Perkataan mursyid berasal dari kata irsyada, yaitu memberi tunjuk-ajar. Dengan kata lain, mursyid berarti, seseorang yang ahli dalam memberi tunjuk-ajar terutama dalam bidang spiritual, dalam istilah para sufi.
Mursyid secara istilahnya (menurut kaum sufi) adalah mereka yang bertanggung jawab memimpin murid dan membimbing perjalanan rohani [[murid]} untuk sampai kepada Allah s.w.t., dalam proses tarbiah yang teratur, dalam bentuk tarekat sufiyah.
Para mursyid merupakan golongan pewaris Nabi s.a.w. dalam bidang pentarbiah umat dan pemurnian jiwa mereka (tazkiyah an-nafs), yang mendapat izin irsyad (izin untuk memberi bimbingan kepada manusia) dari para mursyid mereka sebelum mereka, yang mana mereka juga mendapat izin irsyad dari mursyid sebelum mereka dan seterusnya, sampai silsilah izin irsyad tersebut sampai kepada Rasulullah s.a.w. (tanpa terputus turutannya). Jadi pada kebiasaannya, ia dari keturunan ulama.
Para mursyid bertanggung jawab untuk mengajar dari sudut zahir (syariat) dan makna (batin). Antara fitur seseorang yang digelar mursyid adalah:
- Memiliki ilmu agama yang jelas tentang hal-hal Fardu Ain
- Dia adalah seorang yang kamil dari sudut muamalah dengan Allah s.w.t.
- Mendapat pengakuan atau konfirmasi dari mursyidnya (guru) yang diakui (tidak putus dalam urutan pengajaran).
- Manhaj tarbiah yang sejalan dengan panduan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Di Indonesia seorang Mursyid yang terkenal adalah Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan [1] dengan karyanya Tafsir Midadurrahman sebanyak 115 jilid dan menjadi mufassir yang mendapatkan penghargaan MURI sebagai Penulis tafsir terpanjang dan tertebal di seluruh dunia. Dalam Tafsir ini dikaji perbandingan penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dalam perspektif riwayat para Mursyid Tarekat [2]
Lihat juga
Referensi
- ^ Internasional, Asyraf. "Tentang Profil Shohibul Faroji".
- ^ MURI, Tafsir Midadurrahman. "Tentang Tafsir Midadurrahman".