Hidangan Malta adalah salah satu kuliner yang dapat dinikmati di wilayah Mediterania. Terletak di tengah sebelah timur Tunisia dan berada di selatan Italia, Malta memiliki kekayaan jenis masakan yang merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi yang terbentuk sejak 700 tahun silam.[1]
Hampir seluruh masakan Malta kaya akan rempah-rempah khas Mediterania dengan teknik dan cara memasak yang dipengaruhi kebudayaan Arab dan Eropa.[2] Domba, babi, kelinci, serta makanan laut menjadi berbagai bahan utama yang sering ditemukan pada makanan di negara dengan luas 284 km ini.[3] Selain aneka ragam protein hewani, Malta memiliki tanah yang subur dengan produksi sayur yang tumbuh subur sepanjang tahun.[3]
Restoran Malta menyajikan makanan favorit tradisional, termasuk hidangan kelinci seperti Pastizzi dan makanan Laut Mediterania lainnya, sedangkan restoran mewah menyajikan keragaman cita rasa global yang lebih luas. Melengkapi tempat restoran di Malta, beberapa produk anggur dan bir inovatif akan mudah ditemukan.[4]
Sejarah
Masakan Malta memiliki citarasa yang segar dan beraroma, menggabungkan pengaruh kuliner dari Italia, Prancis, Inggris, dan Arab, semuanya dibawa ke pulau-pulau kecil di wilayah Laut Mediterania oleh penjajah selama berabad-abad.[3] Pada abad pertengahan, makanan menjadi komoditas dagangan yang memang laku untuk dijual. Misalnya, keju, wine, rempah-rempah dari Afrika dibawa berdagang ke Malta dan diperdagangkan secara langsung.[5]
Para penjajah membawa kebiasaan kuliner masing-masing, sehingga unsur masakan Sisilia, Timur Tengah, dan Arab semuanya dimasukkan ke dalam makanan Malta. Beberapa diantaranya adalah Knights of St. John yang berasal dari Prancis, penjajah Spanyol, Italia, dan pedagang Arab memberikan sentuhan unik pada hidangan yang diadaptasi menjadi makanan khas di Malta.[5] Saat Inggris datang pada tahun 1800-an, mereka pun membawa selera mereka sendiri.[5]
Aktivitas makan
Hidangan Malta umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan seperti sendok di tangan kanan, dan garpu pada tangan kiri, tetapi ada beberapa jenis makanan yang menggunakan pisau di tangan kanan.[3] Masyarakat Malta memiliki kebiasaan tidak makan terlalu awal atau terlambat saat tiba di restoran. Penduduk akan mulai makan malam pukul 7.30 hingga 8.00 malam. Selain itu restoran tidak akan melayani para pengunjung setelah jam 11 malam.[3] Saat siang, para warga akan berbaur dengan turis untuk pergi ke restoran di tepi laut, kafetaria, atau kafe klasik. Umumnya makanan dapat dipesan setelah jam 10 pagi.[3]
Makanan pembuka dan sup
Hidangan Malta dibagi dengan beberapa tahapan, diantaranya minuman pembuka, makanan pembuka, sup, makanan utama, dan makanan serta minuman penutup.[3]
Memulai makan dengan minuman beralkohol menjadi tradisi bagi masyarakat Malta dan wilayah Meditrania lainnya. Beberapa minuman seperti żebbuġ mimli yang terdiri dari zaitun hijau diisi dengan tuna, fażola bajda bit-tewm u t-tursin atau salad kacang putih dalam peterseli, atau bigilla, sejenis bubur kacang yang dibumbui dengan cabai dan minyak zaitun menjadi minuman pembuka hidangan Malta.[3] Minuman dengan kadar alkohol rendah disajikan dengan galletti atau kerupuk asin, siput yang dibumbui dengan bumbu, bawang putih, tomat, dan cabai, atau pilihan kejuġbejna yang dibuat dari susu kambing.
Hidangan sup memiliki peranan penting dalam sajian kuliner di pulau ini. Kusksu adalah salah satu lagi adalah sup yang terbuat dari kacang dengan bawang bombay, tomat, ġbejna dan pasta kecil. Minestra klasik adalah sup sayuran segar dan kering, sedangkan soppa ta'l-armla terbuat dari sayuran yang direbus dengan taburan ġbejna dan telur rebus.
Makanan utama
Rebusan dan bahan masakan yang dimasukkan ke dalam hewan seperti kelinci mendominasi hidangan Malta.[3] Sebagai makanan utama, beberapa hidangan rebusan dinikmati saat makan siang atau malam.
Fenkata hidangan kelinci yang direbus dengan tomat, bumbu, dan bawang putih.[2]
Fenek moqli adalah resep kelinci yang mana dagingnya direndam dalam anggur merah sebelum digoreng dengan bawang putih dan direbus dengan bumbunya sendiri.
Spageti di Malta disajikan dengan saus kelinci sebelum memakan dagingnya.
Haruf il-forn, hidangan tradisional hari Minggu yang terdiri dari daging domba yang dimasak dalam oven dengan kentang, bawang merah, dan bawang putih.
Klamari mimlija atau cumi isi daging babi yang biasa dimakan dengan pasta.
Lampuki adalah ikan dari pesisir Malta yang disiram dengan saus yang sedikit pedas terbuat dari tomat, cabai, dan minyak zaitun.
Kapunata adalah ratatouille Malta yang dibuat dengan tomat, paprika, terong, dan bawang putih.
Bżar mimli atau brungiel mimli adalah hidangan paprika atau terong yang diisi dengan daging babi ditambah dengan parutan keju.
Pasta
Hidangan Malta sering disajikan bersama pasta.[3] Jarak Malta dengan Pulau Sisilia, Italia yang kurang dari 100 kilometer membuat pengaruh pasta di pulau ini sangat kuat. RavioliMalta (ravjul) adalah hidangan pasta yang sering dimakan pada makan malam yang diisi dengan keju ricotta dan peterseli ditaburi dengan saus tomat di atasnya. Hidangan Malta dengan bahan dasar pasta sangat diperhatikan masyarakat Malta. Warga akan menyuguhkan pasta dengan terkstur renyah di luar dan lembut di dalam.[3]
Hidangan penutup
Hidangan Malta ditutup dengan kudapan manis berbahan dasar tepung, biskuit, taburan biji almond, pistachio, hingga Nutella.[3] Hidangan penutup populer di Malta diantaranya Biskuttini tal-lewz yang terbuat dari makaroni almond, Kwarezimal adalah biskuit berwarna cokelat bertabur kacang-kacangan di atasnya,[2] hingga Figolli yang berbentuk kubah kue bolu dan krim kacang pinus di atasnya.
Minuman penutup
Penyajian minuman penutup adalah pelengkap penting dalam kegiatan makan orang Malta. Warga lokal paling gemar dengan minuman teh dan kopi. Selain minuman beralkohol, hidangan Malta dapat pula ditutup dengan minuman ringan yang terbuat dari kulit jeruk pahit dan herbal aromatik. Tidak lupa sari buah pir yang dicampur dengan madu pahit (bajtra) atau minuman keras herbal (madliena).[3]
Pulau Malta memiliki tradisi pembuatan anggur yang panjang, meski orang Fenisia dan Romawi adalah orang pertama yang membudidayakan anggur di kepulauan ini. Marsovin adalah merek anggur terbesar, menggunakan varietas anggur gellewza untuk minuman anggur merah dan ghirghentina untuk anggur putih.
Referensi
^"World highlights". Times of Malta (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-29.