Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Karbamazepin adalah obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi atau orang yang mengalami kejang. Obat tersebut dikenal sebagai antikonvulsan atau obat anti-epilepsi. Karbamazepin juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada syaraf akibat diabetes (neuropati perifer) atau digunakan oleh orang yang memiliki kondisi menyakitkan seperti pada wajah yang disebut trigeminal neuralgia.[2] Karbamazepin kadang juga digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar ketika obat lain sudah tidak bekerja.[3]
Sejarah
Karbamazepin ditemukan oleh ahli kimia Walter Schindler di J.R. Geigy AG (sekarang bagian dari Novartis) di Basel, Swiss, pada tahun 1953.[4][5] Obat ini pertama kali dipasarkan sebagai obat untuk mengobati epilepsi di Swiss pada tahun 1963 dengan nama merek "Tegretol"; penggunaannya untuk trigeminal neuralgia (sebelumnya dikenal sebagai tic douloureux) diperkenalkan pada waktu yang sama. Karbamazepin telah digunakan sebagai antikonvulsan dan antiepilepsi di Inggris sejak 1965, dan telah disetujui di AS sejak 1968.
Pada tahun 1971, Drs. Takezaki dan Hanaoka pertama kali menggunakan karbamazepin untuk mengendalikan mania pada pasien yang refrakter terhadap antipsikotik (lithium tidak tersedia di Jepang pada waktu itu). Okuma, bekerja secara mandiri, melakukan hal yang sama dengan kesuksesan. Karena mereka juga ahli epileptologi, mereka mengetahui beberapa efek anti-agresi obat ini. Karbamazepin dipelajari untuk gangguan bipolar sepanjang tahun 1970-an.[6]
Obat karbamazepin biasanya digunakan 1 hingga 4 kali dalam sehari. Karbamazepin bisa digunakan sebelum dan setelah makan. Karbamazepin dapat dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Pemberian dosis pada anak-anak tergantung dari berat badan anak tersebut, biasanya mulai dengan dosis rendah 100mg hingga 200mg dan diminum sekali atau dua kali dalam sehari. Dosis penggunaan tersebut dapat meningkat selama beberapa minggu kemudian kembali ke dosis biasa.[2]
Dosis bagi penderita
Karbamazepin dapat digunakan bagi orang yang menderita epilepsi, dengan dosis 800 mg hingga 1200 mg dalam 1 atau 2 dosis.Selain itu, obat juga dapat digunakan bagi penderita penyakit nyeri saraf, dengan 600 mg hinggga 800 mg yang diminum dalam 1 atau 2 dosis. Selain dari penyakit diatas, karbamazepin dapat digunakan pada orang yang menderita gangguan bipolar, dengan dosis 400 mg hingga 600 mg dalam 1 atau 2 dosis penggunaan.[7]
Penggunaan
Dalam penggunaan obat karbamazepin, apabila pengguna lupa mengonsumsi obat maka sebaiknya diganti di waktu lain. Petunjuk lebih lengkapnya : Diminum sekali dalam 1 hari, yaitu minum obat dosis yang terlewat apabila ingat. Jika kurang dari 12 jam sebelum dosis berikutnya, lebih baik tinggalkan dosis yang telah terlewat dan minum dosis berikutnya seperti biasa. Atau juga bisa diminum dua kali sehari, yaitu diminum sesuai dosis yang terlewat begitu anda ingat. Jika kurang dari 8 jam sebelum dosis yang berikutnya, maka sebaiknya tinggalkan dosis yang terlewat dan minum obat sesuai dosis yang berikutnya.[7][8]
Efek samping
Efek samping dari penggunaan obat karbamazepin antara lain mual, muntah, pusing, kantuk, sembelit, atau mulut kering yang dapat terjadi.
Apabila efek samping serius maka segera hubungi dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Efek samping yang serius yaitu sakit kepala yang berlangsung lama dan tidak hilang, tanda-tanda masalah pada hati(seperti mual atau muntah yang tidak berhenti, kehilangan nafsu makan, dan sakit perut), mata atau kulit menguning, urin berwarna gelap, tanda-tanda masalah pada ginjal (seperti perubahan jumlah urin secara drastis), denyut jantung tidak teratur, mulut luka, pingsan, pandangan terasa kabur, pembekakan pada pergelangan kaki atau mengalami nyeri pada kaki, rasa kantuk yang ekstrem yang disebabkan oleh kadar natrium rendah, dan perubahan mental atau mood (termasuk kejang atau kebingungan). Namun, reaksi serius yang ditimbulkan obat jarang terjadi pada sebagian besar pengguna dan apabila terjadi solusi yang paling tepat yaitu berkonsultasi pada dokter.[7][3]
Cara mengatasi efek samping
Apabila ketika menggunakan obat menyebabkan rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, atau lelah maka jangan mengemudi atau menggunakan mesin, alat dan kegiatan sejenisnya. Selain itu jangan mengonsumsi alkohol karena dapat membuat tubuh menjadi lebihlelah dan mengantuk. Solusi yang seharusnya dilakukan adalah berhenti dari segala jenis kegiatan dan duduk atau berbaring sampai tubuh merasa lebih baik. Selain itu, apabila perut terasa sakit, maka jangan makan makanan pedas dan minum obat karbamazepin. Konsumsi makanan yang mengandung banyak gizi sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan pada tubuh. Perbanyak minum air atau labu untuk menghindari dehidrasi dan jangan menggunakan obat lain. Agar tidak terjadi efek samping yang serius atau hal buruk lainnya maka beritahu dokter apabila pasien alergi terhadap obat karbamazepin, atau obat anti-kejang lainnya ( seperti osphenytoin, oxcarbazepine, phenobarbital, phenytoin, primidone) atau obat antidepresan trisklik (seperti amitriptyline, desipramine.[2][7]
Referensi
^ abcdeKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama carbamazepinelabel
^D.F. Scott. "Carbamazepine". Chapter 8 in The History of Epileptic Therapy: An Account of How Medication was Developed. History of Medicine Series. CRC Press, 1993 ISBN9781850703914
^Okuma T, Kishimoto A (February 1998). "A history of investigation on the mood stabilizing effect of carbamazepine in Japan". Psychiatry and Clinical Neurosciences. 52 (1): 3–12. doi:10.1111/j.1440-1819.1998.tb00966.x. PMID9682927.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)