Hexaplex trunculus (juga dikenal sebagai Murex trunculus atau bahasa Inggris: banded dye-murex) adalah sejenis spesiessiput laut berukuran sedang, suatu makhluk laut moluskagastropoda dalam familia Muricidae, yaitu kerang atau siput karang murex.
Spesies siput laut ini dalam sejarah bernilai penting karena kelenjar hypobranchial-nya mengeluarkan mukus yang digunakan sebagai zat pewarna biru atau nila pada zaman dahulu kala oleh orang Kanaan/Fenisia. Salah satu bahan kimia utama dalam zat pewarna yang dihasilkan adalah dibromo-indigotin, dan jika dibiarkan di bawah sinar matahari beberapa menit sebelum menjadi keras, maka warnanya akan menjadi birunila seperti warna biru celana jeans.
Jenis murex ini tinggal di perairan dangkal, sublittoral.
Pemerian cangkang
Hexaplex trunculus mempunyai cangkang yang berbentuk kerucut melebar sekitar 4 sampai 10 cm panjangnya. Mempunyai spiral yang agak tinggi dengan tujuh angulated whorl. Cangkang ini berbeda-beda bentuk dan warnanya dengan pita gelap dalam empat varietas. Rusuk-rusuknya kadang kala mempunyai penebalan atau tulang-tulang dan memberikan penampilan kasar pada cangkang ini.
Penggunaan oleh manusia
Sekresi spesies siput ini digunakan sebagai zat pewarna pada zaman dahulu. Siput itu sendiri juga merupakan sumber makanan berharga di Portugis.[2]
Sebagai zat pewarna
Metode purba untuk menghasilkan pewarna (bahasa Inggris: dye) ungu-biru secara besar-besaran dari Hexaplex trunculus belum berhasil direproduksi dengan sukses, karena warna keunguan memudar dengan cepat, meninggalkan hanya warna biru saja. Namun, penggunaan spesies ini dalam menghasilkan pewarna "ungu-biru" sudah dipastikan oleh hasil penelitian arkeologis Fenisia, dimana sejumlah besar kerang ditemukan dalam kamar-kamar penyimpanan kuno yang digunakan untuk memperoleh zat pewarna ini. Diduga, 10 sampai 12 ribu murex dibutuhkan untuk memperoleh satu gram zat pewarna ini. Zat ini dihargai tinggi dalam dunia purba. Kadang dikenal sebagai "biru kerajaan" (royal blue), harganya sangat mahal dan hanya digunakan oleh kalangan bangsawan kelas paling tinggi.
Zat pewarna yang serupa, Ungu Tyre (Tyrian purple), yang coraknya "ungu-merah", dibuat dari spesies yang masih berhubungan keluarga, yaitu siput laut Bolinus brandaris (atau Murex brandaris). Zat warna yang juga dikenal dengan nama "ungu kerajaan" (imperial purple), ini juga sangat mahal harganya.
Zat pewarna dalam Yudaisme
Alkitab Ibrani menyebutkan zat pewarna biru khusus, yang disebut "Tekelet" (bahasa Ibrani: תְּכֵלֶת), untuk dipakai pada pakaian efod bagi Imam Besar, maupun jumbai-jumbai tzitzit untuk orang awam, yang dipercayai merujuk kepada zat pewarna biru dari Hexaplex trunculus jika dibiarkan di bawah matahari.[3]
Catatan Talmud
Talmud mengajarkan bahwa sumber pewarna tekelet adalah makhluk laut yang dikenal sebagai khillazon (bahasa Ibrani: חילזון, ḥillazon), dalam bahasa Ibrani modern diterjemahkan sebagai "siput" (bahasa Inggris: snail). Talmud juga menyebut adanya pewarna tiruan dari sumber tumbuhan yang disebut Kela-Ilan, dikenali sebagai Indigofera tinctoria, sumber pewarna biru yang populer di dunia purba. Talmud menjelaskan bahwa sama sekali dilarang untuk menggunakan pewarna palsu ini secara sengaja (misalnya, jika seseorang ditipu oleh penjual, maka jumbai-jumbai tzitzit yang dipakai masih kosher (tidak haram), tetapi tidak memenuhi persyaratan agamai untuk jumbai-jumbai tekelet).[5]Tosefta menjelaskan bahwa Kela Ilan tidak hanya satu-satunya sumber pewarna yang dilarang. Kenyataannya, sumber pewarna lain selain khillazon tidak diterima untuk membuat pewarna biru.
