Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari The World's 25 Most Endangered Primates di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia adalah daftar spesies primata paling terancam punah yang dipilih dan diterbitkan oleh International Union for Conservation of Nature Species Survival Commission Primate Specialist Group (IUCN/SSC PSG), International Primatological Society (IPS), dan Conservation International (CI).[1] Daftar 2012–2014 ditambahkan Bristol Conservation and Science Foundation (BCSF) kepada daftar penerbit.[2] IUCN/SSC PSG bekerja sama dengan CI untuk memulai daftar tersebut pada 2000, tetapi pada 2002, saat Kongres International Primatological Society ke-19, para primatologis meninjau dan memperdebatkan daftar tersebut, menghasilkan revisi 2002–2004 dan dorongan dari IPS. Publikasi tersebut sejak itu telah menjadi proyek bersama antara tiga organisasi konservasi dan telah direvisi setiap dua tahun setelah Kongres dwitahunan IPS.[1] Dimulai dengan laporan 2004–2006, judulnya diubah menjadi "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates".[3] Pada tahun yang sama, daftar tersebut melaui menyediakan informasi tentang setiap spesies, termasuk status konservasi mereka dan ancaman-ancaman yang mereka hadapi di alam liar.[1] Teks spesies ditulis dalam kolaborasi dengan para pakar dalam bidang tersebut, dengan 60 orang berkontribusi pada laporan 2006–2008[4] dan 85 orang berkontribusi pada laporan 2008–2010.[1] Laporan 2004–2006 dan 2006–2008 diterbitkan dalam jurnal IUCN/SSC PSG Primate Conservation,[3][5] sementara laporan 2008–2010 dan 2010-2012 diterbitkan sebagai publikasi-publikasi independen oleh seluruh tiga organisasi yang berkontribusi.[1][6]
25 spesies pada daftar 2012–2014 tersebar di 16 negara. Negara dengan spesies terbanyak pada daftar tersebut adalah Madagaskar (enam spesies), Vietnam (lima spesies), dan Indonesia (tiga spesies). Daftar tersebut terpecah dalam empat wilayah yang berbeda: pulau Madagaskar, benua Afrika, benua Asia termasuk kepulauan Indonesia, dan Neotropis (Amerika Tengah dan Selatan). Lima spesies masuk pada seluruh tujuh daftar yang diterbitkan: Propithecus candidus, langur Delacour (Trachypithecus delacouri), langur berkepala emas (Trachypithecus poliocephalus poliocephalus), Pygathrix cinerea, dan monyet berhidung pesek Tonkin (Rhinopithecus avunculus).[2]
Menurut Russell Mittermeier, presiden CI, tujuan daftar tersebut adalah "untuk menyoroti [spesies-spesies primata] yang paling berisiko, menggaet perhatian masyarakat, mendorong pemerintah-pemerintah nasional untuk bertindak lebih, dan secara khusus untuk menemukan sumber-sumber daya untuk secara khusus memenuhi ukuran konservasi yang dibutuhkan."[7] Spesies yang dipilih pada daftar tersebut berdasarkan pada dua alasan utama: ukuran populasi yang sangat kecil dan penurunan jumlah sangat cepat. Alasan-alasan tersebut banyak dipengaruhi oleh kehilangan habitat dan perburuan, dua ancaman terbesar yang primata-primata hadapi. Secara lebih speisifik, ancaman-ancaman yang dicantumkan dalam laporan tersebut meliputi penggundulan hutan karena pertanian tebang dan bakar, pembersihan untuk pertanian, produksi arang, kebakaran hutan, penebangan ilegal, tebang pilih, pertambangan, pembangunan lahan dan produksi tanaman dagang; fragmentasi hutan; ukuran populasi kecil; penangkapan hidup-hidup untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis; dan perburuan untuk daging semak dan pengobatan tradisional.[1]
Keterangan
Keterangan untuk kolom atas
Spesies
Nama umum dan spesifik dari spesies tersebut, meliputi sebuah gambar jika tersedia
Tahun dimasukkan
