Honoré de Balzac
Honoré de Balzac (pengucapan bahasa Prancis: [ɔnɔʁe də balzak]) (20 Mei 1799 – 18 Agustus 1850) ialah seorang novelis dan dramawan asal Prancis. Karya magnum opus adalah sebuah sekuens dari cerita pendek dan bermain bersama di dalam teater yang berjudul La Comédie humaine, yang mempertunjukkan panorama kehidupan orang Prancis setelah runtuhnya kekuasaan Napoléon Bonaparte pada tahun 1815. Karena observatifnya yang tajam akan detail dan perwakilan masyarakat yang tidak tersaring, Balzac dianggap sebagai salah seorang pelopor realisme di literatur Eropa. Ia terkenal oleh multi aspek karakternya; bahkan juga karakternya yang kompleks sekalipun, secara moral ambigu dan sangat kemanusiaan. Tulisannya banyak memberikan ilham para pengaranglainnya yang terkenal, di antaranya adalah novelis Marcel Proust, Émile Zola, Charles Dickens, Fyodor Dostoyevsky, Gustave Flaubert, Marie Corelli, Henry James, William Faulkner, Jack Kerouac, and Italo Calvino begitu pula para filsafat yang penting seperti Friedrich Engels. Karya Balzac juga banyak yang difilmkan, dan terus memberikan aspirasi pada penulis yang lainnya. Sebagai seorang anak, ia adalah pembaca yang antusias dan berpikiran bebas. Balzac memiliki kesulitan beradaptasi dengan gaya pengajaran di sekolah tata bahasanya. Sifat sukarela menimbulkan kesulitan di sepanjang hidupnya dan frustrasi akan ambisinya untuk berhasil di dalam dunia bisnis. Ketika sekolahnya selesai, Balzac bekerja sebagai juru tulis hukum, akan tetapi dia membalikkan punggungnya terhadap hukum karena bosan akan ketidak-manusiaan dan segala rutinitasnya yang dangkal. Sebelum dan selama kariernya sebagai penulis, ia mencoba untuk menjadi penerbit, pencetak, bisnis, pengkritik, dan politik. Ia gagal dengan semua pekerjaan tersebut. La Comédie Humaine menceritakan kisah nyatanya atas kesulitan tersebut, termasuk juga bagian dari pengalamannya sendiri. Balzac menderita karena kesehatannya yang tidak baik di sepanjang hidupnya, kemungkinan itu terjadi karena jadwal penulisannya yang intens. Hubungannya dengan keluarga kerap tegang karena masalah keuangan dan drama pribadi, dan ia kehilangan lebih dari satu orang teman lewat tinjauan kritik. Pada tahun 1850, ia menikah dengan Ewelina Hańska, kekasih lamanya; ia meninggal lima bulan kemudian. BiografiKeluargaHonoré de Balzac dilahirkan di dalam sebuah keluarga yang berjuang atas kehormatan. Ayahandanya, Bernard-François, merupakan satu dari sebelas anak yang berasal dari sebuah keluarga miskin di Tarn, sebuah wilayah di selatan Prancis. Pada tahun 1760 Balzac yang beranjak dewasa pergi ke Paris dengan hanya koin louis di dalam sakunya, dengan tekad untuk meningkatkan status sosialnya; pada tahun 1776 ia menjadi Sekretaris Dewan Kerajaan dan Freemasonry. (Ia juga mengganti namanya yang diambil dari sebuah nama ningrat kuno, dan menambahkan de tanpa maksud resmi.) Setelah Pemerintahan Teror (1793–94), ia dikirim ke Tours untuk mengkoordinasikan pasokan Angkatan Darat. Ibunda Balzac, Anne-Charlotte-Laure Sallambier, berasal dari keluarga haberdasher di Paris. Kekayaan keluarganya merupakan faktor yang cukup besar perbandingannya: ia berusia delapan belas tahun pada saat menikah, dan Bernard-François lima puluh tahun. Seperti