Raden Mas Goembrek (28 Juni 1885 – 19 Januari 1968) adalah salah satu tokoh pendiri Boedi Oetomo yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah.[1] Ia juga menerima gelar dokter Jawa dari School tot Opleiding van Inlandsche Artsen STOVIA-gelar ini diberikan untuk orang-orang Boemiputra setelah lulus dari STOVIA.
Riwayat hidup
Raden Mas Goembrek lahir 28 Juni 1885, dari pasangan Raden Mas Padmokoesoemo dengan Raden Adjeng Marsidah. Ia sekolah di Eropeeshe Lagere School (ELS) dan lulus pada 1901. Setelah lulus, Goembrek mengikuti ujian matrikulasi dan berhasil lolos masuk STOVIA, 25 Januari 1902.
Pada tahun 1903, Goembrek bergabung dengan Soetomo, dan menjadi salah satu pendiri organisasi tersebut. Ia berperan penting dalam pendirian Boedi Oetomo karena getol melakukan pendekatan dengan para bupati yang sejalan dengan perjuangan untuk mendukung Boedi Oetomo. Pada saat wabah pageblug pes melanda kota Malang, ia bersama pelajar lainnya diturunkan untuk menangani para korban yang terjangkit wabah pes tersebut, dan kemudian dilantik menjadi inlandsh arts (dokter bumiputera ), lulus tanpa ujian pada 11 April 1911.
Masa pemerintahan Hindia Belanda
Sejak lulus dari STOVIA, pada 1911 sampai masa pensiun tahun 1941. ia pernah bertugas di 34 kota. Ia juga pernah menjadi anggota Vereeniging voor Inlandsche Artsen atau asosiasi dokter dalam negri, yang didirikan pada 29 September 1911.
Pada 22 Februari 1920, Goembrek menikahi Raden Adjeng Samsidah, perempuan kelahiran Banjarnegara 6 Januari 1920, putri bungsu Raden Mas Mangkoesoebroto, patih (setara gubernur) Banjarnegara (1908-1920).
Pada 1925, Goembrek bertugas di Wonosobo, rumah sakit Zending van Gereformeerde Kerken (misi gereja reformasi). Ia kembali ditugaskan ke Semarang tahun (1925-1926), sebagai pemimpin pemberantasan penyakit cacing pita dan propaganda kesehatan higinis. Setelah itu bertugas di Kendal. Goembrek pensiun pada 1941 sebagai kepala dokter pemerintahan Hindia saat usianya 55 tahun dan kembali ke daerah Banyumas.
Masa pemerintahan Jepang
Setelah Pemerintah Jepang berkuasa, Goembrek diangkat menjadi pegawai negeri Karesidenan Banyumas, sebagai Pemimpin PPPOK (1943-1948), menggantikan Soemedi.
Masa pemerintahan RI
Pada 1 Desember 1945, Goembrek diangkat menjadi pegawai tinggi: dokter karesidenan di PPPOK dan sekolah mantra kesehatan di Banyumas. Pada masa pendudukan Belanda di Banyumas, Goembrek kemudian bekerja di Pemerintah Recomba. Sejak 1 Agustus 1947 ditetapkan sebagai Kelas I Dokter Pemerintah, Dinas Kesehatan Daerah di Banyumas. Antara 4 Agustus 1947 sampai 16 Juni 1948, ia dibantu oleh penggantinya di Kendal pada tahun 1941, Angka Prodjosoedirdjo, yang selanjutnya dimutasikan ke RSU Purwokerto. Setelah setahun bekerja, Goembrek secara resmi pensiun per 1 Agustus 1948, pada usia 62 tahun.
Setelah menjalani masa pensiun selama 2 tahun lebih, Goembrek melaksanakan pengabdian lagi kepada Pemerintah RI. Sejak 1 Desember 1950, ia ditetapkan sebagai pegawai bayaran bulanan Dokter Kelas 1 Sementara, Sanatorium Karangmangu. Sejak 3 Maret 1952, Goembrek (ketika itu berusia 66 tahun) tampil sebagai Pemimpin Sanatorium Karangmangu. Pada 18 Desember 1955 sampai dengan 21 Desember 1956 merangkap jabatan sebagai pemimpin RSU Banyumas. Tanggal 1 Juli 1957, ia pensiun sebagai Pemimpin Sanatorium Karangmangu, dan sejak 1 Desember 1960 diangkat sebagai tenaga pensiunan, Pemimpin Poliklinik RSU Banyumas. Sejak 1 Oktober 1964, dalam usia 78 tahun berhenti sebagai dokter pengawas LP Banyumas.
Goembrek meninggal 19 Januari 1968 pada usia 82 tahun, di rumahnya Jl Pangeranan Banyumas, dan tidak meninggalkan keturunan. Ia dimakamkan di samping makam istrinya, yang lebih dulu wafat pada saat Goembrek berusia 69 tahun, di Pasarean Dawuhan Banyumas, di pemakaman keluarga besar trah bupati.
Lihat pula
Referensi