Wereng (dibaca dengan 'e pepet', IPA: /ə/) adalah sebutan umum untuk serangga pengisap cairan tumbuhan anggota ordoHemiptera (kepik sejati), subordo Fulgoromorpha, khususnya yang berukuran kecil. Tonggeret pernah digolongkan sebagai wereng (di bawah subordo Auchenorrhyncha), tetapi telah dipisah secara taksonomi. Karena sepenuhnya hidup dari tumbuhan (herbivora), sejumlah anggotanya menjadi hama penting dalam budidaya tanaman. Selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vektor bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan penting, khususnya dari kelompok virus.
Beberapa buku masih menggunakan nama Auchenorrhyncha untuk menyebut Fulgoromorpha.
Ciri-ciri
Nimfa dari Fulgoroida memproduksi lilin dari kelenjar khusus di perut dan bagian tubuh lainnya. Lilin ini bersifat hidrofobik dan membantu menyembunyikan serangga dari pemangsa. Betina dewasa juga memproduksi lilin untuk melindungi telur.[1]
Wereng merupakan vektor dari beberapa penyakit tumbuhan, terutama fitoplasma yang hidup di floem tumbuhan dan ditularkan oleh wereng ketika menyerap nutrisi dari batang tumbuhan.[2]
Sejumlah anggota Fulgoroidea yang telah punah diketahui dari catatan fosil seperti Emiliana dari zaman Lutetian yang hidup di Colorado, Amerika Serikat.[3]
Merupakan hama utama padi karena penyebar virus tungro. Virus yang menyebabkan penyakit ini yaitu Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan Rice tungro spherical badnavirus (RTSV). Penyakit tungro dapat menyebabkan kehilangan hasil yang besar pada produksi tanaman padi.[4]
Wereng batang cokelat (WBC) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan secara langsung terjadi karena hama ini mempunyai kemampuan mengisap cairan tanaman yang menyebabkan daun menguning, kering dan akhirnya mati yang dikenal dengan gejala hopperburn. Kerusakan secara tidak langsung terjadi karena serangga ini merupakan vektor penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.[5] Wereng batang cokelat merupakan hama penting tanaman padi di Indonesia yang sejak tahun 1985 telah mengancam target swasembada beras. Faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya populasi dan serangan wereng batang cokelat dalam beberapa tahun terakhir ini adalah potensi biotik wereng batang cokelat yang tinggi, faktor abiotik dan sistem budidaya padi yang mendukung berkembangnya populasi wereng batang cokelat.[6] Predator untuk mengendalikan wereng ini adalah Cyrtorhinus lividipennis (Hemiptera: Miridae).[7]
Wereng sebagai hama sulit dikendalikan karena memiliki berbagai biotipe yang masing-masing memiliki kesukaan tersendiri terhadap kultivar yang berbeda-beda pula.
Stephen W. Wilson (2005) Keys To The Families Of Fulgoromorpha with emphasis on planthoppers of potential economic importance in the southeastern United States (Hemiptera: Auchenorrhyncha). Florida Entomologist 88(4) PDFDiarsipkan 2010-12-06 di Wayback Machine.
Bourgoin T. 1996-2014. FLOW (Fulgoromorpha Lists on The Web): a world knowledge base dedicated to Fulgoromorpha. [1]
Swzedo J.; Bourgoin T.; Lefèbvre, F. 2004: An annotated catalogue of Fulgoromorpha,:37-137. In: Fossil Planthoppers (Hemiptera: Fulgoromorpha) of the world. An annotated catalogue with notes on Hemiptera classification. Swzedo, J., Th. Bourgoin & F. Lefèbvre. J. Swzedo edt., Warsaw 2004, 199 pp + 8 pl.