Pada zaman dahulu konon setelah tertangkapnya pangeran Diponegoro di Magelang pada tanggal 28 Maret 1930 banyak para pengikutnya yang berpencar dan berlari menyelamatkan diri kearah barat. Tertangkapnya pangeran Diponegoro karena tipu muslihat Belanda yang waktu itu dipimpin oleh Jendral De Kock, sehingga menimbulkan kekecewaan dan kemarahan para pengikutnya, mereka bersumpah untuk tetap berjuang melawan penjajah Belanda sampai titik darah penghabisan, meskipun hanya dengan peralatan seadanya.
Pengikut pangeran Diponegoro kebanyakan para alim ulama dan tokoh agama, namun demikian mereka tetap gigih berjuang membela rakyat agar terhindar dari penindasan, penyiksaan, penderitaan, kemiskinan dan keterbelakangan serta kebodohan. Dalam perjuangannya para pengikut pangeran Diponegoro sering mengadakan pertemuan-pertemuan didaerah Beran yaitu tanah puntuk dan lapang diareal lapang persawahan pinggir perkampungan, sambal berdakwah menyiarkan agama islam dengan cara sesepuh ulama membacakan kitab dan yang lain mendengarkan, menyimak dan memaknai proses pembelajaran seperti itu disebut Bandongan yang sekarang menjadi nama Desa dan sekaligus nama Kecamatan di Magelang.
Desa/Kelurahan dengan Jumlah Penduduk Terbanyak Desa Rejosari sebanyak 7.818jiwa. [2]Sebagian penduduk desa di Kecamatan Bandongan sebagai petani tanaman sayuran dan buah-buahan semusim yaitu, cabai, rawit, kacang panjang, ketimun, tomat, terong, dan pepaya,dll.[3]
Fasilitas
Pendidikan Formal
Kecamatan Bandongan memiliki 46 SD/MI, 10 SMP/MTs, 2 SMA/MA , 2 SMK yang tersebar di 14 Desa/Kelurahan.