Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) dulu adalah sebuah produsen kedirgantaraan asal Jerman Barat. Perusahaan ini dibentuk pada akhir dekade 1960-an sebagai hasil dari upaya untuk mengkonsolidasi industri dirgantara di Jerman Barat. Produsen pesawat terbang Messerschmitt AG digabung dengan firma rekayasa sipil dan aviasi Bölkow pada tahun 1968, sementara produsen pesawat terbang Hamburger Flugzeugbau diakuisisi oleh perusahaan ini setahun kemudian.
Perusahaan ini bertanggung jawab mengembangkan dan memproduksi berbagai macam pesawat terbang. Salah satu produk paling terkenal dari perusahaan ini adalah helikopter mesin ganda ringan MBB Bo 105, dan turunannya yang lebih besar, yakni MBB/Kawasaki BK 117. MBB dulu juga merupakan mitra kunci pada pesawat terbang jet ganda berbadan lebar Airbus A300. Keterlibatan perusahaan ini dalam pengembangan dan produksi A300 pun membuat perusahaan ini menjadi bagian penting dari konsorsium Airbus. Perusahaan ini juga terlibat dalam sejumlah program pesawat terbang eksperimental, salah satunya MBB Lampyridae, pesawat siluman yang akhirnya batal dikembangkan.
Pada tahun 1989, perusahaan ini dibeli oleh Deutsche Aerospace AG (DASA). Pasca sejumlah penggabungan dan restrukturisasi, bekas aset MBB kini menjadi bagian dari Airbus Group.
Produk paling sukses dari perusahaan ini terutama adalah helikopter MBB Bo 105. Helikopter yang perancangannya dipimpin oleh Ludwig Bölkow tersebut menggunakan rotor utama nirengsel yang terbuat dari kaca serat.[3] Pada tanggal 13 Oktober 1970, Otoritas Penerbangan Sipil Jerman mensertifikasi Bo 105, sehingga helikopter tersebut dapat diserahkan ke pembeli pertamanya, yakni ADAC Air Rescue dan Kepolisian Bavaria, tidak lama kemudian. Pada tahun 1972, dikembangkan peningkatan dari Bo 105 dengan mesin yang lebih besar, yakni Bo 105C, yang kemudian disusul dengan Bo 105A.[4] Setelah mulai dioperasikan pada tahun 1970, Bo 105 terbukti cukup laku, sehingga tetap diproduksi hingga tahun 2001. Pada akhirnya, 1.406 unit Bo 105 berhasil diproduksi dan dioperasikan di 55 negara di seluruh dunia.[4] Bo 105 pun menjadi dasar dari sejumlah turunannya, seperti MBB/Kawasaki BK 117.[5]
Pada dekade 1970-an, setelah mendapat reputasi atas kehandalan dan keamanan produknya, MBB, bersama salah satu pemegang saham besarnya, yakni Boeing Vertol, mulai mempelajari kemungkinan untuk memproduksi versi lebih besar dari Bo 105.[6] Namun, Boeing kemudian mundur dari pengembangan tersebut, sehingga MBB akhirnya mengajak Kawasaki Heavy Industries asal Jepang.[7] Pada tanggal 25 Februari 1977, MBB dan Kawasaki meneken perjanjian untuk bekerja sama dalam mengembangkan helikopter baru. Di bawah perjanjian tersebut, kedua perusahaan tersebut menggabungkan proyeknya yang bertujuan untuk memproduksi helikopter mesin ganda, yakni Bo 107 dari MBB dan KH-7 dari Kawasaki.[8] MBB kemudian bertanggung jawab mengembangkan rotor (didasarkan pada sistem rotor kaku yang sebelumnya digunakan di Bo 105), tailboom, kendali penerbangan, dan sistem hidrolik, sementara Kawasaki bertanggung jawab mengembangkan roda pendaratan, bingkai udara, transmisi utama, sistem kelistrikan, dan komponen kecil lainnya.[7] MBB dan Kawasaki lalu sama-sama mendirikan lini perakitan helikopter guna memenuhi permintaan dari pasarnya masing-masing.[7][9]
