Pembentukan zona otonom ini diwarnai oleh interaksi yang intens antara pengunjuk rasa dan polisi selama seminggu sebelumnya, dimulai dari 1 Juni hingga tanggal 7 Juni, ketika seorang anti-unjuk rasa menabrakkan mobilnya ke pengunjuk rasa dan menembak salah satunya.
[22][23] Polisi menggunakan gas air mata, granat setrum, dan semprotan merica di tengah-tengah demonstran. Walikota Jenny Durkan mengeluarkan larangan penggunaan gas air mata pada tanggal 5 Juni selama 30 hari,
[24] namun esoknya, granat setrum dan semprotan merica masih digunakan oleh polisi di tengah-tengah pengunjuk rasa, termasuk anggota DPRD Washington.[25][25] Pada tengah malam tanggal 8 Juni, gas air mata digunakan lagi, di tengah-tengah larangan dari walikota.
[25]
Tanggal 7, polisi memasang papan dan barikade di sekitar kantor polisi, dan menutupi jendelanya.
[25][26] Kemudian sorenya, seorang pengendara mobil menabrak para demonstran yang berusaha mencegah mobil tersebut masuk ke arah kerumunan demonstran, dan pengemudinya menembak demonstran tersebut dari dalam mobil, lalu keluar dari mobil, dan menyerahkan diri ke polisi.
[26] Dari pengusutan, diketahui bahwa pengemudi bernama Nikolas Fernandez tersebut merupakan saudara atau sepupu dari salah seorang polisi Seattle, dan ia menembak karena merasa terancam, sementara penuntut mengatakan bahwa tertuduh memprovokasi serangan tersebut. Sementara itu korban penembakan, yang diketahui bernama Daniel Gregory, menderita luka tembak di bahunya, dan dilarikan ke rumah sakit.
[23][27] Beberapa jam kemudian, setelah polisi melaporkan bahwa pengunjuk rasa melempari botol, batu, dan kembang api, DPS melanjutkan penggunaan gas air mata (melanggar larangan walikota), dan granat setrum dan semprotan merica.
[22][28] Lebih dari 12 ribu komplain telah dimasukkan oleh rakyat Seattle atas cara polisi menangani demonstrasi.
[28]
Tanggal 8, polisi menutup kantor polisi dengan papan, dan mengosongkan kantor tersebut, untuk menurunkan ketegangan dengan pengunjuk rasa.
[28][7] Pengunjuk rasa nyang curiga dengan motif polisi, menduduki tempat tersebut, menghalangi jalan masuk dengan barikade, dan mendeklarasikan wilayah tersebut "Capitol Hill Bebas" (bebas polisi).
[7] Hingga berhari-hari kemudian, tidak diketahui siapa yang membuat keputusan untuk mengosongkan kantor polisi.
[16] Tanggal 24, walikota Jenny mengatribusikan keputusan tersebut dengan salah satu komandan kepolisian di kantor polisi tersebut.
[29]
Pada tanggal 9, para pengunjuk rasa mengeluarkan tuntutan rakyat ke pemerintah, di antaranya:[30][31]
pembebasan tahanan penjara yang dihukum karena keterkaitan dengan ganja atau melawan penahanan, dan penghapusan catatan kriminal mereka.
Setelah zona otonom ini dideklarasikan, bentuk "pemerintahannya" menyerupai konsensus atau musyawarah di antara para pengunjuk rasa, dengan tujuan utama untuk membuat wilayah tanpa polisi. Di zona tersebut banyak yang menyediakan makanan dan minuman bagi para pemrotes.
Kepala kepolisian DPS awalnya mengatakan bahwa pihaknya berusaha mengurangi keterlibatan mereka di zona tersebut,
[32] namun beberapa hari kemudian menyatakan bahwa kepolisian berusaha untuk mengembalikan para polisi ke zona tersebut, untuk menjawab panggilan telepon dari zona tersebut.
[33]
Walikota Jenny mengatakan bahwa PDS akan kembali ke zona tersebut "secara damai, tidak lama lagi".
[34][35] Setelah walikota bertemu dengan pemrotes tanggal 26, pihak kota berencana untuk menyingkirkan barikade di sekitar CHAZ sekitar tanggal 28,
[36][37] namun hingga tanggal 28, zona tersebut masih tetap seperti sediakala.
