Cryptoderes Duméril and Bibron, 1834
Cryptodera Lichtenstein, 1856
Cryptodira Cope, 1868
Cryptodiramorpha Lee, 1995
Pancryptodira Joyce, Parham, and Gauthier, 2004
Cryptodira (bahasa Yunani: leher tersembunyi) adalah subordo dari Testudines yang mencakup sebagian besar kura-kura dan penyu yang masih hidup. Cryptodira berbeda dari Pleurodira (kura-kura leher sisi) dalam hal menyembunyikan leher dan menarik kepala, di mana mereka menarik leher dan kepala secara vertikal ke dalam cangkang[3], alih-alih melipat leher mereka ke samping di sepanjang tubuh di bawah bagian ujung cangkang. Hewan Cryptodira termasuk spesies-spesies yang sering digolongkan sebagai kura-kura air tawar, kura-kura penggigit, kura-kura darat, labi-labi, dan penyu.
Retraksi leher
Cryptodira dapat dicirikan dengan gerakan menarik (retraksi) kepala secara vertikal, yang memungkinkan kelompok hewan ini untuk melakukan gerakan vertikal dan gerakan lateral terbatas di luar cangkang.[4] Gerakan ini sebagian besar disebabkan oleh morfologi dan susunan tulang leher mereka. Pada semua kura-kura yang masih hidup hingga saat ini, kolom tulang leher mereka terdiri dari sembilan sendi dan delapan ruas tulang.[5] Dibandingkan dengan tulang belakang ramping dan zigapofisis (prosesus artikularis) yang dimiliki oleh kelompok hewan Pleurodira, tulang belakang Cryptodira memiliki bentuk yang berlawanan. Tulang leher mereka lebih buncit, dan zigapofisis (prosesus atau tonjolan tulang yang saling terkait pada ruas tulang belakang yang berdekatan) mereka jauh lebih luas, di mana fitur-fitur tersebut memungkinkan pertemuan tersebut untuk membentuk sendi engsel, dan akhirnya memungkinkan retraksi dan penyembunyian leher. Sendi engsel mengacu pada persendian ganda di mana persendian antara vertebra (ruas tulang belakang) keenam dan ketujuh serta vertebra ketujuh dan kedelapan memungkinkan mereka untuk menekuk leher mereka menjadi bentuk "S". Formasi bentuk S ini terjadi pada bidang yang memungkinkan retraksi leher ke dalam cangkang.[6]
Retraksi leher Cryptodiran juga bergantung pada otot-otot leher yang saling terkait untuk melakukan fitur khas tersebut. Dalam sebuah penelitian yang berfokus pada mekanisme retraksi leher pada kura-kura genus Chelodina (Pleurodira), dibandingkan dengan kura-kura genus Apalone (Cryptodira), ditemukan bahwa mereka tidak memiliki sistem otot longissimus, sistem otot iliocostalis dan pengecilan otot-otot epaksial (otot-otot belakang leher).[5] Tidak adanya otot-otot longissimus, yang utamanya berfungsi dalam menggerakkan leher melalui fleksi ipsilateral dan rotasi kontralateral, berkontribusi pada retraksi leher ke belakang ke dalam cangkang. Kurangnya sistem otot ini juga mengakibatkan prosesus transversus kurang berkembang (prosesus lateral pada vertebra), yang memaksa mereka untuk dikembangkan ke arah yang lebih kranial. Sistem otot iliocostalis, yang digunakan untuk fleksi lateral dan ekstensi kolom tulang belakang, umumnya tidak ada pada semua jenis kura-kura. Dengan adanya cangkang, gerakan otot ini tidak lagi memungkinkan. Otot-otot epaksial pada kura-kura yang berfungsi dalam gerak melangkah dan berjalan secara bergantian mengalami pengecilan, karena panjang langkahnya terbatas dan cangkangnya berat.
Sistematika dan evolusi
Hewan Cryptodira berevolusi selama periode Jura, dan pada akhir periode Jura, hampir seluruh kelompok Cryptodira menggantikan Pleurodira di danau dan sungai, sementara mereka mulai mengembangkan spesies yang dapat hidup di darat. Sementara itu, Pleurodira menjadi kura-kura air tawar yang dominan pada periode Kapur hingga kala Eosen di daratan Eropa,[7] dan juga menghasilkan kelompok famili yang memiliki anggota yang hidup di air laut (tidak sama dengan penyu modern), Bothremydidae.
Subordo Cryptodira memiliki tiga superfamili yang masih hidup, Chelonioidea (penyu), Testudinoidea (kura-kura darat dan kura-kura air tawar), dan Trionychoidea (labi-labi dan kerabat). Keluarga-keluarga dalam Kinosternoidea sekarang diakui sebagai kelompok parafili dari sebagian besar hewan Trionychoidea primitif, di mana mereka tidak membentuk kelompok alami.
Terdapat dua cakupan Cryptodira yang dapat digunakan. Salah satunya digunakan pada artikel ini, yaitu termasuk sejumlah garis keturunan punah primitif yang hanya diketahui dari fosil, serta Eucryptodira. Cakupan ini, pada gilirannya, terdiri dari beberapa kelompok yang sangat basal, dan Centrocryptodira mengandung kerabat prasejarah dari Cryptodira hidup, serta yang terakhir, yang secara kolektif disebut Polycryptodira.
Konsep alternatif membatasi penggunaan istilah "Cryptodira" ke kelompok mahkota (yaitu Polycryptodira). Cryptodira sebagaimana dipahami di sini disebut Cryptodiramorpha dalam pandangan ini. Sebuah studi baru-baru ini menempatkan Plesiochelyidae sebagai Angolachelonia dan di luar ordo Testudina, dan juga Cryptodira.[8]
ASesuai sistem yang digunakan di sini, Cryptodira dapat diklasifikasikan sebagai:[9]
^ abBiology of turtles. Wyneken, Jeanette, 1956-, Bels, V. L. (Vincent L.), Godfrey, Matthew H. Boca Raton: CRC Press. 2008. ISBN9780849333392. OCLC144570900.
^Pérez-García, Adán (4 June 2016). "A new turtle confirms the presence of Bothremydidae (Pleurodira) in the Cenozoic of Europe and expands the biostratigraphic range of Foxemydina". The Science of Nature. 103 (7–8): 50. Bibcode:2016SciNa.103...50P. doi:10.1007/s00114-016-1375-y. PMID27262289.
^Evers, Serjoscha W.; Benson, Roger B. J.; Smith, Andrew (January 2019). "A new phylogenetic hypothesis of turtles with implications for the timing and number of evolutionary transitions to marine lifestyles in the group". Palaeontology. 62 (1): 93–134. doi:10.1111/pala.12384.
Rhodin, Anders G.J.; van Dijk, Peter Paul; Parham, James F. (2008-12-08). "Turtles of the world, 2008 checklist"(PDF). Chelonian Research Monographs. 5. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2012-04-23. Diakses tanggal 2012-05-22.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)