Grigory Aleksandrovich Prince Potemkin-Tavricheski (dalam bahasa Rusia: Григорий Александрович кн. Потемкин Таври́ческий (Потемкин), Swedia: Grigoriy Aleksandrovich Potyomkin-Tavricheskiy) adalah pemimpin militer Rusia, bangsawan dan kekasih dari Yekaterina II (Yekaterina yang Agung).[1][2][3][4]
Potemkin lahir dari keluarga bangsawan kelas menengah pada tanggal 30 September (versi kalender Julian) atau 11 Oktober (versi kalender Gregorian) 1739 dari ayah bernama Alexander Vasilievich, seorang mantan tentara dan ibu bernama Daria Skouratova. Potemkin adalah anak pria satu-satunya dalam keluarga. Dia memiliki dua kakak dan tiga adik perempuan. Dia menempuh pendidikan di Universitas Moskwa selama dua tahun sebelum memutuskan berhenti dan bekerja di istana.[1][2][3][4][5][6]
Potemkin memulai pekerjaannnya di istana dengan menjadi pasukan Horse Guard yang ikut menyukseskan kudeta Yekaterina II terhadap suaminya, Peter III. Potemkin adalah prajurit Perang Rusia-Turki tahun 1768-1774 dengan pangkat letnan jenderal saat selesai bertugas. Potemkin adalah favorit Yekaterina II yang paling dekat dengannya dan paling populer. Diduga mereka telah menikah secara rahasia. Hubungan mereka tetap baik dan dekat walaupun Potemkin tidak lagi menjadi favorit Yekaterina II.[1][7][8][9]
Grigory Potemkin meninggal dalam perjalanan ke Mykolaiv, Ukraina untuk membicarakan rencana perdamaian pada tanggal 5 Oktober (versi kalender Julian) atau 16 Oktober (versi kalender Gregorian) 1791. Potemkin meninggal di padang rumput terbuka sekitar 60 km dari Lași. Potemkin dimakamkan di Katedral St. Catherine, Kherson, Ukraina.[1][2][5]
Awal kehidupan
Grigory Potemkin lahir pada tanggal 30 September (versi kalender Julian) atau 11 Oktober (versi kalender Gregorian) 1739 di desa kecil Chizhova tidak jauh dari benteng tua Kota Smolensk. Potemkin lahir dari keluarga bangsawan kelas menengah dengan tingkat ekonomi rata-rata. Bukan keluarga yang kaya raya, tapi juga bukan dari kalangan melarat. Ayahnya Alexander Vasilievich Potemkin adalah tentara Peter yang Agung yang ikut berperang selama Perang Utara Raya dan terlibat dalam Pertempuran Poltava pada tahun 1709 serta serangan ke Riga. Ibunya bernama Daria Skouratova, seorang wanita yang cantik dan pintar. Saat menikah dengan ayah Potemkin, Daria adalah seorang janda di usianya yang masih muda. Daria adalah istri kedua Alexander dengan istri pertama yang masih hidup, dan baru mengetahuinya saat sedang mengandung anak pertama. Potemkin adalah anak ketiga dari enam bersaudara yang semuanya perempuan. Ini membuatnya sangat diistimewakan di dalam keluarga. Pada tahun 1746, saat Potemkin berusia 7 tahun, ayahnya meninggal. Potemkin sekeluarga lalu pindah ke Moskwa dan tinggal bersama ayah baptisnya Grigory Matveevich Kizlovsky, seorang pegawai sipil senior di Moskwa.[1][2][3][4][8][9]
Di Moskwa, Potemkin masuk sekolah menengah dan segera menjadi perhatian gurunya karena kecerdasannya. Potemkin sangat cakap untuk mata pelajaran bahasa, baik itu bahasa Latin, Rusia, Jerman dan Prancis. Pengetahuan bahasa Italia dan Inggrisnya pun di atas rata-rata. Pada tahun 1750, saat berusia 11 tahun, Potemkin mendaftar militer. Saat itu di Rusia, kebanggaan mengenakan seragam tentara adalah segalanya. Menjadi pejabat negara atau istana adalah profesi umum untuk kaum bangsawan. Saat zaman Peter yang Agung, siapapun yang melayani negara dalam militer selama empat belas tahun atau peringkat