Alim (tumbuhan)
Alim (Lepidium sativum), kadang-kadang disebut sebagai selada taman (atau selada keriting) adalah tanaman rempah daun yang tumbuh cepat dan dapat dimakan. Alim secara genetik berkerabat dengan selada air dan sesawi, berbagi rasa dan aromanya yang pedas dan tajam. Tanaman tahunan ini dapat mencapai ketinggian 60 cm (24 in), dengan banyak cabang di bagian atasnya. Bunga berwarna putih hingga merah muda hanya berdiameter 2 mm (1⁄16 inci), berkelompok dalam tandan bunga bercabang kecil.[1][2] Saat dikonsumsi mentah, alim adalah makanan bergizi tinggi yang mengandung banyak vitamin A, C dan K dan beberapa mineral makanan. BudidayaAlim ditanam secara komersial di Inggris, Prancis, dan Skandinavia.[3] Budidaya alim praktis baik dalam skala massal maupun skala individu. Alim cocok untuk budidaya hidroponik dan tumbuh subur di air yang sedikit basa. Di banyak pasar lokal, permintaan selada yang ditanam secara hidroponik dapat melebihi pasokan yang tersedia, karena sebagian besar daun selada tidak cocok untuk didistribusikan dalam bentuk kering, sehingga hanya dapat diawetkan sebagian. Konsumen biasanya memperoleh selada air sebagai benih atau (di Eropa) dari pasar sebagai kotak tunas hidup muda. Pucuk tunas yang dapat dimakan biasanya dipanen dalam satu hingga dua minggu setelah tanam, saat tingginya 5–13 cm (2–5 inci).[4] Guna kulinerAlim ditambahkan ke dalam sup, roti lapis dan salad karena rasanya yang tajam. Ini juga dimakan sebagai kecambah, dan biji polong segar atau kering dapat digunakan sebagai bumbu pedas (haloon). Di Inggris Raya, potongan pucuk selada biasanya digunakan dalam roti lapis dengan telur rebus, mayones, dan garam. GiziAlim mentah mengandung 89% air, 6% karbohidrat (termasuk 1% serat makanan), 3% protein dan kurang dari 1% lemak (tabel). Dalam kuantitas referensi 100 gram (3+1⁄2 ons), alim mentah memasok 134 kilojoule (32 kilokalori) energi makanan dan banyak nutrisi dalam kandungan yang signifikan, termasuk vitamin K (516% dari Nilai Asupan Harian), vitamin C (83% DV) dan vitamin A (43% DV). Di antara mineral makanan, kadar mangan tinggi (26% DV) sementara beberapa lainnya, termasuk kalium dan magnesium, berada dalam kandungan sedang (tabel).
Kegunaan lainSelada taman, dikenal sebagai chandrashoor, dan bijinya, dikenal sebagai aaliv atau aleev di Marathi, atau halloon[5] di India, umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat Ayurveda. Ia juga dikenal sebagai asario di India dan Timur Tengah di mana ia dinobatkan sebagai tanaman obat, yang disebut habbat al hamra (secara harfiah berarti biji merah) dalam bahasa Arab.[6] Di Jazirah Arab, bijinya secara tradisional dicampur dengan kustar untuk membuat minuman panas.[7] Biji tanaman alim di Indonesia populer disebut sebagai selasih merah. L. sativum sering digunakan dalam eksperimen untuk mengajar biologi kepada siswa di sekolah; tanaman tumbuh dengan mudah di atas kertas atau kapas lembab, dan waktu perkecambahan dan perkembangannya yang cepat membuatnya berguna dalam menunjukkan pertumbuhan tanaman.[8] Referensi
|