Yakobus 4 (disingkat Yak 4) adalah bagian dari Surat Yakobus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh Yakobus, saudara seibu Yesus Kristus.[3]
Teks
- Surat aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah tertua bahasa Yunani yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah:[4]
- Naskah kuno dalam bahasa Koptik yang memuat bagian pasal ini antara lain adalah Papirus 6 (~350 M).
- Pasal ini dibagi atas 17 ayat.
- Berisi nasihat untuk tidak memuaskan hawa nafsu, tidak memfitnah maupun tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan.
Struktur
Pembagian isi pasal:
Ayat 1
- Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?[5]
Sumber utama dari sengketa dan pertengkaran di dalam gereja berpusat pada keinginan untuk dihormati, diakui, memperoleh kuasa, kesenangan, uang, dan keunggulan. Pemuasan keinginan yang mementingkan diri menjadi lebih penting daripada kebenaran dan kehendak Allah (bandingkan Markus 4:19; Lukas 8:14; Galatia 5:16–20). Apabila hal ini terjadi, muncullah pertikaian yang saling mementingkan diri di dalam persekutuan. Mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya hal-hal ini menunjukkan bahwa mereka tanpa Roh dan di luar kerajaan Allah (Galatia 5:19–21; Yudas 1:16–19).[6]
Ayat 2
Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh ;kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa
Frasa ini dapat dipakai secara kiasan dalam arti kebencian[7] (bandingkan dengan Matius 5:21-22)
Ayat 15
- Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."[8]
Ketika membuat rencana dan tujuan untuk masa depan, orang percaya harus selalu mempertimbangkan Allah dan kehendak-Nya. Kita jangan bertindak seperti orang kaya yang bodoh itu (Lukas 12:16-21); sebaliknya kita harus mengakui bahwa kebahagiaan yang sejati dan kehidupan yang bermanfaat sepenuhnya tergantung kepada Allah. Prinsip hidup yang harus kita anut ialah, "Jika Tuhan menghendakinya". Apabila kita sungguh-sungguh berdoa, "Kehendak-Mu jadilah" (Matius 26:42), maka kita mempunyai kepastian bahwa hidup kita saat ini dan kelak ada di bawah perlindungan Allah, Bapa sorgawi kita (bandingkan Kisah Para Rasul 18:21; 1 Korintus 4:19; 16:7; Ibrani 6:3).[6]
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
Surat Yakobus • Καθολική Επιστολή Ιακώβου (Katholike Epistole Iakobou) |
---|
Alkitab | | |
---|
Nama tempat/Istilah | |
---|
Nama orang | |
---|
Sumber | |
---|
|