dengan ditemukannya peninggalan purbakala Candi Jabung di desa Jabung Candi tempat upacara sraddha diselenggarakan pada masa Majapahit. Pada tanggal 8 Oktober 2003, sebuah bus pariwisata yang membawa anak-anak sekolah bertabrakan dengan dua truk di dekat perbatasan antara Probolinggo dan Situbondo, Jawa Timur, menewaskan 54 orang. Kecelakaan ini juga disebut sebagai Kecelakaan bus Paiton 2003 atau Tragedi Paiton karena lokasinya yang dekat dengan PLTU Paiton. Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Paiton. |