Aluma
Inyiak Syekh Tuanku Aluma (wafat 10 Agustus 1961) adalah ulama Minangkabau dari Koto Tuo, Agam. Ia dikenal sebagai mursyid Syattariyah dengan jaringan terluas di darek, bersaing pengaruh dengan surau Ulakan di pasisia.[1] Aluma pertama kali belajar agama kepada Angku Sutan Koto Tuo, salah satu murid Tuanku Nan Tuo. Selain Angku Sutan Koto Tuo, Aluma juga belajar kepada Syekh Muhammad Yusuf di Pakan Kamis dan Tuanku Limo Puluah di Malalo.[2] Setelah belajar kepada beberapa ulama Syattari, Tuanku Aluma membuka surau yang kini menjadi Masjid al-Ihsan Galudur, Koto Tuo.[3] Dalam perkembangannya, ia memiliki beberapa murid yang kemudian menjadi ulama terkemuka. Beberapa muridnya tersebut antara lain Tuanku Mahmud, Tuanku Manson/Mansur ,Tuanku Ismail Koto Tuo, Syekh Ismail Kiambang, Angku Panjang Sungai Sarik, Angku Paingan, Angku Talawi, dan Tuanku Musa Tapakis.[4] Pada Pemilu 1955, Tuanku Aluma bergabung ke Partai Islam Indonesia (PPI) yang didirikan oleh Ahmad Darwisy Jambak.[5] Partai tersebut berhasil memperoleh suara terbesar keempat di Sumatera Tengah setelah Masyumi, Perti, dan PKI, tetapi gagal lolos ke DPR RI karena PPTI memperoleh penggabungan suara.[6] Tuanku Aluma wafat pada 10 Agustus 1961 dan dimakamkan di sebelah suraunya.[7] Kepemimpinan surau diteruskan oleh putranya, Tuanku Ismail.[8] Catatan kakiRujukan
Daftar pustaka
|