Tanjung Selor juga merupakan ibu kota dari Kabupaten Bulungan. Status Tanjung Selor saat ini, masih berstatus kecamatan yang masih dipimpin oleh Camat. Wacana Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menjadikan Tanjung Selor sebagai sebuah kota disambut baik oleh Bupati Bulungan, Budiman Arifin.[3]
Tanjung Selor memiliki luas wilayah 677,77 km² dan berdasarkan data BPS kabupaten Bulungan tahun 2021, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa, dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km². Pada tahun 2012, penduduk Tanjung Selor berjumlah 42.231 jiwa dengan rincian jumlah penduduk 22.488 laki-laki dan 19.743 perempuan, dengan Angka Sex Ratio sebesar 113,90 persen. Apabila dikaitkan dengan luas wilayah Kota Tanjung Selor dengan jumlah penduduknya yang cukup signifikan maka kepadatan penduduk Kota Tanjung Selor adalah sebesar 33 orang per km² pada tahun 2012.[4] Data terbaru pertengahan 2024, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 64.797 jiwa.[1]
Wilayah Administrasi
Wilayah administratif pemerintahan Kecamatan Tanjung Selor membawahi 3 (tiga) wilayah pemerintahan Kelurahan yaitu: Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur. Membawahi pula 6 (enam) desa, meliputi: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak [5]
Batas wilayah
Batas-batas wilayah kecamatan Tanjung Selor adalah sebagai berikut:
Tanjung Selor adalah ibu kota Kabupaten Bulungan dan merupakan pusat pemerintahan. Masyarakatnya sangat beragam terdiri dari berbagai suku, seperti Tidung, Bulungan, Dayak, Bugis, Jawa, dan suku-suku pendatang lainnya. Dengan keragaman suku masyarakat membuat budayanya pun juga cukup beragam, sesuai dengan keradaan suku masyarakatnya. Namun dengan keragaman itulah membuat dinamika budaya pun mengalami proses akulturasi dan saling menghormati antar budaya dan masyarakatnya.[butuh rujukan]
Agama
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri pertengahan tahun 2024 mencatat bahwa mayoritas penduduk Tanjung Selor memeluk agama Islam yakni 78,61%, kemudian diikuti agama Kekristenan yakni 20,43% dengan rincian Protestan sebanyak 15,70% dan Katolik sebanyak 4,73%. Selebihnya beragama Buddha yakni 0,83%, Hindu 0,11% dan Konghucu 0,02%.[1] Sarana ibadah yang ada di wilayah ini terdiri dari 29 masjid, 31 mushola, kemudian 11 gereja dimana 10 gereja Protestan dan 1 gereja Katolik.[2]