yang dijelaskan oleh penulis dan kritikus Inggris V. S. Pritchett, "Ia pasti menyadari bahwa ia telah dijodohkan oleh seorang pria tua sebagai imbalan atas jasa profesionalnya kepada seorang sahabat keluarganya dan bahwa modal itu berasal dari pihaknya. Ia tidak jatuh cinta kepada suaminya." Honoré (dinamakan seperti Santo Honoré dari Amiens, yang perayaannya jatuh pada tanggal 16 Mei, empat hari sebelum hari kelahiran Balzac) sesungguhnya adalah anak kedua yang lahir di dalam keluarga Balzac; setahun sebelumnya, Louis-Daniel dilahirkan, tetapi ia hanya hidup selama sebulan. Saudari Honoré Laure dan Laurence dilahirkan pada tahun 1800 dan 1802, dan saudaranya Henry-François lahir pada tahun 1807. Kehidupan AwalSebagai seorang anak Balzac dikirim ke seorang inang; tahun berikutnya saudarinya Laure menyusulnya dan mereka menghabiskan waktu selama empat tahun hidup di luar rumahnya. (Meskipun filsuf Jenewa Jean-Jacques Rousseaumenulis di dalam buku Émile yang menyusui anak-anak mereka sendiri, mengirimkan bayi-bayi ke seorang inang masih banyak terjadi dikalangan menengah ke atas.) Ketika anak-anak Balzac pulang kembali kerumah, mereka dikucilkan oleh orang tua mereka sendiri, yang mempengaruhi calon penulis itu secara signifikan. Di dalam novelnya tahun 1835 Le Lys dans la Vallée mengisahkan seorang pengasuh yang kejam yang bernama Nona Caroline, yang didasarkan dari kisah pengasuhnya sendiri. Pada usia sepuluh tahun Balzac dikirim ke Sekolah tata bahasa Oratori di Vendôme, dimana ia belajar selama tujuh tahun. Ayahandanya berupaya untuk menanamkan etos kerja yang keras yang telah mendapatkan penghargaan dari masyarakat, dengan sengaja memberinya sedikit uang jajan untuk anak itu. Hal ini membuatnya menjadi objek olok-olok di antara teman sekolahnya yang jauh lebih kaya darinya. Balzac kesulitan di dalam mempelajari rote di sekolah. Sebagai akibatnya, ia kerap dikirim ke "alcove," sel hukuman untuk siswa yang tidak patuh. (Petugas kebersihan di sekolah, ketika ditanya jika ia ingat akan Honoré, menjawab: "Ingat Tuan Balzac? Sudah pasti saya ingat dia! Saya mendapat kehormatan untuk mengawalnya ke sel lebih dari seratus kali!"). Namun, ketika ia seorang diri memberinya kebebasan yang cukup untuk membaca setiap buku yang datang padanya. Balzac membuat adegan-adegan ini dari masa kanak-kanaknya seperti yang ia lakukan dari banyak aspek kehidupan dan kehidupan orang-orang di sekelilingnya kedalam La Comédie Humaine. Selama ia berada di Vendôme digambarkan di dalam Louis Lambert, novelnya tahun 1832 tentang seorang anak laki-laki yang belajar di Sekolah tata bahasa Oratori di Vendôme. Narator menceritakan: "Ia melahap berbagai jenis buku, memakan tanpa pandang bulu karya-karya religius, sejarah dan sastra, filsafat dan fisika. Ia memberitahu saya bahwa ia telah menemukan kebahagiaan yang tak terlukiskan di dalam membaca kamus karena kurangnya buku-buku lain." Balzac kerap sakit-sakitan, yang akhirnya menyebabkan kepala sekolah menghubungi keluargnya dengan berita "semacam koma". Ketika ia kembali ke rumah, neneknya berkata: "Voilà donc comme le collège nous renvoie les jolis que nous lui envoyons!" ("Lihatlah bagaimana akademi mengembalikan yang cantik-cantik yang kita kirimkan!") Balzac sendiri