Keuskupan-Kepangeranan Liège
Keuskupan-Kepangeranan Liège adalah negara bagian Kekaisaran Romawi Suci yang diperintah oleh Uskup Liège sebagai pangeran. Uskup-uskup Liège memperoleh status uskup-pangeran antara tahun 980 hingga 985 ketika Uskup Notger, yang telah menjadi Uskup Liege semenjak tahun 972, memperoleh kekuasaan sekuler atas County Huy dari Otto II, Kaisar Romawi Suci. Semenjak tahun 1500, Keuskupan-Kepangeranan ini termasuk dalam Lingkaran Niederrhein-Westfalen di Kekaisaran Romawi Suci. Wilayah negara ini meliputi sebagian besar wilayah yang saat ini merupakan bagian dari Provinsi Liège dan Limburg di Belgia, serta beberapa eksklaf di wilayah Belgia dan Belanda lainnya. Keuskupan-Kepangeranan ini sempat menjadi republik (Republik Liège) dari tahun 1789 hingga akhirnya kembali menjadi Keuskupan-Kepangeranan lagi pada tahun 1791. Kekuasaan uskup-pangeran berakhir ketika Keuskupan-Kepangeranan Liège dianeksasi oleh Prancis pada tahun 1795. Pada tahun 1815, wilayah negara ini menjadi bagian dari Kerajaan Belanda, dan pada tahun 1830 sebagian dari wilayah Liège terpecah dan menjadi bagian dari Belgia. Keuskupan-Kepangeranan Liège tidak pernah menjadi bagian dari Tujuh Belas Provinsi atau Belanda Selatan Spanyol atau Austria, tetapi dari abad ke-16 politiknya sangat dipengaruhi oleh Adipati-Adipati Burgundia dan nantinya Wangsa Habsburg. Pada tahun 1559, 1.636 paroki keuskupan-kepangeranan ini dikelompokkan menjadi delapan arkdeakon dan dua puluh delapan dewan, chrétientés. Kota-kota yang paling penting (bonnes villes) di keuskupan-kepangeranan ini adalah Liège, Beringen, Bilzen, Borgloon, Bree, Châtelet, Ciney, Couvin, Dinant, Fosses-la-Ville, Hamont, Hasselt, Herk-de-Stad, Huy, Maaseik, Peer, Sint-Truiden, Stokkem, Thuin, Tongeren, Verviers, Visé, dan Waremme. Kota Maastricht berada di bawah jurisdiksi gabungan Uskup-Pangeran Liège dan Adipati Brabant (nantinya Dewan Negara Belanda). Maka dari itu Maastricht memiliki status status aparte selama era ancien régime. ReferensiPranala luar
|