Alat menangkap ikanAlat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang digunakan nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan hewan laut lainnya. Alat menangkap ikan dapat dikategorikan menjadi:
Istilah fishing tackle telah digunakan sejak tahun 1398 masehi yang diterjemahkan menjadi apparatus for fishing,[1] diambil dari istilah tackle yang berarti "mengerjai". Alat penangkap ikan digunakan di usaha penangkapan ikan komersial maupun penangkapan ikan rekreasi. Di Indonesia, alat menangkap ikan yang agak dikenal masyarakat perkampungan terutama Jawa, Sumatra, dan Kalimantan misalnya adalah kerakat, kupang lulung, jaring, dan rawai. Alat-alat yang disebut pada paragraf sebelumnya ini umum digunakan dalam menangkap ikan seperti belida (Notopterus chilatus).[2] KaitKait ikan pada awalnya terbuat dari tulang, batu, tanduk, duri tumbuhan, dan paruh burung yang tipis dan mampu tersangkut di dalam mulut ikan.[3] Meski jarang, kait juga dapat tersangkut di tubuh ikan selain mulut. Kait telah digunakan sejak ribuan tahun untuk menangkap ikan air tawar dan air asin. Kait pancing telah menjadi satu dari 20 penemuan utama manusia dalam sejarah versi Forbes.[4] KailKail adalah seutas benang atau kawat yang digunakan untuk menangkap ikan. Kail pada zaman purba dibuat dari daun atau batang tumbuhan.[5] Perlahan bahan kail berubah menjadi rambut hewan. Sejak tahun 1850-an, permesinan telah berkembang dan mampu memproduksi kail dengan kualitas tinggi secara massal dengan menggunakan bahan linen atau sutra, terkadang kapas.[6] Kail saat ini terbuat dari bahan sintetik seperti nylon, polietilena, dakron, dan dyneema. Sifat yang dibutuhkan dari sebuah kail adalah panjang, bahan, berat, dan ketebalan. Semakin tebal kail, semakin bisa dilihat oleh ikan. Jenis bahan menentukan kekuatan dan ketahanan terhadap lingkungan (cahaya, kadar garam, abrasi). Kail tidak hanya digunakan pada tongkat memancing. Pada beberapa jenis metode penangkapan ikan, kail juga digunakan pada jaring dan alat lainnya dan jumlahnya sangat banyak. Pemberat pancing (sinker)Pemberat adalah beban yang digunakan untuk mempercepat tenggelamnya kait atau menambah jarak lemparan kait. Umumnya pemberat terbuat dari timbal dan dapat memiliki berbaga pentuk. Namun pemberat berbahan dasar timbal saat ini dilarang digunakan di Inggris, Kanada, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat karena timbal dapat mencemari ikan yang tertangkap dan menyebabkan keracunan timbal.[7] Kriteria pemberat pancing yang ideal adalah bermassa jenis tinggi sehingga dapat dibuat dalam ukuran kecil dan mudah tenggelam di air asin. UmpanUmpan pancing dapat berupa umpan alami dan umpan buatan. Umpan pancingan alami menggunakan makhluk hidup (dalam keadaan hidup maupun mati) yang dapat dimangsa oleh ikan target. Umpan alami misalnya ikan kecil, cacing tanah, lintah, katak, belatung salamander, dan serangga. Para pemancing dan nelayan tradisional dapat memiliki kandang pengembangbiakan cacing sendiri sebagai persediaan umpan. Semakin mirip dengan mangsa alaminya dalam hal bentuk dan ukuran, semakin besar kemungkinan ikan mendekati umpan. Sebuah studi menunjukkan bahwa udang dan ikan kecil menjadi umpan pancing yang baik karena lebih dikenal oleh ikan sebagai mangsa.[8] JaringJaring penangkap ikan adalah untaian benang tipis yang dianyam membentuk jaring dan digunakan untuk menangkap ikan. Jaring ikan zaman purba terbuat dari benang yang didapatkan dari dedaunan, batang tumbuhan, dan serat kepompong.[5] Jaring saat ini terbuat dari serat sintetik seperti nilon, ada juga yang terbuat dari wool dan sutra meski kini sudah jarang. Jaring tangan memiliki tongkat panjang dengan ujungnya yang melingkar untuk tempat jaring. Jaring ini digunakan untuk menciduk ikan dari air. Jaring tangan juga digunakan dalam pemancingan rekreasi untuk mendaratkan ikan yang tersangkut di kait pancing.[9] Jaring lempar berukuran luas yang digunakan dengan cara dilempar dari atas kapal atau daratan ke air. Ukurannya bervariasi dengan diameter lebih besar dari empat meter. Jaring dapat memiliki pemberat agar lebih cepat tenggelam. Setelah ikan terkurung di dalam jaring kemudian ditarik.[10] Lihat pulaReferensi
Bahan bacaan terkait
Pranala luar
|