Penamaan Aluh Aluh memiliki berbagai versi. Versi pertama berasal dari masyarakatnya, bahwa asal nama kecamatan Aluh-Aluh berasal dari pahlawan wanita yang disebut Aluh. Versi kedua berasal dari cerita lisan generasi tua yang menyebutkan bahwa Aluh-Aluh berasal dari kata lebu kuning atau labu kuning – yang dalam bahasa lokal disebut dengan waluh. Penamaan ini didsarkan atas banyaknya tanaman labu yang tumbuh di kampung ini. Versi ketiga berasal dari seorang tokoh masyarakat, dimana Aluh-Aluh berasal dari nama ikan Haluh-Haluh.[1]
Sejarah
Kecamatan Aluh Aluh merupakan salah satu daerah tua di Kalimantan Selatan yang mana awalnya hanya terdiri dari satu kampung yang bernama “Kampung Aluh Aluh”. Wilayah Aluh Aluh sudah ada di dalam peta pada masa penjajahan Belanda yang berjudul “Bandjermasin” terbitan Stamler tahun 1893. Dalam peta disebutkan bahwa kampung Aloeh Aloeh terdiri dari Sungai Aluh Aluh Kecil dan Besar.[2]
Awalnya, penduduk Kampung Aluh-Aluh adalah etnis Dayak Bakumpai yang masuk islam. Seiring waktu, Kampung Aluh Aluh mulai ditinggali oleh para pendatang yang bermigrasi dari Hulu Sungai.[2]
Pada dekade 1970-1990an, Aluh-Aluh mendapat julukan sebagai "Texasnya Borneo". Hal ini dikarenakan tingginya tingkat kriminalitas di daerah ini. Hal ini juga didukung oleh lokasi Aluh Aluh yang terpencil dan berada di perairan yang berbatasan dengan laut serta jumlah penduduknya masih sedikit.[2]