Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri, epiphysis, conarium atau "Mata ketiga") adalah sebuah kelenjarendokrin pada otakvertebrata. Ia memproduksi serotonin turunan dari melatonin, sebuah hormon yang mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi musiman. Bentuknya mirip dengan sebuah buah pohon cemara mungil (namanya karenanya), dan dia terletak dekat dengan pusat otak, di antara dua belahan, terselip di sebuah alur di mana dua badan thalamus bulat bergabung.
Lokasi
Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir beras (5–8 mm) pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengan superior colliculus dan di belakang dan di bawah stria medullaris, di antara berposisi lateral badan thalamus. Dia adalah bagian dari epithalamus.
Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah seperti buah pohon cemara,[1] dan sering terlihat di tengkorakX-ray, seperti yang sering kalsifikasi.
Struktur dan komposisi
Tubuh kelenjar pineal pada manusia terdiri atas lobular parenkim dari pinealocytes dikelilingi oleh ruangan jaringan pengikat. Permukaan kelenjar itu ditutupi oleh sebuah kapsul pial.
Kelenjar pineal terdiri utamanya dari pinealocytes, tetapi empat tipe sel telah teridentifikasi. Karena Kelenjar pineal merupakan agak seluler (dalam kaitan ke korteks dan zat putih) itu mungkin keliru dari sebuah neoplasma.[2]
Interstitial cells terletak di antara pinealosit. Mereka memiliki nukleus memanjang dan sitoplasma yang berwarna lebih gelap daripada pinealosit itu sendiri.
Ada banyak pembuluh dan phagosit di dalam kelenjar itu. Perivaskular terletak dekat dengan pembuluh darah. Phagosit perivaskular adalah suatu antigen yang menghadirkan sel - sel.
Pada sejumlah spesies, ditemukan adanya sel-sel neuronal-like peptidergic. Sel-sel ini dapat memiliki fungsi pengaturan paracrine.
Kegunaan
Pada tahun 1866, dua ahli anatomi menerbitkan dua monograf yang berbeda pada waktu yang berurutan untuk menyusun sebuah teori tentang kegunaan kelenjar pineal. Penerbitan monograf pertama oleh H. W. de Graaf, sedangkan monograf kedua diterbitkan oleh E. Baldwin Spencer. Keduanya menemukan bahwa kelenjar pineal mengalami pembesaran ukuran pada batas masa anak-anak hingga awal masa pubertas. Kelenjar pineal kembali mengecil dan mengeras menjadi kapur ketika pikiran manusia mulai kurang imajinatif. Pada penemuan berikutnya diketahui bahwa kelenjar pineal merupakan pembentuk hormon bernama melatonin. Kelenjar pineal memproduksi melatonin secara aktif pada malam hari. Melatonin ini diketahui sebagai pengatur ritme bangun dan tidur bagi manusia yang mampu mempertahankan sistem imun.[3]
^Black, Jonathan (2015). Wiyati, Nunung, ed. Sejarah Dunia yang Disembunyikan [The Secret History of the World]. Diterjemahkan oleh Soekato, I. B., dan Toha, A. Jakarta: PT Pustaka Alvabet. hlm. 70. ISBN978-602-9193-67-1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: translators list (link)