Kesehatan (biru)
|
Kemudahan untuk terbakar (merah)
|
4
|
Paparan yang sangat singkat dapat mengakibatkan kematian atau luka residual parah (misalnya, hidrogen sianida, fosfin)
|
4
|
Mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal, atau mudah menguap dan akan mudah terbakar (misalnya, propana). Titik nyala dibawah 23 °C (73 °F)
|
3
|
Paparan dalam jumlah dapat mengakibatkan luka sementara atau luka residual sedang sampai serius (misalnya, gas klorin)
|
3
|
Zat yang dapat terbakar hampir disemua kondisi sekitar (misalnya, bensin). Cairan memiliki titik nyala dibawah 23 °C (73 °F) dan memiliki titik didih lebih atau sama dengan 38 °C (100 °F) atau titik nyala di antara 23 °C (73 °F) sampai 38 °C (100 °F)
|
2
|
Paparan dalam jumlah besar atau terus menerus tetapi tidak kronis dapat mengakibatkan cacat sementara atau kemungkinan luka residual (misalnya, dietil eter)
|
2
|
Pemanasan moderat dapat memicu Pembakaran (misalnya, diesel). Titik nyala di antara 38 °C (100 °F) dan 93 °C (200 °F)
|
1
|
Paparan zat ini menyebabkan iritasi dengan luka residual kecil (misalnya, aseton)
|
1
|
Pemanasan dapat menyebabkan pembakaran (misalnya, minyak kedelai). Memiliki titik nyala di atas 93 °C (200 °F)
|
0
|
Tidak menimbulkan bahaya kesehatan, tidak ada tindakan pencegahan yang diperlukan (misalnya, lanolin)
|
0
|
Tidak akan terbakar (misalnya, air)
|
Instabilitas/reaktivitas (kuning)
|
Khusus (putih)
|
4
|
Mudah terdetonasi atau meledak pada tekanan dan suhu normal (misalnya, nitrogliserin, RDX)
|
|
Label putih dapat mengandung beberapa peringatan khusus. Simbol-simbol ini adalah yang digunakan oleh standar NFPA 704.
|
3
|
Dapat terdetonasi atau meledak namun membutuhkan rangsangan yang kuat, seperti dipanaskan sebelum inisiasi, bereaksi eksplosif dengan air, atau akan meledak apabila "terkejut" (misalnya, amonium nitrat)
|
W
|
Bereaksi dengan air dengan cara yang tidak biasa atau berbahaya (misalnya, cesium, sodium, asam sulfat)
|
2
|
Mengalami perubahan kimia secara drastis pada tekanan dan suhu yang tinggi, bereaksi keras dengan air, atau dapat membentuk zat eksplosif bila dicampur air (misalnya, fosfor, kalium, sodium)
|
OX
|
Oksidan (misalnya, kalium perklorat, amonium nitrat, hidrogen peroksida)
|
1
|
Stabil, namun bisa menjadi tidak stabil pada tekanan dan suhu yang tinggi (misalnya, propana)
|
SA
|
Gas asfiksan sederhana. Terkhusus untuk gas: nitrogen, helium, neon, argon, krypton dan xenon.[1]
|
0
|
Stabil, bahkan apabila terpapar dengan api, dan tidak bereaksi dengan air (e.g. helium)
|
|
|
|
Simbol non-standar (putih)
|
|
Simbol bahaya di kolom ini bukan simbol standar NFPA 704, tetapi adakalanya digunakan pada zat-zat tertentu.
|
COR
|
Korosif; asam kuat atau basa kuat (contoh: asam sulfat, kalium hidroksida)
|
ACID, ALK
|
Asam atau alkali, untuk lebih spesifik
|
BIO atau
|
Bahaya biologi (Contoh: virus cacar)
|
POI
|
Racun: Poison (Ing.) Contoh: striknin, arsen
|
RA, RAD, atau
|
Bahan yang memancarkan sinar radioaktif. Contoh: uranium, plutonium, radium
|
CYL atau CRYO
|
Kriogenik. Contoh: nitrogen cair.
|