Yusi Avianto Pareanom (lahir 9 November 1968) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal di kancah kesusastraan Indonesia melalui sejumlah karya berupa novel dan cerita pendek yang dipublikasikan di berbagai surat kabar. Yusi Avianto merupakan salah satu penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2016 untuk kategori Prosa, melalui karyanya berjudul Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi.[1][2][3][4][5][6][7]
Latar belakang
Yusi Avianto Pareanom lahir di Semarang 9 November 1968. Dia menulis beberapa buku fiksi dan nonfiksi. Dia juga aktif menyunting dan menerjemahkan karya-karya penulis asing ke dalam bahasa Indonesia. Yusi diangkat menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta untuk periode 2016-2019. Buku fiksinya yang terbit adalah Rumah Kopi Singa Tertawa (2011), Grave Sin No. 14 and Other Stories (2015, terbit dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Jerman), Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi (2016)--yang mendapat sambutan luas, khususnya generasi muda, karena dinilai memiliki banyak kebaruan dalam unsur tema maupun gaya bercerita—dan yang terbaru Muslihat Musang Emas (2017).
Karya tulis
- Rumah Kopi Singa Tertawa (Banana, 2011, kumpulan cerita pendek)
- Grave Sin No. 14 and Other Stories (Lontar, 2015, kumpulan cerita pendek dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Jerman)
- Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi (Banana, 2016, novel)
- Muslihat Musang Emas (Banana, 2017, kumpulan cerita pendek)
Lihat pula
Rujukan