Turunan yang lebih canggih dari Bo 105 yang awalnya disebut oleh MBB sebagai Bo 108, mulai dikembangkan pada dekade 1970-an. Perusahaan ini mengembangkan Bo 108 melalui kemitraan dengan Aérospatiale asal Prancis. Bo 108 awalnya ditujukan sebagai demonstrator teknologi, menggabungkan kesuksesan Bo 105 dengan kecanggihan baru dan desain yang lebih aerodinamis.[10][11] Teknologi yang dipasang di Bo 108 meliputi FADEC pertama di helikopter, rotor utama nirengsel, dan transmisi baru. Pertama kali diterbangkan pada tanggal 17 Oktober 1988, versi produksi diperkenalkan dengan nama Eurocopter EC135 pada awal dekade 1990-an, dan seperti Bo 105, EC135 pun cukup suksss di pasaran.[10]
Salah satu kemitraan terpenting yang melibatkan MBB adalah Airbus A300. Pada tanggal 26 September 1967, pemerintah Britania Raya, Prancis, dan Jerman Barat meneken sebuah nota kesepahaman untuk mulai mengembangkan A300.[12][13][14] Pada saat itu, A300 adalah salah satu dari hanya dua program pesawat terbang besar di Eropa, selain Concorde.[15] Di bawah nota kesepahaman tersebut, Britania Raya dan Prancis masing-masing mendapat 37,5% saham proyek tersebut, sementara Jerman mendapat 25% saham. Sud Aviation asal Prancis kemudian ditetapkan sebagai pemimpin proyek A300, sementara Hawker Siddeley ditunjuk sebagai mitra di Britania Raya.[16] Pada tanggal 29 Mei 1969, selama Paris Air Show, Menteri Perhubungan Prancis Jean Chamant dan Menteri Ekonomi Jerman Karl Schiller meneken sebuah perjanjian untuk resmi meluncurkan Airbus A300, pesawat terbang mesin ganda berbadan lebar pertama di dunia.[16] Proyek tersebut ditujukan untuk memproduksi pesawat terbang yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih ekonomis daripada McDonnell Douglas DC-10 dan Lockheed L-1011 TriStar.[17]
Sesaat setelah perjanjian di Paris Air Show, diputuskan bahwa, guna menyediakan manajemen tanggung jawab yang efektif, sebuah Groupement d'intérêt économique akan didirikan, untuk memungkinkan sejumlah mitra mengerjakan proyek A300, sembari tetap menjadi sebuah entitas bisnis yang terpisah. Organisasi tersebut pun menjadi cikal bakal Airbus Group.[16] Pada tanggal 18 Desember 1970, Airbus Industrie resmi dibentuk setelah adanya perjanjian antara Aérospatiale (hasil penggabungan antara Sud Aviation dan Nord Aviation) asal Prancis dan pendahulu Deutsche Aerospace asal Jerman, dengan masing-masing mendapat 50% saham dari perusahaan hasil penggabungan.[17][18][19] Pada tanggal 15 Maret 1974, otoritas di Jerman dan Prancis menerbitkan sertifikat tipe untuk A300, sehingga memungkinkan A300 mulai beroperasi secara komersial.[20] Sepuluh tahun setelah meluncurkan A300, Airbus telah menguasai 26% pangsa pasar, sehingga memungkinkan Airbus untuk mengembangkan Airbus A310.[20]
MBB-Liftsystems AG, yang memproduksi sistem pengangkatan untuk truk dan van
MBB-Sondertechnik (kini FHS Förder– und Hebesysteme GmbH), mengembangkan rotor angin pada dekade 1980-an dan 1990-an, dan sistem pengangkatan untuk keperluan militer.
MBB Gelma GmbH, memproduksi unit pencatat waktu dan unit kendali mesin (kini dimiliki oleh DORMA KG)
Pitt, Ivan L. and John Randolph Norsworthy. Economics of the U.S. Commercial Airline Industry: Productivity, Technology and Deregulation. Springer, 2012. ISBN1-4615-5031-9.
Senguttuvan, P. S. Fundamentals of Air Transport Management. Excel Books India, 2006. ISBN81-7446-459-X.
Simons, Graham. The Airbus A380: A History. Pen and Sword, 2014. ISBN1-78303-041-0.