[38] Koran The Seattle Times, menyebutkan bahwa tidak ada tanda-tanda pemrotes akan meninggalkan taman, dan bahwa banyak pekemah yang datang bukan karena protes (George Floyd), tapi demi makanan dan tempat berkemah gratis.
[39]
Wilayah
Zona otonom ini berpusat di gedung polisi di Capitol Hill, yang dikosongkan pada tangga 8 Juni.
[2][40] Wilayahnya beberapa blok ke utara hingga Jalan Denny, ke timur hingga jalan 13th Ave., ke selatan hingga Jalan Pike, ke barat hingga jalan Broadway. Taman Cal Anderson termasuk di dalamnya.
[41] Pengunjuk rasa menggunakan blokade dan pagar untuk membangun tembok penghalang di perempatan-perempatan.
[40] Salah satu jalan masuk ditandai "Anda Memasuki Capitol Hill Bebas",
[7] tanda lain menuliskan "Anda Meninggalkan USA."
[14] Pengunjuk rasa menggunakan piloks untuk menamai ulang kantor polisi menjadi "kantor rakyat", beserta simbol anarki dan grafiti.[15]
Tanggal 16, pihak kota dan perwakilan pengunjuk rasa mencapai kesepakatan untuk beberapa hal mendasar, antara lain pengalihan lalu lintas, pemasangan barikade beton, pembebasan jalan kecil (gang), dan pengkhususan beberapa wilayah sebagai zona seni jalanan untuk isu Black Lives Matter dan untuk berdemonstrasi.
[42] Pihak kota menyebutkan alasan persetujuan tersebut adalah untuk menjaga Amandemen Pertama.
[43] Tanggal 18, kantor berita NPR memberitakan bahwa anggota Antifa bersenjata terlihat di dalam zona tersebut.
[44]
Tuntutan
Pada tanggal 9, sebuah blog ditulis yang berisi 30 tuntutan yang dibagi menjadi 4 kategori,[45] termasuk penghapusan Departemen Polisi Seattle dan sistem pengadilan; pengurangan dana DPS dan mengalihkannya ke kesehatan masyarakat; pelarangan penggunaan senjata api, tongkat, tameng antihuru-hara, dan zat-zat kimia; pembebasan tahanan yang dipenjara karena ganja atau melawan penahanan, dan penghapusan catatan kriminal mereka; pengadilan ulang untuk orang nonkulit-putih yang dipenjara; dan penghapusan penjara. Tuntutan lainnya termasuk reformasi pendidikan dengan fokus sejarah orang kulit hitam dan orang Indian; biaya perguruan tinggi gratis, dan biaya perumahan gratis.
[30][31]
Tanggal 10, sekitar seribu demonstran berjalan ke Balaikota Seattle menuntut pengunduran diri Walikota Jenny.
[46][47]
Penembakan
Pendudukan ini dimulai dengan penembakan oleh Nikolas Fernandez terhadap Daniel Gregory.
[48][26]
Hingga akhir Juni, terdapat setidaknya 4 penembakan lain di zona ini.
Penembakan 20 Juni
Tanggal 20, terdengar setidaknya tujuh tembakan dalam beberapa detik.
[49] Penembakan terjadi di Taman Cal Anderson. DPS berusaha masuk, namun dihalang-halangi oleh kerumunan yang kasar.
[12][48]
Seorang pria berumur 19 tahun meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit.
[50][51][12][52] dan seorang pria lainnya berumur 33 tahun dalam kondisi kritis.[53]
Tidak ada tersangka yang ditangkap. DPS tidak dapat menentukan motif penembakan.
[48][54] Perwakilan pengunjuk rasa merilis pernyataan bahwa penembakan kemungkinan berhubungan dengan afiliasi geng.
[55]The Seattle Times melaporkan bahwa korban meninggal adalah orang berkulit hitam
[52] yang baru lulus SMA sehari sebelumnya bernama Horace Lorenzo Anderson atau Lorenzo dengan nama rapper "Lil Mob".
