Wawonii Timur Laut, Konawe Kepulauan
SejarahKecamatan Wawonii Timur Laut dibentuk pada tahun 2008 melalui Perda Kabupaten Konawe Nomor 6 Tahun 2008. Wilayahnya merupakan penggabungan dari Kecamatan Wawonii Utara dan Kecamatan Wawonii Timur.[2] Wilayah AdminstratifLuas wilayah Kecamatan Wawonii Timur Laut adalah 90,58 km² atau 10,44% wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan.[3] Wawonii Timur Laut terbagi dalam 9 desa dan 1 kelurahan sebagai berikut:[1]
PendudukPenduduk Wawonii Timur Laut pada tahun 2019 sebanyak 3.868 jiwa dengan kepadatan penduduk 43 jiwa/km². Berdasarkan jenis kelaminnya, penduduk Wawonii Timur Laut terdiri dari 1.995 laki-laki dan 1.873 perempuan sehingga rasio jenis kelamin sebesar 106,51. Desa Dimba merupakan desa berpenduduk paling banyak, yaitu 511 jiwa; sedangkan Desa Tangkombuno memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu 263 jiwa.[1] SosialKecamatan Wawonii Timur Laut memiliki 5 sekolah dasar (SD), 1 sekolah menengah pertama (SMP), 1 madrasah tsanawiyah (MTs), 1 madrasah aliyah (MA), dan 1 sekolah menengah kejuruan (SMK). Lokasi SD terletak di Desa Puurau, Desa Dimba, Kelurahan Ladianta, Desa Noko, dan Desa Bangun Mekar; sedangkan SMP hanya ada di Desa Bangun Mekar. Lokasi MTs dan MA terletak di Desa Tangkombuno; sedangkan SMK terletak di Desa Bangun Mekar. Hal itu menunjukkan fasilitas pendidikan terlengkap berada di Desa Bangun Mekar. Terdapat juga 4 taman kanak-kanak (TK) di Kecamatan Wawonii Timur Laut yang tersebar di Desa Dimba, Kelurahan Ladianta, Desa Noko, dan Desa Bangun Mekar.[1] Daftar sekolahBerikut adalah sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Wawonii Timur Laut.[4]
PertanianKecamatan Wawonii Timur Laut menghasilkan kakao, kelapa, jambu mete, dan cengkeh. Selain itu, juga terdapat pala, lada, dan sagu dalam jumlah sedikit. Hewan ternak yang terbanyak adalah ayam buras, disusul oleh sapi dan kambing.[1] PariwisataSalah satu destinasi wisata yang ada di Kecamatan Wawonii Timur Laut adalah Sungai Laa Wawonii yang terletak di Kelurahan Ladianta.[5] Selain itu, terdapat beberapa tempat cagar budaya seperti Benteng Watuntinapi, Benteng Kontara, dan Makam Raja Mbeonga.[6] Referensi
Pranala luar |
Portal di Ensiklopedia Dunia