Untuk tempat lain yang bernama sama, lihat
Gentan.
Gentan adalah desa di kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia.
Geografi
Gentan berada pada ketinggian 660 m dpl dan berjarak 4,5 km dari ibu kota kecamatan Kranggan, 6,6 km dari ibu kota kabupaten. Gentan mencakup daerah seluas 697,5 ha yang terbagi dalam lahan sawah seluas 97 ha dan lahan bukan sawah 600,5 ha. Lahan bukan sawah dipergunakan untuk bangunan/pekarangan, ladang/tegalan/huma, perkebunan rakyat dan lainnya.
Pembagian administratif
Desa Gentan memiliki 15 dusun yang terdiri dari 6 rukun warga (RW) dan 32 rukun tetangga (RT).
Demografi
Desa yang memiliki 1.134 rumah tangga ini berpenduduk 4.117 jiwa, terdiri dari 2.072 jiwa laki-laki dan 2.045 jiwa perempuan.
Penduduk usia 10 tahun ke atas bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan. Lainnya bekerja di industri pengolahan, bangunan, perdagangan, hotel dan rumah makan, pengangkutan dan komunikasi, jasa, dll.
Sumber air minum berasal dari sumur dan mata air, penerangan menggunakan PLN serta rumah tangga menggunakan penerangan lain non-PLN.
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan penduduk di atas 5 tahun yang tamat perguruan tinggi/universitas berjumlah 39 orang, akademi 10 orang, SLTA/sederajat 173 orang, SLTP/ sederajat 297 orang, SD/sederajat 2.054 orang, belum tamat SD 1.042 orang dan belum/tidak sekolah 44 orang. Untuk sarana pendidikan terdapat 1 unit TK dan 2 unit SD.
Kesehatan
Di bidang kesehatan, desa Gentan memiliki 1 puskesmas pembantu dan 4 posyandu.
Ekonomi
Pertanian
Tanaman pangan yang dikembangkan di Gentan adalah padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, dan kacang tanah. Tanaman sayuran yang dikembangkan berupa cabai dan kacang panjang. Buah-buahan yang dikembangkan adalah rambutan, durian, salak, pisang dan pepaya, sedangkan tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa kopi, vanili, cengkeh, kelapa, kakao, kemukus dan kapulaga.
Peternakan
Ternak yang dikembangkan di desa Gentan berupa sapi, kerbau, kambing/domba, ayam buras, dan itik.
Budaya
Penduduk Dusun Sampunsari dan Traju yang terdapat di desa Gentan biasa memperingati Maulid Nabi Muhammad dan ulang tahun Masjid Wali dengan pawai keliling membawa obor. Arak-arakan tersebut juga mengikutsertakan seorang pria dan seorang wanita yang didandani layaknya pengantin. Seusai pawai, kegiatan diisi dengan sepak bola api, kuda lumping, kobro, dan akhirnya semua bambu obor dibakar dan dihanyutkan ke sungai. Esoknya dilanjutkan dengan sadranan di Masjid Wali dengan membawa tenong (wadah dari bambu) berisi nasi, sayur mayur, lauk pauk, ketupat, makanan ringan, dan buah-buahan. Setelah iringan shalawat, dilanjutkan dengan doa bersama, lalu menikmati bekal dari tenong tersebut dan sisanya dibagikan kepada keluarga masing-masing. Esoknya, digelar pula wayang kulit semalam suntuk, dan kemudian jatilan dan kubro siswo. Untuk menutup seluruh kegiatan, digelar pengajian akbar.
Pranala luar