[49][52][56]
Tanggal 23, stasiun TV KIRO-TV melaporkan korban berusia 33 tahun bernama DeJuan Young, diketahui ditembak di tempat berbeda dari Lorenzo. Ia ditembak dengan motif rasisme.
[57] Secara teknis, Young tidak sedang berada di zona otonom CHAZ.
[58][57]
Penembakan 21 Juni
Kurang dari dua hari kemudian, seorang pria berusia 17 tahun ditembak dan dilarikan ke rumah sakit. Namun ia menolak untuk diperiksa detektif DPS.
[59][60]
Penembakan 23 Juni
Kurang dari dua hari kemudian, terjadi penembakan lagi, kali ini pria berusia 30-an terluka tembak, namun tidak mengancam nyawanya. Korban menolak memberikan informasi ke polisi atau mendeskripsikan pelakunya.
[61]
Penembakan 29 Juni
Penembakan keempat terjadi pada tanggal 29 pagi. Dua orang remaja pria berusia 14 dan 16 tahun ditembak dan satu meninggal.
[62] Ketika penyelidik datang, pihak DPS menemukan lokasi kejahatan telah diubah-ubah.
[63][64][65] Kepala polisi DPS mengatakan bahwa situasi sudah berkembang menjadi berbahaya dan tidak dapat diterima lagi. Ia ingin supaya polisi dapat kembali ke area tersebut.
[66] Ia menambahkan, "Dua orang kulit hitam meninggal, di tempat yang mengklaim Nyawa Kulit Hitam Penting."
[62]
Dalam keempat penembakan, tidak ada satu tersangka pun yang ditangkap oleh polisi.
[67]
^Savransky, Becca (15 June 2020). "How CHAZ became CHOP: Seattle's police-free zone explained". Seattle Post-Intelligencer. Diakses tanggal 15 June 2020. Known as the Capitol Hill Autonomous Zone (CHAZ) at first, several protesters in the area made a push for the name to better reflect its purpose and renamed the roughly six-block area. CHOP, the new acronym, now stands for the Capitol Hill Organized (or Occupied) Protest.
^ abRufo, Christopher F. (June 10, 2020). "Anarchy in Seattle". City Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 11, 2020. Diakses tanggal 11 June 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kamb, Lewis (2020-06-09). "How ambiguity and a loophole undermined Seattle's ban on tear gas during George Floyd demonstrations". The Seattle Times. Diakses tanggal 2020-06-17. Between May 30 and June 4, an average of about 71 WSP troopers assisted Seattle police during demonstrations in the city. … Groups of Washington National Guard soldiers, ranging from 74 soldiers on May 31 to 600 soldiers on June 6 and 7, also have been deployed to Seattle at the request of Seattle's Emergency Operations Center and with the governor's authorization.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcd"Seattle-area protests: Live updates for Sunday, June 7". The Seattle Times (dalam bahasa Inggris). 2020-06-07. Diakses tanggal 2020-06-17. Calling for an end to tactics like pepper spray and flash-bang grenades, city, county and state elected officials joined protesters Saturday night on Capitol Hill. Seattle City Council members Lisa Herbold, Dan Strauss, Andrew Lewis and Teresa Mosqueda, King County Councilmember Girmay Zahilay, state Sen. Joe Nguyen and state Rep. Nicole Macri, who represents Capitol Hill, joined the protest near the front line facing a line of police." "Although the department has ordered a temporary ban on the use of tear gas, officers again used pepper spray and flash-bang grenades against protesters Saturday night at the barricade at the East Pine Street and 11th Avenue.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Hu, Jane C. (June 16, 2020). "What's Really Going On at Seattle's So-Called Autonomous Zone?". Slate. Diakses tanggal June 17, 2020. Activists turned police's barriers around and declared that the surrounding area—roughly 5½ city blocks, which includes a public park—would be for the people.
^ abBrownstone, Sydney; Clarridge, Christine (June 29, 2020). "Shooting at Seattle's CHOP protest site kills one, leaves another in critical condition". The Seattle Times. Diakses tanggal June 29, 2020. A 16-year-old boy was killed and a 14-year-old boy was wounded early Monday morning when they were shot at 12th Avenue and Pike Street in the protest area known as CHOP, in Seattle’s Capitol Hill neighborhood.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)