Bulan Januari 1927, sekelompok Yahudi Ortodoks dari Yerusalem, diikuti oleh beberapa Yahudi Yaman yang berimigrasi ke Palestina untuk alasan agama, mendirikan sebuah komunitas pertanian kecil, "Migdal Eder," di daratan di selatan Yerusalem. Nama ini diambil dari sebuah ayat dalam Alkitab, Kejadian 35:21. Pada Pemberontakan Palestina 1929, Migdal Eder diserang dan dihancurkan. Penduduk desa Beit Umar milik Arab melindungi para petaninya, tetapi mereka tak dapat kembali ke tanahnya.[1]
Di awal 1930-an, tanah ini dibeli oleh Shmuel Yosef Holtzman, yang menamainya "Kfar Etzion," permainan namanya: dalam bahasa Jerman, "holtz" berarti "kayu", yang diterjemahkan menjadi "etz" dalam bahasa Ibrani). Orang Yahudi dipaksa pergi lagi pada awal pemberontakan Arab 1936. Sebagian bangunan yang didirikan Holtzman dan tentaranya dihancurkan oleh orang Arab.[1]
Tahun 1943-1947, gerakan kibbutz mengirim sekelompok penduduk untuk mendirikan empat kibbutzim, membentuk apa yang disebut blok Etzion. Kfar Etzion, Ein Tzurim, Massu'ot Yitzhak dan Revadim dihancurkan dalam Perang 1948, dan seluruh daerah ini berada dalam wilayah Yordania.[1]
Kibbutzim ini diserang selama sepuluh hari hingga Kfar Etzion ditaklukkan. Selama pembantaian Kfar Etzion tanggal 14 Mei, semua kecuali empat penduduknya dieksekusi oleh Legiun Arab dan tentara ireguler. Tiga kibbutzim lainnya menyerah. Penduduknya ditangkap sebagai tahanan perang dan dibebaskan sembilan bulan kemudian.[2]
Tahun 1967 Israel menduduki Tepi Barat dalam Perang Enam Hari. Kabinet Israel memutuskan untuk mendirikan kembali pemukiman Kfar Etzion meskipun menerima saran hukum bahwa pendirian pemukiman di teritori jajahan dianggap ilegal menurut Konvensi Jenewa Keempat.[3] Hari ini, Kfar Etzion memiliki sebuah museum dan arsip yang mendokumentasikan sejarah Gush Etzion.
^Moshe Dayan, 'The Story of My Life'. ISBN 0-688-03076-9. Page 130. Describes negotiations with Abdulla el-Tel about the release of 670 Israelis in the "Jordan POW camp at Mafrak." He states that 320 of them were from the Etzion bloc, including 85 women.