Bijeksi
Dalam matematika, bijeksi, fungsi bijektif, korespondensi satu-ke-satu, atau fungsi terbalikkan adalah fungsi yang melibatkan elemen-elemen dari dua himpunan. Setiap elemen dari satu himpunan dipasangkan dengan tepat ke satu elemen dari himpunan lainnya. Setiap elemen dari himpunan lainnya dipasangkan dengan tepat ke satu elemen dari himpunan pertama. Tidak ada elemen yang tidak berpasangan atau memiliki lebih dari satu pasangan. Dalam istilah matematika, fungsi bijektif f: X → Y adalah pemetaan satu-ke-satu (injeksi) dan onto (surjektif) dari himpunan X ke himpunan Y.[1][2] Istilah korespondensi satu-ke-satu tidak boleh disalahartikan dengan fungsi satu-ke-satu (fungsi injeksi). Sebuah bijeksi dari himpunan X ke himpunan Y memiliki fungsi invers dari Y ke X. Jika X dan Y adalah himpunan hingga, maka keberadaan suatu bijeksi berarti bahwa kedua himpunan tersebut memiliki jumlah elemen yang sama. Untuk himpunan tak berhingga, digunakan konsep bilangan kardinal—cara untuk membedakan berbagai ukuran himpunan tak berhingga. Fungsi bijektif dari suatu himpunan ke dirinya sendiri disebut permutasi dan himpunan semua permutasi dari suatu himpunan membentuk sebuah grup simetris. Fungsi bijektif sangat penting dalam berbagai bidang matematika termasuk definisi isomorfisme, homeomorfisme, difeomorfisme, kelompok permutasi, dan peta projektif. DefinisiAgar pasangan antara X dan Y menjadi bijeksi, empat sifat berikut harus terpenuhi:
Apabila sifat nomor (1) dan (2) terpenuhi, maka pasangan tersebut adalah sebuah fungsi dengan domain X. Pada umumnya, sifat nomor (1) dan (2) lebih umum ditulis sebagai pernyataan tunggal berupa "setiap elemen X dipasangkan dengan tepat ke satu elemen Y." Fungsi yang memenuhi sifat nomor (3) dikatakan "onto Y" atau disebut surjeksi (atau fungsi surjektif). Fungsi yang memenuhi sifat nomor (4) dikatakan sebagai "fungsi satu-ke-satu" dan disebut injeksi (atau fungsi injektif).[3] Dengan terminologi ini, bijeksi adalah fungsi gabungan antara surjeksi dan injeksi. Dengan kata lain, bijeksi adalah fungsi "satu-ke-satu" sekaligus fungsi "onto".[1][4] Bijeksi terkadang dilambangkan dengan simbol anak panah ke kanan berkepala dua dan memiliki ekor (⤖), seperti pada f : X ⤖ Y. Simbol ini merupakan kombinasi dari simbol anak panah ke kanan berkepala dua (↠), yang digunakan untuk melambangkan surjeksi dan anak panah ke kanan berekor (↣) yang digunakan untuk melambangkan injeksi. ContohPenyusunan formasi pemain tim bisbol atau kriketBayangkan susunan pemain pada permainan bisbol atau kriket (atau olahraga lain dengan tiap pemainnya menempati posisi tertentu). Himpunan X mewakili pemain di tim (sembilan pemain untuk baseball) dan himpunan Y mewakili urutan posisi pukulan (pertama, kedua, ketiga, dst.). Kedua himpunan tersebut kemudian dipasangkan untuk menentukan urutan posisi pemain dalam permainan ini. Sifat nomor (1) terpenuhi karena semua pemain ada di dalam daftar, sifat nomor (2) terpenuhi karena tidak ada pemain yang melakukan pukulan sebanyak dua kali (atau lebih), sifat nomor (3) menyatakan bahwa terdapat beberapa pemain yang memukul di posisi itu, dan sifat nomor (4) menyatakan bahwa dua atau lebih pemain tidak pernah memukul di posisi yang sama. Kursi dan siswa di kelasBanyangkan sebuah ruang kelas dengan sejumlah kursi di dalamnya. Sekelompok siswa memasuki ruangan dan guru meminta mereka untuk duduk. Setelah melihat sekilas ke sekeliling ruangan, sang guru mendapati bahwa terdapat bijeksi antara himpunan siswa dan himpunan kursi, ditandai dengan dipasangkannya semua siswa dengan kursi yang mereka duduki. Guru tersebut dapat mengambil kesimpulan seperti ini karena:
Dengan demikian, guru tersebut dapat menyimpulkan bahwa jumlah kursi yang ada sama banyaknya dengan jumlah siswa tanpa harus menghitung kedua himpunan (baik himpunan siswa maupun himpunan kursi). Contoh matematis
InversSebuah bijeksi f dengan domain X (f: X → Y dalam notasi fungsional) juga mendefinisikan hubungan sebaliknya yang dimulai dari Y dan menuju X (dengan memutar panah ke arah yang berlawanan). Berdasarkan sifat bijeksi nomor (3) dan (4), hubungan invers seperti ini merupakan sebuah fungsi dengan domain Y. Lebih dari itu, sifat nomor (1) dan (2) kemudian menyatakan bahwa fungsi invers ada dan merupakan bijeksi.[5] Suatu fungsi dapat dikatakan invertible jika dan hanya jika fungsi itu adalah sebuah bijeksi. Dinyatakan dalam notasi matematis ringkas, fungsi f: X → Y adalah bijektif jika dan hanya jika memenuhi syarat
Apabila dikaitkan kembali dengan contoh susunan pemukul bisbol, fungsi yang didefinisikan pada contoh tersebut mengambil input nama salah satu pemain dan menampilkan output posisi pemain itu dalam urutan pukulan. Karena fungsi ini adalah sebuah bijeksi, maka fungsi tersebut memiliki fungsi invers yang mengambil input posisi dalam urutan pukulan dan output pemain yang akan batting di posisi itu. KomposisiKomposisi dari dua bijeksi f: X → Y dan g: Y → Z adalah sebuah bijeksi, dengan invers dari adalah . Sebaliknya jika komposisi dari dua fungsi adalah bijeksi, maka f adalah injeksi dan g adalah surjeksi.[6] Bijeksi dan kardinalitasJika X dan Y adalah himpunan berhingga, maka terdapat bijeksi antara dua himpunan X dan Y jika dan hanya jika X dan Y memiliki jumlah elemen yang sama. Dalam teori himpunan aksiomatik kondisi ini memiliki definisi "jumlah elemen yang sama" (equinumerosity), dan generalisasi definisi ini ke himpunan tak berhingga mengarah ke konsep bilangan kardinal (cara untuk membedakan berbagai ukuran himpunan tak berhingga).[7] Galeri
Lihat pulaCatatan
ReferensiTopik ini adalah konsep dasar dalam teori himpunan dan dapat ditemukan dalam sumber apapun yang memuat pengantar teori himpunan. Topik mengenai teori himpunan dapat ditemukan dalam buku teks:
Pranala luar
|