pangkatnya mencapai sersan satu, bisa menjadi bangsawan. Oleh sebab itu dinas militer menjadi pilihan utama. Potemkin mendaftar Resimen Penjaga, unit satuan Rusia yang paling elit. Kesatuan ini merupakan kesatuan yang lazim dimasuki oleh anak-anak bangsawan Rusia. Selayaknya seperti bangsawan Inggris yang otomatis memasukkan anak laki-laki mereka untuk bersekolah di Eton. Pada tahun 1755, Potemkin terdaftar sebagai bagian dari Resimen HorseGuard (unit kavaleri pasukan elit dengan senjata sabel). Resimen ini adalah salah satu dari lima resimen elit utama Rusia.[1][4][5][9][10]
Setelah selesai dengan sekolah menengahnya, Potemkin kuliah di Universitas Moskwa. Dia merupakan mahasiswa paling pandai di kelas agama dan Bahasa Latin. Potemkin memiliki kelebihan mampu membaca dengan cepat dan ingatan yang sangat baik. Hobinya adalah membaca. Salah seorang kawannya, Ermil Kostrov, pernah meminjamkannya sepuluh buah buku dan dikembalikan dalam waktu yang sangat singkat. Dia tidak percaya Potemkin bisa menyelesaikan buku sebanyak itu dalam waktu singkat. Setelah Potemkin memintanya untuk bertanya apa saja tentang isi buku tersebut, dan dia bisa menjawab dengan tepat, barulah kawannya percaya. Dia juga pernah menyelesaikan buku terbitan terbaru Buffon, Natural Philosophy hanya dalam waktu sehari. Pada tahun 1757, Potemkin memenangkan medali emas dari universitas untuk kelas bahasa Latin dan teologi. Kecemerlangannya ini menarik perhatian Ivan Ivanovich Shuvalov, seorang pendiri dan kurator Universitas Moskwa. Shuvalov kemudian mengajak Potemkin dan sebelas orang lainnya untuk berkunjung ke istana di St. Petersburg. Saat kunjungannya ini, Potemkin yang mengamati bagaimana kehidupan istana dengan segala intriknya, tidak lagi bersemangat melanjutkan kuliah. Dia bahkan dikeluarkan dari universitas dengan alasan malas dan absen dalam perkuliahan. Namun ibunya sama sekali tidak percaya karena menyadari kepintaran anaknya.[3][4][5][8][9]
Pejabat istana dan militer
Setelah berhenti dari Universitas Moskwa dan memutuskan untuk bekerja di istana, Potemkin meminjam uang dari temannya Ambrosius Zertis-Kamensky sebesar 500 rubel. Ini dilakukan karena ibunya menolak membiayai perjalanannya ke St. Petersburg. Di antara pasukan elit istana, Potemkin langsung menarik perhatian semua orang, terutama Orlov bersaudara, karena posturnya yang tinggi, parasnya yang rupawan dan kepintarannya. Dia dijuluki Alkibiades karenanya, dan ini merupakan pujian tertinggi untuk menggambarkan seorang pria. Orlov bersaudara, Alexei Orlov dan Grigory Orlov adalah dua suksesor kudeta Yekaterina II terhadap suaminya. Potemkin termasuk ke dalam pasukan yang disertakan dalam kegiatan untuk menyukseskan kudeta.[4][11]
Pertemuan pertama Yekaterina II dengan Potemkin adalah pada tanggal 28 Juni (versi kalender Julian) atau 9 Juli (versi kalender Gregorian) 1762 akan melakukan perjalanan ke istana Peterhof untuk menggulingkan Peter III, suami Yekaterina II. Yekaterina II lupa membawa sword-knot (disebut juga dragonne atau ornamental tali atau rumbai yang terikat pada tangkai pedang). Potemkin segera bergegas memberikan miliknya kepada sang permaisuri. Yekaterina II menyukai Potemkin saat itu juga. Hal ini ditunjukkan dengan menambahkan hadiah untuk Potemkin setelah kudetanya berhasil. Semua pasukan yang terlibat kudeta diberikan 600 soul (unit yang dipakai untuk menyebut jumlah budak), 18.000 rubel dan dinaikkan pangkatnya menjadi letnan dua. Hadiah ekstra untuk Potemkin adalah 600 soul lagi, pangkatnya dinaikkan dua tingkat dan tambahan 10.000 rubel. Sedangkan Potemkin sendiri, sudah menyukai Yekaterina II sejak tiba di St. Petersburg.[5][6][8][12]
