Fethullah Gülen (27 April 1941 – 20 Oktober 2024) adalah adalah seorang cendekiawan Muslim Turki, pengkhotbah, dan pemimpin gerakan Gulen[8][9] yang pada tahun 2016 memiliki jutaan pengikut.[10] Gulen adalah seorang neo-Utsmaniyah yang berpengaruh,[11] panetnis Anatolia,[12][13] penyair Islam, penulis,[14] kritikus sosial, dan aktivis-pembangkang yang mengembangkan perspektif teologis Nursian[15] yang menganut modernitas demokratis.[13] Gulen adalah seorang imam negara setempat dari tahun 1959 hingga 1981[16][17] dan dia adalah warga negara Turki hingga denaturalisasinya oleh pemerintah Turki pada tahun 2017.[18] Selama bertahun-tahun, Gulen menjadi tokoh politik berhaluan tengah di Turki sebelum ia berada di sana sebagai buronan. Dari tahun 1999 hingga kematiannya pada tahun 2024, Gulen tinggal di pengasingan di Amerika Serikat dekat Saylorsburg, Pennsylvania.[19][20][21]
Pada 2008 Majalah paling populer di Amerika, Foreign Policy Magazine bahkan menobatkannya sebagai orang nomor satu dari 100 tokoh paling berpengaruh di dunia.[22]
Gülen dipandang mengajarkan Islam Sunni-Hanafi) yang moderat, mirip dengan pengajarannya Said Nursi. Gülen mengutuk terorisme,[23] mendukung dialog lintas-agama, dan memprakarsai dialog semacam itu dengan Vatikan dan beberapa organisasi Yahudi.[24]
Namun dalam konteks Turki, Gülen dianggap masih tampil sebagai sosok konservatif dan taat agama. Misalnya, ia mendukung hak perempuan untuk memakai hijab,[25] dan para pengikutnya yang perempuan biaanya memang mengenakan hijab.[26] Watak jaringannya yang privat dan independen, menimbulkan kecurigaan dari beberapa penganut sekuler Turki [27] yang ketakutan dan menganggapnya sedang membangun kekuatan politik.[28] Kudeta di Turki terjadi pada tanggal 16 Juli 2016. Recep Tayyip Erdoğan selaku Presiden Turki memberikan tuduhan bahwa Gülen merupakan tokoh utama yang menyebabkan kudeta ini. Namun Gülen membantah tuduhan ini.[29]
^Erol Nazim Gulay, The Theological thought of Fethullah Gulen: Reconciling Science and Islam (St Antony's College Oxford University May 2007). p. 57
^Duderija, Adis (2014). Maqasid al-Shari'a and Contemporary Reformist Muslim Thought: An Examination. Springer. ISBN9781137319418. Still, Gulen repeatedly states that he propagates neither tajdīd, nor ijtihād, nor reform and that he is just a follower of Islam, simply a Muslim. He is very careful about divorcing himself from any reformist, political, or Islamist discourse. Gulen's conscious dislike of using Islam as a discursive political instrument, which was a distinct trait in Nursi as well, indicates an ethicalized approach to Islam from a spiritual perspective.
^"Fethullah Gülen". rlp.hds.harvard.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 March 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Yılmaz, İhsan. Beyond Post-Islamism: Transformation of Turkish Islamism Toward 'Civil Islam' and Its Potential Influence in the Muslim World. hlm. 260–261.