Tahun spesies tersebut masuk dalam daftar "25 Primata Paling Terancam Punah Teratas" buatan IUCN
Lokasi
Negara dimana hewan tersebut ditemukan
Perkiraan populasi
Perkiraan populasi terbaru dari IUCN
Status IUCN
Status konservasi dari spesies tersebut, menurut IUCN pada tanggal publikasi daftar terbarunya
Ancaman
Daftar ancaman yang dihadapi spesies tersebut; dipakai oleh IUCN dalam status konservasi yang ditempatkan
Daftar saat ini
25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia, 2012–2014: Madagaskar[2]
Dengan setiap publikasi baru, spesies dapat ditambahkan maupun dihapus dari daftar. Dalam beberapa kasus, penghapusan dari daftar mensignifikansikan pengaruh atas spesies tersebut. Dengan publikasi daftar 2006–2008, empat spesies dihapuskan karena upaya konservasi yang meningkat: tamarin singa hitam (Leontopithecus chrysopygus), tamarin singa emas (Leontopithecus rosalia), gorila gunung (Gorilla beringei beringei), dan sifaka Perrier (Propithecus perrieri).[33] Pada 2008, tamarin singa hitam berubah menjadi sangat terancam punah menjadi terancam dan tamarin singa emas sama-sama dipromosikan pada 2003 setelah tiga dekade upaya konservasi kolaboratif oleh kebun binatang dan institusi lainnbya. Spesies yang sangat dilindungi semacam itu masih memiliki populasi yang sangat kecil, dan karena penggundulan hutan, habitat baru masih dibutuhkan agar mereka bertahan hidup dalam jangka yang panjang.[7]Gibbon berdada hitam Hainan (Nomascus hainanus), yang dihapuskan dari daftar 2008–2010, masih memiliki kurang dari 20 ekor, tetapi upaya signifikan untuk melindunginya masih dilakukan.[1] Mittermeier mengklaim pada 2007 bahwa seluruh 25 spesies diangkat dari daftar tersebut dalam lima sampai sepuluh tahun jika organisasi-organisasi konservasi memiliki sumber-sumber daya yang diperlukan.[33]
Tak seperti perubahan dalam laporan 2006–2008, tak semua spesies dihapuskan dari daftar 2008–2010 karena pengaruh dalam keadaan mereka. Sebaliknya, spesies baru ditambahkan untuk memberi perhatian kepada spesies yang sangat terkait lainnya dengan populasi yang sangat kecil yang juga memiliki risiko kepunahan. Contohnya, gibbon berdada hitam timur (Nomascus nasutus) menggantikan gibbon berdada hitam Hainan. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) menggantikan kukang Dataran Horton (Loris tardigradus nycticeboides) karena kukang jawa telah menjadi kukang tersulit di Asia, semuanya cepat menurun utamanya karena penangkapan untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis, serta pengobatan tradisional dan penggundulan hutan. Dalam kasus lain, monyet laba-laba berkepala emas (Ateles fusciceps fusciceps) dimasukkan ke daftar tersebut karena tidak ada jurubicara yang ditemukan untuk spesies tersebut.[1] Kesepakatan yang sama diambil dengan daftar tahun 2012–2014.[2]
Primata yang dulunya masuk 25 Primata Paling Terancam Punah: Madagaskar[1][2]
kehilangan habitat (pertanian tebang dan bakar, kebakaran rumput yang tak terkendali, ekstraksi kayu [pembuatan rumah & kebakaran hutan], tebang pilih, pertambangan emas)[37]
kehilangan habitat (pertanian tebang dan bakar, pemotongan bambu [untuk pembangunan rumah, mengalirkan air, membuat keranjang dan pemakaian lokal lainnya])
kehilangan habitat dan fragmentasi (produksi pertanian skala besar [sapi] dan perkebunan, penebangan, penanaman kelapa sawit, proyek pembangkit listrik tenaga air)
penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan [saat ini], riset biomedikal [pada masa lalu])
kehilangan habitat dan fragmentasi (pembangunan pesisir dan penanaman tebu)
penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