Kedekatan Yekaterina II dan Potemkin membuat sang kaisar wanita mengetahui bahwa Potemkin bukan hanya menarik fisiknya namun juga sangat cerdas. Dia kemudian memberinya fasilitas pelajaran bahasa Prancis privat kepada pendeta Chevalierde Vivaris. Pada tanggal 4 September (versi kalender Julian) atau 15 September (versi kalender Gregorian) 1763, Potemkin menjabat sebagai asisten prokurator di Sinode gereja ortodoks Rusia. Perhatian ini membuat Grigory Orlov yang saat itu adalah favorit (teman atau kekasih yang dipercayai oleh kaisar perempuan, karena aturan di Rusia tidak membolehkan seorang wanita memberikan perintah kepada militer sehingga dia harus memiliki sekutu pria) Yekaterina II, merasa Potemkin adalah ancaman. Hal ini menjadi dasar cerita di balik hilangnya sebelah mata Potemkin. Grigory dan Alexei dikisahkan memukuli Potemkin hingga matanya rusak. Versi yang lebih terpercaya datang dari salah seorang keponakan Potemkin, Count Samoilov, bahwa itu terjadi saat dalam perjalanan Potemkin dari Moskwa ke St. Petersburg dan terkena flu. Salah satu matanya terasa tidak nyaman, karenanya dia mengoleskan obat yang membuatnya merasakan sensasi terbakar dan kemudian menyebabkan Potemkin kehilangan matanya. Kondisi ini sempat membuat Potemkin meninggalkan istana selama delapan belas bulan lamanya dan berniat menjadi seorang pendeta. Namun permintaan Yekaterina II, membawanya kembali ke istana.[4][6][13]
Tahun 1767 Potemkin diserahi tugas sebagai juru bayar angkatan darat dan diminta untuk mendesain ulang seragam tentara Rusia. Namun baru pada tahun 1775 perubahan besar-besarannya dilakukan. Sebelumnya, seorang prajurit diharuskan untuk memakai bedak yang tebal di wajahnya, wig dengan kucir di belakangnya, stoking ketat yang tidak nyaman dan gesper dari logam yang berat yang menyusahkan dalam pergerakan. Potemkin menghapus semuanya dan mengganti stoking dengan bahan kain yang lebih kuat dan nyaman saat bergerak. Saat Yekaterina II membentuk Komisi Legislatif, Potemkin adalah salah satu dari tiga pamong yang mengurusi orang nonpribumi dengan Prinie Viazemsky dan sekretaris Yekaterina II, Olsufiev sebagai anggota seniornya. Dalam sejarah Rusia, Komisi Legislatif ini mungkin tidak berhasil menyusun undang-undang, namun sukses mengumpulkan informasi untuk legislasi Yekaterina II di masa yang akan datang.[9][13]
Pada tanggal 22 September (versi kalender Julian) atau 3 Oktober (versi kalender Gregorian) 1768, jabatan Potemkin di istana naik dari kammerjunker (seseorang yang bertugas melayani kalangan bangsawan atas)[14] menjadi kamerherr (seseorang yang bertugas melayani pemimpin tertinggi seperti raja, ratu atau kaisar),[15] pangkatnya di militer menjadi kapten.[13]
Saat pecah Perang Rusia-Turki 1768-1774, Potemkin memutuskan untuk ikut bertempur di medan perang. Dia terlibat di dalam banyak pertempuran, mulai dari yang kecil hingga yang krusial. Pertempuran pertamanya adalah saat melawan pasukan Tartar dan pasukan Turki pada tanggal 16 Juni (versi kalender Julian) atau 27 Juni (versi kalender Gregorian) 1768. Potemkin berkontribusi di pertempuran Kamenets saat membantu Jenderal Golitsyn, ikut merebut wilayah Khotin, terlibat pertemuran Prashkovsky dan mengalahkan Paşa Moldavanka pada tanggal 29 Agustus (versi kalender Julian) atau 9 September (versi kalender Gregorian) 1768. Saat di Moldavanka ini, karena keberaniannya dalam banyak pertempuran, pangkatnya naik menjadi mayor jenderal.[16]
