Wamena, Jayawijaya
SejarahWilayah lembah yang dilintasi sungai Baliem ini awalnya dikenal dengan nama Ahgamua. Sedangkan nama Wamena berasal dari bahasa Dani yang terdiri dari dua kata "Wam" yang berarti babi dan "Ena" yang berarti anak peliharaan. Nama ini berasal dari ketidakpahaman bahasa antara orang Belanda dan gadis lokal. Karena ketika menanyakan nama tempat ini, gadis tersebut ingin memberitahu bahwa ada anak babi peliharaannya yang lepas.[2] PembangunanPada tanggal 28 Desember 2014 Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Ibu Negara Iriana, mengunjungi kota Wamena, Papua, guna membicarakan persoalan-persoalan yang ada di sana. Ribuan warga Wamena dan sekitarnya menyambut Presiden Jokowi di Gedung Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua. Masyarakat menggelar pesta adat menyambut orang nomor satu di republik ini. Presiden dan Ibu Negara disambut oleh Ketua Adat dan Gubernur Papua, yang langsung menyematkan Mahkota Masyarakat Adat. Sementara kepada Ibu Negara diberikan seikat kembang khas Lembah Baliem. Warga menari-nari sepanjang perjalanan Presiden Jokowi dan Ibu Negara, sementara para tetua adat memanjatkan doa untuk keselamatan, kesehatan, dan kepemimpinan Presiden Jokowi. Presiden mengajak semua warga Papua untuk mengakhiri konflik dan kekerasan, dan bersatu, baik yang masih di dalam hutan, yang masih berada di atas gunung-gunung, untuk bersama-sama membangun Papua sebagai Tanah Yang Damai.[3] Pada tanggal 30 Desember 2015 Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Ibu Negara Iriana, mengunjungi kota Wamena, guna meresmikan Terminal Baru Bandar Udara (Bandara) Wamena dan Kaimana, yang dinyatakan sebagai "pintu gerbang yang menghubungkan warga pegunungan tengah Papua dengan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia". Bandara Wamena memiliki terminal yang mampu melayani 282 penumpang. Dengan landas pacu sepanjang 2.175 meter, Bandara Wamena merupakan bandara tersibuk di Provinsi Papua Pegunungan.[4] GeografiBerbeda dengan kota-kota besar lainnya di Tanah Papua, seperti Timika, Jayapura, Sorong dan Merauke, Wamena merupakan kawasan yang belum banyak tersentuh di pedalaman pegunungan tengah Pulau Papua. Kota yang terletak di Lembah Baliem dan dialiri oleh sungai Baliem serta diapit Pegunungan Jayawijaya di selatan memiliki ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut. Kota Wamena masih memiliki udara yang segar dan jauh dari polusi udara seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia. DemografiBerdasarkan data Badan Pusat Statistik mencatat adanya keberagaman warga distrik Wamena berdasarkan agama yang dianut. Adapun persentasi agama yang dianut di distrik Wamena yakni pemeluk agama Kekristenan sebanyak 84,51% (Protestan 69,06% dan Katolik 15,45%), kemudian yang memeluk agama Islam 15,27%, dan sebagian kecil memeluk agama Hindu yakni 0,12% dan lainnya 0,10%.[1][5] Sementara sarana rumah ibadah, terdapat 59 buah gereja Protestan, 6 gedung gereja Katolik, kemudian 5 gedung Masjid dan 7 Musholah, 2 gedung Pura dan 1 gedung Vihara.[1] TransportasiDi Wamena terletak Bandar Udara Wamena yang menghubungkan wilayah Jayawijaya dengan Jayapura dan kabupaten pemekaran lainnya seperti Kabupaten Lanny Jaya, Yahukimo, Tolikara dan lainnya. Sebagaimana kebanyakan kota-kota di pegunungan Papua, kota ini berkembang sesuai dengan pola perkembangan sekitar bandara. Kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara ini sangatlah indah dan masih asri alamnya. Terutama pada musim penyelenggaraan pesta budaya Papua, yang diselenggarakan di distrik Wosilimo, kota ini dibanjiri oleh para wisatawan baik lokal dan mancanegara. Jalur Darat (Trans Papua)Sebagai pusat ekonomi di daerah Pegunungan Tengah, kini masyarakat Wamena terhubung dengan ruas utama jalan Trans Papua seperti Jayapura-Elelim-Wamena sejauh 590 km, Wamena-Mulia-Ilaga-Enarotali sejauh 466 km, dan juga Wamena-Habema-Kenyam-Mumugu sejauh 295 km.[6] yang sedang dalam progres pembangunan. Jalan ini berfungsi untuk mempermudah akses logistik antardaerah sehingga harga bahan pokok bisa lebih murah. Butuh waktu dua hingga tiga hari dari Jayapura menggunakan jalur darat.[7] Referensi
Pranala luarMedia tentang Wamena di Wikimedia Commons |