Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (disingkat BIPA) adalah program pembelajaran bahasa Indonesia yang subjeknya merupakan pembelajar asing.[1] Maka kedudukan bahasa Indonesia bagi penutur asing menjadi bahasa asing. Selain berorientasi pada pengajaran bahasa Indonesia, lebih luas program BIPA mampu diberdayakan menjadi alat diplomasi. Alat diplomasi yang dapat difungsikan pemerintah untuk memperkuat kedudukan bangsa Indonesia di dunia.[2] Melalui program BIPA, negara lain dapat dengan mudah mengenal Indonesia dan memungkinkan terbukanya akses untuk menjalin kerja sama bilateral atau multilateral. BIPA juga mengemban misi untuk mengenalkan wawasan kebudayaan Indonesia yang adiwarna.[3]
Persebaran
Geliat BIPA tidak hanya muncul di dalam negeri melainkan juga di luar negeri.[4] Program BIPA kini telah diimplementasikan di 219 perguruan tinggi atau lembaga baik di dalam maupun luar negeri. Persebaran BIPA memang belum sebanyak penutur bahasa Inggris, namun setidaknya telah menarik perhatian 40 negara di dunia. BIPA telah menjadi bahan perbincangan di mata dunia, nyatanya semakin banyak perguruan tinggi atau lembaga yang mengahadirkan pengajaran bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. BIPA memiliki peran penting dalam internasionalisasi bahasa Indonesia. Melihat perkembangan BIPA, muncul peluang besar untuk bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia.[1] Upaya strategis yang dapat dilakukan secara internal adalah meningkatkan mutu pengajaran BIPA itu sendiri. Pengajaran BIPA harus lebih diperhatikan dengan lebih baik, mempersiapkan bahan ajar yang berkualitas, menyediakan uji kompetensi berbahasa Indonesia dengan kredibel, dan mempersiapkan para pengajar BIPA yang unggul.
Motif mempelajari bahasa Indonesia
Motif dan tujuan penutur asing atau pemelajar asing dalam mempelajari bahasa Indonesia disesuaikan dengan konteksnya.[5] Ragam konteks tersebut dapat dimaknai sebagai suatu keperluan atau kebutuhan dari penutur asing tersebut untuk belajar bahasa Indonesia. Untuk itu, tujuan pemelajar BIPA sangatlah beragam. Terdapat pemelajar yang sekadar berwisata ke Indonesia, kemudian tertarik untuk belajar bahasa. Dalam kasus lain, ada pula pemelajar yang memiliki niatan, murni untuk belajar bahasa demi keberhasilan akademik di Indonesia. Secara praktis penutur asing belajar bahasa Indonesia guna mempermudah komunikasi dalam dunia kerja di Indonesia. Untuk tetap bertahan di Indonesia penutur asing membutuhkan kemampuan berbahasa Indonesia yang setidaknya mampu difungsikan sebagai alat komunikasi di lingkungan kerja atau masyarakat.
Buku untuk BIPA
Salah satu buku ajar bahasa Indonesia bagi penutur yang dapat dimanfaatkan berjudul Sahabatku Indonesia disusun oleh Nita Novianti dan Iyen Nurlaekawati. Buku ini diterbitkan pada tahun 2016 oleh pusat pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan, badan pengembangan dan pembinaan bahasa. Selain itu, pemelajar BIPA juga dapat memanfaatkan buku bahasa Indonesia bagi penutur asing keluaran Udiksha.
Afiliasi pengajar pegiat BIPA
Afiliasi pengajar dan pegiat bahasa Indonesia bagi penutur asing (APPBIPA) merupakan organisasi profesi pengajar dan pegiat program BIPA. Organisasi ini menghimpun para pembelajar dan pegiat BIPA baik di dalam maupun luar negeri. Mulanya APBIPA didirikan setelah diselenggarakannya Konferensi Internasional Pengajaran BIPA (KIPBIPA) ke-3 di IKIP Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia) pada November tahun 1999. Fokus aktivitas organisasi ini ialah menyelenggarakan KIPBIPA tiap dua sekalitahun. APBIPA berubah menjadi APPBIPA pada rapat pengurusan APPBIPA periode 2015-2019 yang diihelat pada 12-14 Desember 2001 di Jakrata. APPBIPA mengemban misi utama untuk memartabatkan bahasa Indonsia serta mengenalkankan kebudayaan bangsa Indonesia kepada dunia.[6]
^Kusmiatun, Kusmiatun (2016). Megenal BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing). Yogyakarta: K-Media.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)