menyebabkan kondisinya "kemacetan intelektual", tetapi penahanannya yang diperpanjang di dalam "alcove" pasti merupakan sebuah faktor. (Sementara itu, ayahandanya menulis sebuah risalah pada "pencegahan pencurian dan pembunuhan, dan memulihkan tokoh-tokoh yang peranannya berguna di dalam masyarakat", dimana ia menumpuk penghinaan di penjara sebagai bentuk pencegahan kejahatan.) Pada tahun 1814 keluarga Balzac pindah ke Paris, dan Honoré dikirim ke pengajar dan sekolah swasta selama dua setengah tahun berikutnya. Hal ini membuatnya tidak bahagia, dan ia berusaha untuk Bunuh diri di atas jembatan Sungai Loire. Pada tahun 1816 Balzac memasuki Sorbonne, dimana ia belajar di bawah tiga profesor terkenal. François Guizot, yang kemudian menjadi Perdana Menteri, merupakan Profesor Sejarah Modern. Abel-François Villemain, yang baru tiba dari Collège Charlemagne, mengajar sastra Prancis dan Klasik. Dan yang paling berpengaruh dari seluruh kursus-kursus filsafat Victor Cousin yang mendorong para siswa untuk berpikiran mandiri. Setelah pendidikannya selesai, Balzac dibujuk oleh ayahandanya untuk mengikutinya kedalam hukum, selama tiga tahun ia dilatih dan bekerja di kantor Victor Passez, seorang sahabat keluarga. Pada masa itu, Balzac mulai memahami liku-liku dari sifat manusia. Di dalam novelnya tahun 1840 Le Notaire, ia menulis bahwa seorang yang muda di dalam profesi hukum melihat "roda berminyak pada setiap keuntungan, perselisihan mengerikan dari ahli waris atas mayat yang belum dingin, hati manusia yang bergulat dengan KUHP." Pada tahun 1819 Passez menawarkan Balzac untuk menjadi ahli warisnya, tetapi muridnya sudah cukup hukum. Ia putus asa menjadi "seorang petugas, yang makan, minum dan tidur pada jam-jam tetap. Aku harus menjadi seperti orang lain. Dan itulah yang mereka sebut hidup, bahwa hidup di atas batu asah, melakukan hal yang sama berulang-ulang.... Aku lapar dan tidak ada yang ditawarkan untuk menenangkan nafsu makanku." Ia mengumumkan niatnya untuk menjadi penulis. Hilangnya kesempatan ini menyebabkan perpecahan yang serius di dalam rumah tangga Balzac, meskipun Honoré tidak berpaling sepenuhnya. Sebaliknya, pada bulan April 1819 ia diizinkan untuk tinggal di ibu kota Prancis. Seorang kritikus Inggris, George Saintsbury menggambarkan "di atas loteng yang dilengkapi dengan fesyen yang paling Spartan, dengan tunjangan makan dan seorang wanita tua untuk merawatnya", sedangkan sisa keluarganya pindah ke sebuah rumah 20 miles [32 km] jauhnya di luar Paris. Upaya Sastra PertamaProyek pertama Balzac adalah sebuah libretto untuk opera komedi yang disebut Le Corsaire, berdasarkan The Corsair, Lord Byron. Menyadari ia akan kesulitan menemukan seorang komposer, ia berpaling ke kegiatan lain. Pada tahun 1820 Balzac menyelesaikan lima babak ayat tragedi Cromwell. Meskipun artinya jika dibandingkan dengan karya-karya kemudian, beberapa kritikus menganggapnya sebagai teks yang berkualitas. Ketika ia selesai, Balzac pergi ke Villeparisis dan membaca seluruh karyanya kepada keluarganya; mereka tidak tertarik. Ia kemudian memulai (namun tidak pernah diselesaikan) tiga novel: Sténie, Falthurne, dan Corsino. Pada tahun 1821 Balzac bertemu dengan firma Auguste Lepoitevin, yang meyakinkan penulis untuk