Semua pimpinan Potemkin, baik itu Jenderal Peter Rumiantsev maupun Letnan Jenderal von Schtotel'n sepakat akan keberanian dan strategi militer yang dimilikinya. Potemkin sering mereka mintai pendapat bahkan menugaskannya sebagai pimpinan pasukan dalam pertempuran. Salah satunya adalah saat Potemkin merebut wilayah Jurja, mengalahkan 12.000 tentara dan mengambil alih 2 meriam musuh. Atas prestasinya ini, Potemkin menerima medali Order of St. Anna. Pertempuran Larga yang terjadi saat pasukan Rusia menyerbu langsung kamp pasukan Turki dengan formasi piramida membuat Potemkin meraih medali kelas tiga Order of St. George.[16]
Pasukan Rusia mengalami beberapa kemenangan di Danau Kagul, merebut Benteng Izmail, merebut Kilia dan mengambil alih Brailov. Namun juga mengalami kekalahan di Moldavia dan Wallachia (sekarang Rumania). Saat berhasil menduduki Bukares, Potemkin terserang demam tinggi namun menolak dokter dan memilih dirawat oleh orang-orang Slavia, Cossack Zaporozhia. Setelah pulih dan merebut kamp Ottoman pada 7 Juni (versi kalender Julian) atau 18 Juni (versi kalender Gregorian) 1773, pangkat Potemkin naik menjadi letnan jenderal. Pada Januari 1774, Potemkin kembali ke St. Petersburg.[16]
Kekasih Yekaterina II
Hubungan Yekaterina II dan Grigory Orlov sudah selesai selama beberapa waktu setelah kepulangan Potemkin dari medan perang. Favorit Yekaterina II saat itu adalah Alexander Vasilchikov. Melihat Potemkin kembali ke istana dan perang yang kemungkinan besar akan segera selesai dengan kemenangan mutlak di pihak Rusia, Yekaterina II memutuskan hubungannya dengan Vasilchikov. Perasaan antara Yekaterina II dan Potemkin sudah dimulai jauh sebelum ini (bahkan saat Yekaterina II masih bersama Grigory Orlov). Beberapa sumber bahkan menyatakan mereka berdua sudah menikah secara rahasia pada musim semi tahun 1774. Di bawah tradisi Rusia, seorang kaisar wanita tidak diperbolehkan untuk menikahi bangsawan kelas bawah bahkan bila yang ingin dinikahinya memiliki kekayaan yang banyak atau pangkat militer yang tinggi. Hubungan mereka menghasilkan seorang anak, Elizabeth Temkin pada tahun 1775. Tidak ada catatan resmi mengenai hal ini, namun anak Elizabeth memanggil Potemkin dengan sebutan kakek. Selain itu dalam surat yang ditulis Yekaterina II kepada Potemkin, dia memanggilnya dengan sebutan "Suamiku Tersayang" dan "Kembar Sejiwa".[4][6][8][9][10][17]
Di akhir tahun 1775 hubungan keduanya putus saat Yekaterina II memiliki favorit lain yaitu sekretarisnya, Peter Zavadovsky. Bahkan Potemkinlah yang memperkenalkan Yekaterina II dengan Zavadovsky. Hubungan Yekaterina II dan Potemkin setelahnya tetap baik dan masih sangat dekat. Yekaterina II memberinya banyak sekali gelar, hadiah, dan tanah perkebunan yang menunjukkan kedekatan keduanya.[5][9][10][18]
Kematian
Grigory Potemkin meninggal pada tanggal 5 Oktober (versi kalender Julian) atau 16 Oktober (versi kalender Gregorian) 1791 pada usia 52 tahun di padang rumput terbuka sekitar 60 km dari Iași. Potemkin sedang dalam perjalanan untuk negosiasi perdamaian dengan pihak Turki ke Mykolaiv, Ukraina. Saat jatuh sakit itu, Potemkin menolak dirawat oleh dokter. Potemkin dimakamkan di Katedral St. Catherine, Kherson, Ukraina.[1][2][4][5][9]