Kota Martapura (Metapoora) jaraknya sekitar 10 mil dari Kayu Tangi (Caytonge atau Cotatengah).[1] Martapura merupakan ibu kota Kesultanan Banjar (terakhir pada masa pemerintahan Sultan Adam).
Kota ini terkenal sebagai Kota santri di Kalimantan, karena terdapat puluhan pesantren di sini, Salah satu pesantren yang terkenal di Martapura adalah Pesantren Darussalam.
Kota Intan
Kota ini juga terkenal dan sering dikunjungi wisatawan karena merupakan pusat transaksi penjualan intan dan tempat penggosokan intan utama di Kalimantan dan menyediakan banyak cenderamata batu mulia.
Martapura adalah kota “berkilau” secara harfiah karena memang dikenal sebagai penghasil banyak batu mulia. Martapura juga merupakan pusat pengolahan berlian sekaligus tempat transaksi berlian di Kalimantan. Martapura disebut-sebut sebagai salah satu daerah penghasil batu mulia berkualitas terbaik di dunia.[2]
Bagi penggemar perhiasan dan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, bros, dan lainnya terutama yang terbuat dari berlian murni, emas, perak, dan berbagai batu permata lain, maka Martapura adalah tempat yang tepat untuk berburu perhiasan tersebut. Kualitas perhiasan Martapura yang secara global diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Berlian dan batu mulia Martapura dapat dengan mudah ditemukan di pasar berlian dan perhiasan yang dikenal dengan nama Pasar Cahaya Bumi Selamat.[2]
Kota Serambi Makkah
Martapura sering juga disebut sebagai kota Serambi Makkah karena di kota ini banyak santri-santri yang berpakaian putih-putih yang hilir mudik untuk menuntut ilmu agama dan selain itu juga kota ini terkenal sebagai kota yang agamais.
Pemerintahan
Kecamatan Martapura terdiri dari 19 desa dan 7 kelurahan, yaitu: