Bandar Udara Internasional Montréal–Mirabel (IATA: YMX, ICAO: CYMX), awalnya disebut Bandar Udara Internasional Montréal dan lebih umum dikenal dengan sebutan Mirabel, adalah bandar udarakargo dan bekas bandara internasional di Mirabel, Quebec, Kanada, 21 mil laut (39 km; 24 mi) di sebelah barat laut Montreal.[2] Bandara ini dibuka tanggal 4 Oktober 1975. Penerbangan penumpang komersial terakhir lepas landas pada 31 Oktober 2004.
Sebelum terminal diruntuhkan, Montréal–Mirabel diklasifikasikan sebagai bandar udara pintu masuk (airport of entry) oleh Nav Canada dan dioperasikan oleh Canada Border Services Agency (CBSA). Hélibellule FBO adalah bandara pintu masuk yang lebih kecil.[2] Mirabel adalah satu dari dua bandara di Kanada (selain Bandar Udara Internasional Pearson Toronto) dengan hak milik lahan yang bisa diperbesar untuk menampung 50 juta penumpang per tahun. Bandara ini tidak pernah diperluas karena lalu lintasnya sedikit. Bandara ini merupakan satu dari dua bandara non-ibu kota berkapasitas kurang dari 200.000 penumpang per tahun yang menjadi bagian dari National Airports System.
Rencananya, bandara ini menggantikan Bandar Udara Dorval sebagai pintu masuk udara Kanada sebelah timur. Sejak 1975 sampai 1997, semua penerbangan internasional dari dan ke Montreal (kecuali dari dan ke Amerika Serikat) wajib tiba dan berangkat di Mirabel. Namun, lokasinya yang jauh, tidak memadainya transportasi ke kawasan perkotaan, dan bertahannya penerbangan dalam negeri di Dorval membuat Mirabel sangat tidak populer bagi pelancong dan maskapai. Ketidakpopuleran bandara ini memicu kemerosotan ekonomi Montreal bila dibandingkan dengan ekonomi Toronto sepanjang tahun 1970-an dan 1980-an. Akibatnya, jumlah penumpang tidak pernah mencapai jumlah yang diharapkan dan bahkan lebih rendah daripada Dorval saat masih direnovasi.
Saat pemerintah memutuskan untuk memusatkan penerbangan penumpang Montreal di satu bandara saja, Dorval dipilih dan Mirabel diubah menjadi bandara kargo. Mirabel lantas menjadi proyek gajah putih.[8] Bandara Dorval berganti nama menjadi Bandar Udara Internasional Montréal–Pierre Elliott Trudeau, diambil dari nama Perdana Menteri Kanada yang memulai proyek Mirabel; tujuan penggantian nama ini adalah menutup dan mengganti bandara Dorval sesegera mungkin.[9] Berdasarkan luas permukaan, Mirabel waktu itu merupakan bandara terbesar di dunia dengan rencana luas 39.660 hektare (396,6 km2; 98.000 ekar); Bandar Udara Internasional King Fahd di Arab Saudi mengalahkan luas permukaan Mirabel ketika rampung tahun 1999. Tahun 1989, 32,78 hektare (81,000 ekar) dari 39.660 hektare (98.000 ekar) diserahkan kembali ke pemilik tanah aslinya.[10]
Pembangunan
Latar belakang
Pada tahun 1960-an, Montreal mengalami lonjakan ekonomi. Proyek pembangunan besar seperti Montreal Metro dan Expo 67 membuat kota ini terkenal di seluruh dunia. Semakin banyak pelancong yang datang ke kota ini menggunakan pesawat terbang. Pemerintah federal mewajibkan maskapai Eropa yang terbang ke Kanada mendarat di Montreal saja.[butuh rujukan] Hasilnya, lalu lintas penumpang di bandara Dorval naik 15–20% per tahun. Pemerintah kemudian memutuskan membangun bandara baru yang sekiranya mampu menampung kenaikan lalu lintas penumpang pada abad ke-21.
Departemen Transportasi Kanada menjajaki lima lokasi potensial untuk bandara baru Montreal: Saint-Jean-sur-Richelieu (50 km (31 mi) di sebelah tenggara), Vaudreuil-Dorion (40 km (25 mi) di sebelah barat), Joliette (70 km (43 mi) di sebelah utara), St-Amable (30 km (19 mi) di sebelah tenggara), dan Ste-Scholastique (60 km (37 mi) di sebelah barat laut).
Pemerintah federal mengusulkan bandara ini dibangun di Vaudreuil-Dorion. Selain karena sudah ada jalan dan rel kereta, lokasinya juga dekat dengan Ottawa dan Montreal sehingga bandara ini bisa menjadi gerbang masuk bagi kedua kota ini. Namun, Perdana Menteri QuebecRobert Bourassa yang tidak terlalu akrab dengan Perdana MenteriPierre Trudeau kabarnya tidak ingin proyek sepenting ini dibangun dekat perbatasan Ontario. Pemerintahan Bourassa ingin bandara baru dibangun di Drummondville (100 km (62 mi) di sebelah timur).
Pengadaan lahan
Pada Maret 1969, pemerintah federal dan provinsi menetapkan lokasi di St. Scholastique dan menyusun rencana pengadaan lahan seluas 39.250 hektare (97.000 ekar), lebih luas daripada seluruh kota Montreal. Tempat ini hanya tersambung oleh jalan raya panjang lewat Autoroute 15 dan Autoroute 50. Jalan tambahan lewat Autoroute 13 rencananya dibangun, tetapi tidak kunjung rampung. Pemerintah juga berencana menyambungkan Autoroute 50 dengan kawasan Ottawa/Gatineau; rencana ini baru terwujud tahun 2012.
Pengadaan lahan ini menjadikan Mirabel bandara terbesar di dunia menurut luas kepemilikan tanah (Bandar Udara Internasional King Fahd di dekat Dammam, Arab Saudi, kelak mengalahkan Mirabel sebagai bandara terbesar di dunia). Kawasan operasi bandara yang mencakup lahan terbangun dan lahan perluasan hanya mencapai 6.880 hektare (17.000 ekar), 19% dari luas total bandara. Pemerintah federal berencana memanfaatkan lahan sisanya untuk meredam suara dan kawasan industri (tidak terwujud). Warga St. Scholastique menolak keras pembelian lahan mereka. Pembangunan tetap dimulai pada Juni 1970 di bawah pengawasan BANAIM, lembaga pemerintah yang dibentuk untuk membangun bandara ini. Para arsitek yang merancang bandara adalah Papineau, Gérin-Lajoie, LeBlanc, Edwards.[11]
Angkutan kereta berkecepatan tinggi (100 hingga 120 kilometer per jam (62 hingga 75 mph) untuk rute Montréal–Mirabel), TRRAMM (Transport Rapide Régional Aéroportuaire Montréal–Mirabel), rencananya dibangun belakangan, tetapi tidak pernah terwujud. Sistem TRRAMM juga rencananya diperluas hingga daerah lain di sekitar Montreal. Proyek ini terhambat oleh anggaran. Pemerintah federal, provinsi, dan kotamadya tidak mampu mendanai proyek angkutan cepat ini. Akibatnya, Mirabel terpaksa mengandalkan jalan raya yang tidak memadai tanpa rel kereta dan hanya dilayani oleh bus ekspres.
Riwayat operasi
Bandar Udara Internasional Montréal–Mirabel dibuka secara resmi pada tanggal 4 Oktober 1975 bertepatan dengan Olimpiade Musim Panas 1976. Untuk mengejar pembukaan saat Olimpiade, pemerintah memutuskan untuk memindahkan penerbangan ke Mirabel dalam dua tahap. Penerbangan internasional langsung dipindahkan saat itu juga, sedangkan penerbangan dalam negeri dan Amerika Serikat baru dipindahkan tahun 1982.
Pemerintah federal memprediksi Dorval akan melebihi kapasitasnya pada tahun 1985 dan menjadikannya alasan untuk membangun Mirabel. Mereka juga memperkirakan 20 juta penumpang akan keluar-masuk bandara Montreal setiap tahun, 17 juta di antaranya melalui Mirabel. Tiga faktor ini mengurangi jumlah perkriaan lalu lintas udara di Dorval.
Setelah tahun 1976, Mirabel dan Dorval mulai ditinggalkan karena pesawat jet jarak jauh semakin lumrah sehingga tidak perlu mengisi bahan bakar di Montreal dalam rute trans-Atlantik. Pesawat jarak jauh sangat populer karena kebijakan energi nasional yang menurunkan harga minyak di Montreal jauh di bawah harga global pada tahun 1975 sampai 1980-an seiring jatuhnya harga minyak dunia.
Selain itu, pengoperasian Mirabel (penerbangan internasional) dan Dorval (penerbangan dalam negeri) secara berbarengan membuat Montreal tidak menarik bagi maskapai internasional. Penumpang asal Eropa yang ingin ke kota lain di Kanada atau Amerika Serikat perlu naik bus sejam dari Mirabel ke Dorval. Proses transfer yang melelahkan ini adalah kelemahan utama Montreal. Tidak adanya jalan tol dan rute kereta memperparah masalah ini. Maskapai internasional memutuskan mengalihkan rute penerbangannya ke Toronto. Salah satu hal yang menghambat pemindahan operasi dari Dorval ke Mirabel adalah keinginan Air Canada untuk tetap beroperasi di Dorval (dan dekat dengan hanggar perawatan pesawat AVEOS) dan penerbangan lanjutannya di Bandara Pearson.[12]
Pada tahun 1991, Mirabel dan Dorval hanya menangani 8 juta pneumpang dan 112.000 ton kargo per tahun, sedangkan Toronto menangani 18,5 juta penumpang dan 312.000 ton kargo. Mirabel sendiri tidak pernah melampaui 3 juta penumpang per tahun sepanjang berdiri. Pemerintah perlahan menyadari Montreal tidak butuh bandara kedua.[13][14]
Untuk menjamin kelangsungan Mirabel, semua penerbangan internasional yang melayani Montreal dilarang mendarat di Dorval pada tahun 1975 hingga 1997. Akan tetapi, desakan publik yang mendukung Dorval membuat bandara tersebut tidak jadi ditutup. Akibatnya, biaya operasi Mirabel lebih mahal dibandingkan Dorval sehingga tidak laku bagi maskapai penerbangan maupun pelancong. Dorval berjarak 20 menit dari pusat kota, sedangkan Mirabel berjarak 50 menit dari pusat kota dalam kondisi lalu lintas lancar. Penumpang yang transit di Montreal perlu naik bus hanya untuk pindah dari penerbangan domestik ke internasional. Warga Montreal semakin tidak suka dengan Mirabel karena mereka terpaksa pergi jauh ke luar kota untuk terbang ke luar negeri.
Atas pertimbangan ekonomi, banyak maskapai internasional yang memilih keluar dari Montreal dan mendarat di Toronto karena banyak penerbangan lanjutan ke dalam negeri dan Amerika Serikat. Beroperasinya dua bandara secara bersamaan di Montreal semakin mengurangi lalu lintas pesawat di Dorval. Jumlah pergerakan pesawat di Dorval merosot ke posisi keempat setelah Toronto, Vancouver, dan Calgary. Maskapai internasional butuh waktu lama untuk kembali ke Dorval setelah bandara ini kembali mengizinkan penerbangan internasional pada tahun 1997. Hanya Air Transat yang bertahan di Mirabel sampai tutup. Maskapai ini mengoperasikan penerbangan komersial terakhir dari Mirabel ke Paris pada 31 Oktober 2004.[15]
Seiring waktu, berkurangnya frekuensi penerbangan penumpang mulai berdampak negatif terhadap ekonomi di sekitar Mirabel. Hotel Chateau Aeroport-Mirabel berkapasitas 354 kamar yang letaknya dekat terminal terpaksa tutup tahun 2002 setelah 25 tahun beroperasi.
Perdebatan
Pada akhir 1990-an, majalah Maclean's mewawancarai seorang warga setempat yang lahan pertaniannya dibeli pemerintah. Ia mengatakan bahwa tanahnya dikorbankan untuk menyelamatkan kota Montreal. Ia mengkritik pemerintahan Trudeau karena tidak menutup Dorval dan terlambat memanfaatkan potensi Mirabel. Kanada tidak memiliki undang-undang seperti Amendemen Wright di Amerika Serikat yang mampu memaksa maskapai penerbangan pindah dari Dorval ke Mirabel.
Pihak-pihak yang mendukung penetapan Mirabel sebagai satu-satunya bandara internasional di Montreal menyoroti bahwa Mirabel bisa diperluas untuk mengantisipasi lonjakan penumpang masa depan, tidak seperti Dorval. Mereka juga mengatakan bahwa Dorval bisa ditutup, lalu tanahnya dimanfaatkan untuk pengembangan properti premium. Hasil penjualannya bisa digunakan untuk memperbaiki akses ke Mirabel dan/atau bandara itu sendiri.
Lokasi awal Mirabel sebenarnya merupakan alasan utama pembangunan bandara ini. Selain banyak lahan, kehadiran bandara ini juga akan mengurangi polusi suara di kawasan perkotaan Montreal.
Abad ke-21
Perluasan Dorval tahun 2000 sampai 2005 yang memakan C$716 juta memungkinkan bandara tersebut melayani 20 juta penumpang per tahun dan memenuhi target yang seharusnya dipenuhi oleh Mirabel. Aéroports de Montréal mendanai seluruh proyek perluasan ini tanpa bantuan pemerintah.[16]
Kini, Bandara Internasional Montréal–Mirabel hampir sepenuhnya melayani penerbangan kargo. Penerbangan penumpang dihentikan tanggal 31 Oktober 2004, 29 tahun setelah bandara dibuka dan beberapa tahun setelah bandara dialihfungsikan untuk melayani penerbangan sewaan terbatas. Bombardier Aerospace meluncurkan pesawat-pesawat baru dari pabriknya di Mirabel.
Karena tidak ada penerbangan terjadwal dan banyak ruang kosong di dalam terminal, Mirabel menjadi lokasi pembuatan film, seri TV, dan iklan selama beberapa tahun. Film The Terminal (2004) menampilkan mezanin yang menghadap meja imigrasi dan berlatar sabuk bagasi berjalan, tempat parkir pesawat, dan pintu masuk utama terminal Mirabel. Adegan terminal lainnya direkam di studio.
Tahun 2006, I-Parks Creative Industries, perusahaan Prancis yang membangun tempat wisata kota, dan Oger International SA, perusahaan rekayasa global milik keluarga perdana menteri Lebanon Rafik Hariri, berencana mengubah Mirabel menjadi taman hiburan. Taman ini rencananya bertema air dan luar angkasa.[17][18] Pada Agustus 2008, negosiasi, riset pasar, dan pemeriksaan teknis ditunda terus-menerus dan pembangunan tidak kunjung dimulai.[19]
Pada Desember 2006, dalam rangka "memperbaiki ketidakadilan sejarah", Perdana Menteri Stephen Harper mengumumkan pengembalian lahan pertanian seluas 4.450 ha yang sebelumnya diperuntukkan untuk pengembangan bandara Mirabel. Kurang lebih 125 petani yang menyewa tanah dari pemerintah federal boleh membelinya kembali. Harper mengaku puas menyelesaikan program perdana menteri sebelumnya, Brian Mulroney, yang mengakuisisi lahan dalam jumlah besar pada masa pemerintahannya tahun 1985.[butuh rujukan]
Bulan Mei 2007, International Center of Advanced Racing dan Aéroports de Montréal menyepakati pemanfaatan sebagian lahan bandara untuk sirkuit balap selama 25 tahun.[6][20] Pada saat yang sama, operator pangkalan tetap Hélibellule mulai melayani pesawat jet pribadi di sana. Perusahaan ini juga membuka penerbangan penumpang dari Mirabel ke kota-kota lain di Kanada dan Amerika Serikat.[21][22] Hélibellule mengoperasikan tiga jenis helikopter; Bell 222, Robinson R22, dan Aérospatiale Gazelle.[21] Per 2019, penumpang dan awak internasional menjalani proses imigrasi di gedung Hélibellule.[23] Gedung Hélibellule mampu melayani maksimal 15 penumpang penerbangan umum.[2]
Bulan Agustus 2008, Agence métropolitaine de transport mengatakan bahwa mereka bersedia memperpanjang operasi kereta komuternya ke bandara ini apabila lalu lintas penumpang bandara kembali seperti semula.[butuh rujukan]Stasiun Deux-Montagnes berjarak kurang lebih 12 km (7,5 mi) dari bandara.
Pada Juli 2010, ADM mengumumkan bahwa proyek AeroDream yang sudah lama tertunda oleh I-Parks Creative Industries batal secara resmi.[25] Saat ini tidak ada proyek alternatif di lahan tersebut.
Sejak 2011, NASCAR Canadian Tire Series dan ajang balap lainnya diselenggarakan di landasan pacu bandara dan kawasan sekitarnya, sekarang bernama Circuit ICAR.
Tanggal 16 September 2013, Bombardier CS100 melakukan penerbangan perdana dari Bandara Mirabel didampingi pesawat Global 5000.[26]
Pada 11 Juli 2016, Aéroports de Montréal mengumumkan Pama Manufacturing berencana membangun pabrik obat-obatan di lahan bekas terminal penumpang seluas 400.000 meter persegi. Mirajet membangun pangkalan di dasar menara ATC dan membuka 20 hanggar untuk disewa klien penerbangan sipil dan bisnis. Penyewa lainnya adalah Bombardier Aerospace, Pratt & Whitney Canada's Mirabel Aerospace Centre, Stelia Aerospace (dulu Aerolia), L3 Communication Mas, Avianor, dan Nolinor, ditambah layanan-layanan khusus lain sehingga membuka 3.700 lapangan pekerjaan di bandara ini. Bombardier CSeries masih dirakit di Mirabel.[27]
Penghancuran gedung terminal
Pada tanggal 1 Mei 2014, Aeroports de Montréal mengumumkan gedung terminal Bandara Mirabel akan diruntuhkan karena biaya perawatannya mahal, fasilitasnya tidak cocok untuk penerbangan komersial, dan tidak ada manfaat ekonomis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membangun ulang terminal baru lebih murah apabila lalu lintas penerbangan penumpang kembali ramai di Mirabel. Ini bisa terwujud apabila terminal maskapai bertarif rendah yang ukurannya lebih kecil dibangun sehingga menarik sejumlah maskapai bertarif sangat rendah seperti Flair Airlines, Swoop, dan lain-lain, tetapi sejauh ini tidak ada rencana mengembalikan penerbangan penumpang ke Mirabel.[per kapan?][28][29][30][31]
Delsan menang tender pada 16 September 2014. Gedung terminal dan gedung parkir sekitarnya dihancurkan (nasib hotel Chateau Aeroport yang terbengkalai masih belum jelas).[32] Proyek penghancuran ini memakan biaya $15 juta dan waktu 1 tahun.[33] Gedung terminal mulai dihancurkan pada pertengahan November 2014 sampai 2016.
Maskapai penerbangan dan kota tujuan
Kini, semua maskapai besar yang terbang ke Montréal–Mirabel adalah maskapai kargo.
Beberapa maskapai sewaan juga pernah melayani bandara Mirabel, misalnya Wardair, Nolisair, Canada 3000, dan Royal Aviation. Keempat-empatnya sudah dimerger atau bangkrut. Air Transat adalah satu-satunya maskapai sewaan yang mengawali operasinya di Mirabel sampai bandara ini ditutup tahun 2004.
Arsitektur
Mirabel dirancang untuk diperluas dengan enam landasan pacu dan enam gedung terminal ditambah STOLport. Perluasan ini seharusnya dilaksanakan secara bertahap hingga 2025. Akan tetapi, bandara ini tidak pernah memulai tahap keduanya. Pada Oktober 2005, landasan 11/29 ditutup sehingga semua penerbangan beroperasi di landasan 06/24.[2] Pada Desember 2009, landasan 11/29 dibuka kembali dengan panjang 2.700 m (8.800 ft), lalu pada April 2012, panjangnya dikembalikan ke 3.700 m (12.000 ft).[2]
Bandara ini dirancang oleh Papineau, Gérin-Lajoie, dan LeBlanc yang bertemu di McGill's School of Architecture pada tahun 1950-an (di bawah bimbingan John Bland), mendirikan perusahaan tahun 1960, dan berpisah tahun 1973. Bandara ini dibuka setelah Papineau dan Gordon Buchanan Edwards keluar dari perusahaan tersebut.[35] Terminal Mirabel mengikuti rancangan Québec Pavilion di Expo 67. Dengan bentuk kotak kaca gelap minimalis di atas ruang bawah tanah beton, terminal ini mendapat banyak pujian ketika diresmikan.
Penumpang berjalan kaki 100 m (328 ft) dari trotoar ke gerbang. Penumpang kemudian diangkut ke pesawat menggunakan Passenger Transfer Vehicle (PTV) alih-alih berjalan lewat garbarata. PTV Mirabel mirip dengan angkutan serupa di Bandar Udara Internasional Dulles Washington dan berjalan dari terminal ke tempat parkir pesawat. Radio-Canada/Canadian Broadcasting Corporation melaporkan bahwa satu PTV memakan biaya C$400.000 waktu itu.[36] Untuk mempermudah transfer penerbangan, terminal ini juga memiliki beberapa garbarata di lobi kecil bernama Aeroquay. Lobi ini bisa diakses lewat terowongan dan langsung tersambung ke lobi utama.
Bell Helicopter memproduksi semua helikopter komersialnya di sebuah pabrik dekat bandara.
Nolisair (Nationair) pernah berkantor pusat di Nationair Building di lahan bandara.[38]
Kecelakaan atau insiden
Kecelakaan atau insiden berikut ini terjadi di bandara ini atau melibatkan pesawat yang menggunakan bandara ini:
21 Januari 1995: Royal Air Maroc Penerbangan 205, pesawat Boeing 747-400 dengan tujuan New York City dan Casablanca, sedang menjalani pencairan es oleh awak darat Canadian Airlines dalam keadaan mesin menyala. Karena miskomunikasi, pilot mengira pencairan esnya sudah selesai dan mulai menjalankan pesawat ke depan. Dua mobil pencair es yang masih ada di depan dua penstabil horizontal tertabrak pesawat. Tiga awak darat mengalami cedera dan dua pengemudi mobilnya cedera parah.[39]
^"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal September 18, 2014. Diakses tanggal September 17, 2014.
^"Fields of Broken Dreams". The Gazette. Canada.com. December 19, 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 18, 2015. Diakses tanggal June 5, 2015.
^Ville de Montréal. "Papineau Gérin-Lajoie Le Blanc". Le Site Officiel du Mont-Royal. Ville de Montréal. Diakses tanggal February 9, 2017.
^The Europa World Year Book, 1989. Europa Publications, August 1, 1991. 667. Retrieved from Google Books on June 11, 2012. "Nationair Canada: Nationair Bldg, Cargo Rd Al, Montreal International Airport (Mirabel), Mirabel, Que J7N 1A5"