Ngiong theu fu |
---|
Ngiong theu fu |
Nama lain | Yong tau fu, nyong theu fu[1], tahu yong, yong tahu, yong tau too, tahu bakso |
---|
Tempat asal | Tiongkok, Taiwan, Asia Tenggara |
---|
Dibuat oleh | Orang Hakka |
---|
Bahan utama | Tahu, daging cincang (ikan atau babi) |
---|
|
|
Yong tau fu (Pha̍k-fa-sṳ: Ngiong-theu-fu)[2] disebut juga yong tahu, tahu yong, atau yong tau foo) adalah masakan tahu isi khas Hakka.[3]
Sejarah
Ngiong-theu-fu lahir dari pembentukan rakyat Hakka. Keadaan sulit yang mengharuskan hidup berpindah-pindah membuat mereka memasak makanan sederhana dan mudah.[3] Ngiong-theu-fu merupakan modifikasi jiaozi.[3] Kulit jiaozi yang dibuat dari adonan tepung sulit didapatkan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan tahu untuk lalu diisi dengan bahan-bahan berupa daging babi cincang.[3] Kata 酿 (Dialek Meixian: "Ngiong"', pinyin: "Niang") merupakan istilah Hakka yang berarti "memasukkan bahan-bahan atau isi". Dialek Hakka dari daerah lain ada yang membacanya yòng.[3] Ada beberapa cara memasak, secara tradisional paling banyak dengan merebus di dalam panci, yang lainnya dengan menggoreng.[3]
Yong Tau Fu di Asia Tenggara
Hidangan Ngiong-theu-fu sampai ke Asia Tenggara dimodifikasi oleh pengusaha rumah makan Hakka di Malaysia atau Singapura menjadi berbeda dengan yang aslinya. Masakan ini dapat ditemukan di kota-kota dengan komunitas Tionghoa di Asia Tenggara.[3] Berbeda dengan hidangan yang aslinya, di sini yong tau fu terdiri dari tahu yang diisi cincangan daging yang dihaluskan (biasanya daging babi atau ikan), sehingga menjadi pasta yang lazim disebut surimi (semacam bakso ikan atau daging). Variasi makanan ini antara lain juga mencampurkan sayuran dan jamur ke dalam adonan daging atau ikan cincang. Yong tau fu dapat dimakan dengan banyak cara, antara lain disajikan berkuah kaldu, atau kering dengan tambahan saus kecap asin. Analogi terdekat hidangan ini di Indonesia, adalah tahu isi atau batagor kuah.
Hidangan ini di Thailand disebut yentafo. Hidangan ini juga dapat ditemukan di rumah makan dan mal di beberapa kota besar di Indonesia, seperti di Jakarta, Bandung, Medan, Semarang dan Surabaya. Nama
Pranala luar
Referensi
Lihat juga