perburuan (daging semak)
Sejarah daftar
Dengan pengecualian publikasi 2000–2002, yang ditulis secara kolaboraitf oleh IUCN/SSC PSG dan CI, daftar tersebut telah direvisi setiap dua tahun setelah Kongres IPS dwitahunan. Daftar 2002–2004 dihasilkan dari Kongres IPS ke-19 di Beijing, Tiongkok; daftar 2004-2006 menyusul Kongres IPS ke-20, yang diadakan di Turin, Italia; daftar 2006–2008 setelah Kongres ke-21 di Entebbe, Uganda; daftar 2008–2010 menyusul Kongres ke-22 yang diadakan di Edinburgh, Inggris; daftar 2010-2012 menyusul Kongres ke-23 di Kyoto; dan daftar 2012–2014 setelah Kongres ke-24 di Cancún.[1]
Daftar Merah Spesies Terancam IUCN tahun 2008 menawarkan pencantuman dari 634 taxa prmiata, 303 (47.8%) diantaranya didaftarkan sebagai spesies terancam (rentan, dalam bahaya, dan sangat kritis). Sebanyak 206 spesies pribadi berperingat terancam atau sangat terancam, 54 (26%) diantaranya setidaknya tercantum sekali dalam 25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia sejak 2000.[1]
^ abcdeSubspesies Ateles hybridus brunneus didaftarkan dalam laporan 2004–2006, tetapi pendaftarannya diperluas menjadi melingkupi kedua subspesies dari Ateles hybridus yang dimulai dengan laporan 2006–2008.[1][3][5]
^Dalam laporan 2000–2002, lemur ini didaftarkan sebagai Propithecus diadema candidus, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Propithecus candidus.[1][72][73]
^Dalam laporan 2000–2002, lemur ini didaftarkan sebagai Propithecus diadema perrieri, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Propithecus perrieri.[1][72][73]
^Dalam laporan 2000–2002, lemur ini didaftarkan sebagai Hapalemur griseus alaotrensis, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Hapalemur alaotrensis.[1][72]
^ abDalam laporan 2000–2002 dan 2004–2006, gorila ini didaftarkan sebagai Gorilla beringei, tetapi laporan-laporan lainnya memakai sebutan Gorilla b. beringei.[1][3][72][73]
^Dalam laporan 2000–2002 da 2002–2004, mangabey tersebut didaftarkan sebagai Cercocebus galeritus sanjei, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Cercocebus sanjei.[1]
^ abcDalam laporan 2000–2002, 2002–2004, dan 2006–2008, monyet colobus ini didaftarkan sebagai Procolobus badius waldroni, tetapi pengucapan namanya sejak itu berubah menjadi waldronae.[72][73][74]
^ abDalam laporan 2000–2002 dan 2002–2004, monyet ini didaftarkan sebagai Trachypithecus poliocephalus, tetapi saat subspesies lainnya diakui oleh IUCN, hewan tersebut sekarang dikenal sebagai Trachypithecus p. poliocephalus.[1][3][72][73]
^ abDalam laporan 2000–2002 dan 2002–2004, hewan ini didaftarkan sebagai Pygathrix nemaeus cinerea, tetapi sejak itu telah diakui sebagai spesies terpisah, Pygathrix cinerea.[1][3]
^ abDalam laporan 2000–2002 dan 2004–2006, gibbon ini didaftarkan sebagai Hylobates concolor hainanus, tetapi sejak itu telah diakui sebagai spesies terpisah dan ditempatkan dalam genus Nomascus, sehingga hewan tersebut dikenal sebagai Nomascus hainanus.[1][72]
^Dalam laporan 2000–2002, spesies tersebut didaftarkan sebagai Lagothrix flavicauda, tetapi hewan tersebut sejak itu berganti nama menjadi Oreonax flavicauda.[1]
^Dalam laporan 2002–2004, monyet ini didaftarkan sebagai Trachypithecus leucocephalus, tetapi sekarang hanya dianggap menjadi sebuah subspesies, Trachypithecus poliocephalus leucocephalus.[1][73]
^ abDalam laporan 2004–2006 dan 2006–2008, spesies ini didaftarkan sebagai Eulemur albocollaris, tetapi sejak itu berganti nama menjadi Eulemur cinereiceps.[1]
^Dalam laporan 2006–2008, tarsius tersebut didaftarkan sebagai "Tarsius sp.", tetapi hewan tersebut sejak itu resmi dinamai sebagai Tarsius tumpara.[1][5]
