Di sini terletak kompleks Pembangkit Listrik, tepatnya di desa Bhinor. Terdapat 6 unit pembangkit listrik:
Unit 1 & 2 dengan kapasitas paling kecil, yakni 800MW dimiliki dan dioperasikan oleh Unit Pembangkitan Paiton
Unit 5 & 6 berkapasitas 1260MW dimiliki oleh Jawa Power dan dioperasikan oleh YTL Jawa Timur.
Unit 7 & 8 memiliki kapasitas 1200MW dimiliki oleh Paiton Energy Co dan dioperasikan oleh PT. International Power Mitsui Operation & Maintenence Indonesia (IPMOMI).
Unit 3 memiliki kapasitas 815MW yang pembangunannya telah dirampungkan di bulan Februari 2012 dan menjalankan produksi komersialnya, terhitung sejak April 2012. Unit ini merupakan singel unit pembangkit terbesar yang dimiliki Indonesia saat ini, dengan teknologi Super Critical Boiler. Teknologi ini memungkinkan pembangkitan listrik dilakukan dengan sangat efisien.
Unit 9 saat ini (2023 - red) dibangun oleh konsorsium kontraktor dari China, dan telah beroperasi dengan beban maksimum 660MW.
Perkebunan
Selain itu, di Paiton menjadi daerah penyangga industri rokok berskala internasional. Pasar Baru Paiton, dahulu disini berdiri CV Daoen Mas yang turut mengemas tembakau yang akan dikirim ke BremenJerman. Generasi berikutnya bekerjasama dengan GG-Kediri mendirikan Gudang GG di Sumberanyar, Paiton. Sekarang ada gudang tembakau dari perusahaan lain a.l Djarum-Kudus, PT Sampoerna, Noyorono, PT Bentoel Indonesia.
Pendidikan
Paiton memiliki rata-rata 1 Sekolah Dasar Negeri di setiap desanya. Bahkan beberapa desa juga mempunyai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Beberapa Lembaga Pendidikan yang berada di Kecamatan paiton, diantaranya:
Mata pencarian masyarakat Paiton umumnya adalah sebagai petani, nelayan, pedagang barter seperti tembakau (blandang), PNS seperti guru banyak berasal dari Yogyakarta. Bahkan para guru yang berasal dari Yogyakarta tersebut membentuk koperasi yang di beri nama Koperasi Keluarga Guru Yogyakarta (KKGY) yang sejak dari awal berdirinya di pimpin oleh alm. Anton Djupri BA hingga tahun 2001. Pembauran tampak dilakukan oleh para guru Yogyakarta yang sering di sebut sebagai pendatang oleh masyarakat setempat tampak berjalan dengan baik. Kehadiran kompleks Pembangkit Listrik memberi nuansa baru di Paiton sejak 1987 sebagai lapangan kerja era industri.
Mekanisme pasar tembakau Paiton menghadirkan Gudang Garam, Djarum dan HM Sampoerna sebagai pembeli utama tembakau Paiton.
Para Nelayan Paiton sejak menggunakan tenaga mesin memberi perubahan ekonomi luar biasa, beberapa tempat sekarang tampak tidak kumuh lagi. Di Sumber Anyar terdapat TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ), banyak nelayan dari Pasuruan, Situbondo, Sampang, Muncar singgah disini.
Sejarah
Terdapat sisa-sisa jalur transportasi kereta api yang berupa pondasi jembatan dan rangkanya, sedangkan bekas Stasiun Paiton sendiri dibongkar tahun 1985 dan digunakan sebagai Koramil dan studio foto, sebagian lahan milik PT. KAI ini juga dijadikan rumah hunian oleh warga dengan status sewa. Dulu juga terdapat Pabrik Gula Paiton yang hancur pada masa penjajahan Jepang antara tahun 1942-1943 dan sekarang menjadi lapangan sepak bola, kantor pos, diknas Paiton, SMP BP, Kantor Pengairan dan Polsek Paiton.
Sejarah menempatkan Paiton sebagai tempat penting, dengan ditemukannya peninggalan purbakala Candi Jabung di desa Jabung Candi tempat upacara sraddha diselenggarakan pada masa Majapahit.
Pada tanggal 8 Oktober 2003, sebuah bus pariwisata yang membawa anak-anak sekolah bertabrakan dengan dua truk di dekat perbatasan antara Probolinggo dan Situbondo, Jawa Timur, menewaskan 54 orang. Kecelakaan ini juga disebut sebagai Kecelakaan bus Paiton 2003 atau Tragedi Paiton karena lokasinya yang dekat dengan PLTU Paiton.