Kahol Lavan (Ibrani: כָּחֹל לָבָן Kaḥol Lavan; Indonesia: Biru dan Putih) adalah sebuah koalisi politik berhaluan liberal di Israel.[6] Koalisi ini didirikan untuk ikut serta dalam pemilihan umum Knesset April 2019 dan terdiri dari Partai Hosen L'Yisrael, Yesh Atid, dan Telem, dengan harapan mengalahkan Perdana Menteri petahana saat itu, Benjamin Netanyahu. Kahol Lavan mendefinisikan dirinya sebagai sebuah koalisi pluralis yang mewakili semua warga negara Israel dalam seluruh spektrum politik dan agama. Nama "biru dan putih" mengacu pada warna bendera Israel yang sehari-hari juga digunakan sebagai warna ciri khas Israel.[7]
Setelah pemilihan umum Maret 2020, pemimpin Kahol Lavan, Benny Gantz, ditugaskan membentuk pemerintahan baru setelah menerima dukungan dari mayoritas 61 anggota Knesset. Di tengah pandemi koronavirus 2019–2020 yang berkelanjutan, Gantz justru memilih untuk mengajukan diri sebagai Ketua sementara Knesset sambil melanjutkan perundingan pembentukan koalisi dengan partai pimpinan Netanyahu, Likud, dan partai-partai lainnya. Gantz diperkirakan akan menjabat sebagai menteri pertahanan atau menteri luar negeri dalam pemerintahan baru, serta direncanakan akan menggantikan Netanyahu sebagai perdana menteri dalam 18 bulan. Keputusan tersebut menyebabkan koalisi ini pecah pada 29 Maret 2020.[8] Hosen L'Yisrael tetap menggunakan nama Kahol Lavan sementara Yesh Atid dan Telem membentuk fraksi mereka sendiri di Knesset. Pada tanggal 20 April 2020, sebuah perjanjian koalisi ditandatangani dengan Likud yang memutuskan bahwa Netanyahu akan menjadi perdana menteri terlebih dahulu sedangkan Gantz akan mulai menjabat sebagai perdana menteri pada Oktober 2021. Kahol Lavan juga memeperoleh jatah kursi untuk menteri pertahanan dan menteri luar negeri.[9]
Referensi