Dalam Talmud, Traktat Kodashim Menachot 44a, khillazon diberi pemerian sebagai berikut:[6]
Tubuhnya mirip dengan laut
Bentuknya seperti ikan
Muncul satu kali setiap 70 tahun
Dari "darah"-nya orang mendapatkan warna tekelet
Karenanya: mahal nilainya.
Ciri-ciri lain (dengan referensi Talmud):
Penangkap-penangkap khillazon berasal dari Haifa sampai tangga kota Tirus (Shabbat 26a)
Corak warna pewarna khillazon identik dengan pewarna yang dihasilkan dari tumbuhan kela ilan (Indigofera tinctoria, sumber pewarna indigo (nila), yang dipakai sebagai sumber tiruan palsu pewarna tekelet (Baba Metzia 61b)
Membuka cangkang (katup) kerang khillazon pada hari Sabat melanggar peraturan Sabat (Shabbat 75a)
Cangkang kerang khillazon tumbuh bersama-sama dengannya (Midrash Song of Songs Rabbah 4:11)
Penelitian oleh Otto Elsner (Shenker College dari Fibers, Ramat Gan, Israel) dan Ehud Spaneir (University of Haifa, Haifa, Israel) menunjukkan bahwa dengan metode "vat dyeing" berdasarkan zat pewarna dari H. trunculus, mereka dapat memperoleh berbagai corak warna dari biru sampai ke ungu tergantung dari cara penjemuran di bawah sinar matahari ketika zat pewarna ini masih dalam keadaan leuco (reduced, keadaan "reduksi"). Gejala ini disebabkan zat pewarna ini tersusun dari zat-zat indigo, mono-bromo-indigo and di-bromo-indigo. Dibromo-Indigo berwarna "ungu" sedangkan Indigo berwarna "biru". Ditunjukkan bahwa jika cairan reduksi zat pewarna trunculus dikenakan sinar matahari, sinar ultraviolet dari matahari akan memecah ikatan bromine sedemikian sehingga terjadi oksidasi di mana pada saat kain yang diwarnai diangkat dari cairan, zat indigo murni melekat pada kain wol, sedangkan atom bromine ditinggalkan dalam pot cairan.
Pengaruh sinar matahari terhadap corak warna yang dihasilkan oleh pewarna jenis ini telah diketahui sejak zaman dahulu, seperti yang ditulis oleh Vitruvius (abad pertama SM), “Ungu melebihi semua warna dalam hal nilai dan keunggulan efek yang mengagumkan. Diperoleh dari sebuah kerang laut. ... Tidak mempunyai corak yang sama di semua tempat di mana ia ditemukan, tetapi dikualifikasi secara alamiah berdasarkan pengaruh matahari”.[7]
Pewarna sejenis
Alkitab Ibrani juga menyebut zat pewarna ungu tertentu, yang disebut "argaman" (bahasa Ibrani: אַרְגָּמָן) yang dianggap merujuk kepada zat pewarna yang sama, yang disimpan di tempat gelap tidak kena sinar matahari, sehingga tidak berubah menjadi biru, melainkan tetap ungu kemerahan.
^ abHouart, R.; Gofas, S. (2009). "Hexaplex trunculus (Linnaeus, 1758)". Dalam Bouchet, P.; Gofas, S.; Rosenberg, G. World Marine Mollusca Database. World Register of Marine Species. Diakses tanggal 2010-05-05.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Radwin, G. E.; D'Attilio, A. (1986). Murex Shells of the World. An Illustrated Guide to the Muricidae. Stanford: Stanford University Press. hlm. 1–284. ISBN978-0804708975.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)