menulis cerita pendek, yang kemudian akan dijual Lepoitevin kepada beberapa penerbit. Balzac dengan cepat berubah dengan karya yang lebih panjang, dan pada tahun 1826 ia telah menulis sembilan novel, yang semuanya diterbitkan dengan nama samaran dan kerap diproduksi bekerja sama dengan beberapa penulis lain. Contohnya, sebuah novel skandal Vicaire des Ardennes (1822) yang dilarang untuk penggambarannya atas hubungan perzinahan dengan saudara, yang lebih mencengangkan, seorang pastor yang menikah yang dikaitkan dengan 'Horace de Saint-Aubin'. Buku-buku tersebut merupakan novel-novel potboiler, yang dirancang untuk merangsang para pembacanya dan dijual dengan cepat. Menurut pandangan Saintsbury, "Mereka ingin tahu, tertarik, dan terpikat." Saintsbury menunjukkan bahwa Robert Louis Stevenson mencoba untuk menghalanginya dari membaca karya-karya awal Balzac. Namun seorang kritikus asal Amerika Samuel Rogers, mencatat bahwa "tanpa pelatihan mereka memberi Balzac, sambil meraba-raba jalan ke konsepsi matang tentang novel, dan tanpa kebiasaan ia menjadi seorang pemuda yang menulis di bawah tekanan, seseorang yang sulit dibayangkan dapat menghasilkan La Comédie Humaine." Biografer Graham Robb menunjukkan bahwa pada saat ia menemukan novel ini, Balzac menemukan dirinya sendiri. Dimasa itu Balzac menulis dua pamflet untuk mendukung Primogenitur dan Yesuit. Yang terakhir, mengenai ordo Yesuit, mengilustrasikan kekagumannya atas Gereja Katolik. Di dalam kata pengantar La Comédie Humaine ia menulis: "Kristen, dan khususnya Katolik, menjadi represi lengkap kecenderungan manusia yang bejat, adalah elemen terbesar di dalam tatanan sosial." "Une bonne spéculation"Pada akhir tahun 1820 Balzac mencoba-coba beberapa usaha bisnis, kegemaran adiknya disalahkan pada godaan tetangga yang tidak diketahui. Venture pertamanya adalah sebuah perusahaan penerbitan yang menjadi satu jilid edisi murah dari Prancis termasuk karya-karya Molière. Bisnis tersebut gagal total, dengan banyaknya buku-buku yang "terjual sebagai limbah kertas". Balzac lebih beruntung dengan menerbitkan memoar Laure Junot dari Abrantès, dengan siapa ia juga menyeleweng. Balzac meminjam uang dari keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan mencoba untuk membangun sebuah bisnis percetakan, kemudian perusahaan typefounder. Kurangnya pengalaman dan modal meyebabkannya pailit di dalam perdagangan ini. Ia kemudian memberikan bisnis itu kepada seorang sahabatnya (yang membuat bisnis tersebut menjadi sukses) namun terlilit hutang selama bertahun-tahun lamanya. Pada bulan April 1828 Balzac berhutang sebesar 50,000 francs kepada ibundanya. Balzac tidak pernah kehilangan kegemarannya atas une bonne spéculation. Hal itu muncul kembali ketika ia berkeinginan menjadi penulis terkenal ia bepergian ke Sardinia dengan harapan pemrosesan kembali terak dari tambang Romawi kenegara itu. Menjelang akhir hayatnya Balzac terpesona oleh gagasan pemotongan 20.000 ekar (81 km2) kayu ek di Ukraina dan mengangkutnya untuk dijual ke Prancis. CatatanReferensi
Pranala luarWikisumber memiliki karya asli dari atau mengenai:
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Honoré de Balzac. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Honoré de Balzac.
|