^Spesies Ateles fusciceps didaftarkan dalam laporan 2006–2008, tetapi nama umum dan deskripsi tertuju pada identifikasi subspesiesnya, Ateles fusciceps fusciceps.[5]
^ abcdefghiMittermeier, R.A.; Schwitzer, C.; Rylands, A.B.; Taylor, L.A.; Chiozza, F.; Williamson, E.A.; Wallis, J., ed. (2012). "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2012–2014"(PDF). Illustrated by S.D. Nash. IUCN/SSC Primate Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), Conservation International (CI), and Bristol Conservation and Science Foundation (BCSF): 1–40.
^ abcdMittermeier, R.A.; Ratsimbazafy, J.; Rylands, A.B.; Williamson, L.; Oates, J.F.; Mbora, D.; Ganzhorn, J.U.; Rodríguez-Luna, E.; Palacios, E.; Heymann, E.W.; Cecília, M.; Kierulff, M.; Yongcheng, L.; Supriatna, J.; Roos, C.; Walker, S.; Aguiar, J.M., ed. (2007). Illustrated by S.D. Nash. "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2006–2008"(PDF). Primate Conservation. IUCN/SSC Primate Specialist Group. 22: 1–40. doi:10.1896/052.022.0101.
^Mittermeier, R.A.;Schwitzer, C.; Rylands, A.B.; Schwitzer, C.; Taylor, L.A.; Chiozza, F.; Williamson, E.A. (2012). "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2010–2012"(PDF). IUCN/SSC Primate Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), Conservation International (CI), and Bristol Conservation and Science Foundation (BCSF): 1–40.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Andriaholinirina, N., Baden, A., Blanco, M., Chikhi, L., Cooke, A., Davies, N., Dolch, R., Donati, G., Ganzhorn, J., Golden, C., Groeneveld, L.F., Hapke, A., Irwin, M., Johnson, S., Kappeler, P., King, T., Lewis, R., Louis, E.E., Markolf, M., Mass, V., Mittermeier, R.A., Nichols, R., Patel, E., Rabarivola, C.J., Raharivololona, B., Rajaobelina, S., Rakotoarisoa, G., Rakotomanga, B., Rakotonanahary, J., Rakotondrainibe, H., Rakotondratsimba, G., Rakotondratsimba, M., Rakotonirina, L., Ralainasolo, F.B., Ralison, J., Ramahaleo, T., Razafindraibe, H., Razafindramanana, J., Rowe, N., Salmona, J., Seiler, M., Volampeno, S., Wright, P., Youssouf, J., Zaonarivelo, J. & Zaramody, A. (2014). "Eulemur flavifrons". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 19 May 2015.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Lepilemur septentrionalis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.1. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Patel, E., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Propithecus candidus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Microcebus berthae". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Varecia rubra". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Indri indri". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J. C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Prolemur simus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Varecia variegata". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Eulemur cinereiceps". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 6 Oct 2008.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abcAndrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Propithecus tattersalli". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abcAndrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Hapalemur aureus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abcAndrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Hapalemur alaotrensis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abcAndrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Propithecus perrieri". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)