Unjuk rasa Chili 2019 merupakan protes sipil yang sedang berlangsung di seluruh Chili dalam menanggapi sebuah kenaikan tarif kereta bawah tanah Santiago Metro, meningkatkanya biaya hidup, privatisasi, dan ketidaksetaraan yang lazim di negara ini.[12][13][14][15][16]
Unjuk rasa dimulai di ibukota Chli, Santiago, yang merupakan kampanye penghindaran terkoordinasi oleh para siswa sekolah menengah yang menyebabkan pengambilalihan secara spontan dari stasiun kereta utama kota dan konfrontasi dengan Polisi Chili. Pada tanggal 18 Oktober, keadaan semakin meningkat saat kelompok-kelompok demonstran yang terorganisir bangkit dalam pemberontakan di seluruh kota, merebut banyak stasiun dari Santiago Metro (Bagian dari Red) dan melumpuhkan mereka dengan kerusakan infrastruktur yang luas akhirnya mematikan jaringan stasiun secara keseluruhan. Secara total, 81 stasiun telah dirusak, dan 17 stasiun yang terbakar.[17][18] Pada hari yang sama Presiden ChiliSebastián Piñera megumumkan keadaan darurat di Chili, yang mengerahkan personil Angkatan Darat Chili di seluruh wilayah utama untuk menegakkan ketertiban dan mencegah perusakan barang-barang publik dan meminta di depan pengadilan Ley de Seguridad del Estado ( "Hukum Keamanan Negara") terhadap puluhan tahanan. Jam Malam mulai diumumkan pada tanggal 19 Oktober di wilayah Greater Santiago.[19][20]
Pada tanggal 25 Oktober, lebih dari satu juta orang turun ke jalan di seluruh Chili untuk memprotes Presiden Piñera, menuntut untuk mengundurkan diri dari jabatannya.[23][24] Hingga 26 Oktober, 19 orang telah tewas, hampir 2.500 orang terluka, dan 2.840 tertangkap.[24][10] Organisasi hak asasi manusia telah menerima beberapa laporan tentang pelanggaran yang dilakukan terhadap para demonstran oleh aparat keamanan, termasuk penyiksaan, pelecehan seksual, serta pemerkosaan.[25][26][27] Pada tanggal 28 Oktober, Presiden Piñera mengubah delapan menteri kabinetnya sebagai tanggapan atas kerusuhan tersebut, dan membebastugaskan Menteri Dalam Negeri Andrés Chadwick.[28][29]
Latar Belakang
Tarif Transportasi
Harga transportasi publik di Greater Santiago ditentukan oleh Panel Pakar Angkutan Umum (bahasa Spanyol: Panel de Expertos del Transporte Público), yang menggunakan formula perhitungan otomatis untuk menyesuaikan tarif setiap bulan. Kementerian Perhubungan dan Telekomunikasi disarankan oleh panel dan harus diberitahu tentang perubahan harga.[30]
Pada 1 Oktober 2019, Panel tersebut menentukan penyesuaian tarif triwulan untuk sistem transportasi umum Provinsi Santiago dan komune San Bernardo dan Puente Alto. Mereka memutuskan bahwa kenaikan tarif 10 peso Chili untuk bis dan 30 peso untuk Santiago Metro dan Metrotrén pada jam-jam sibuk (naik sekitar 4%), serta penurunan tarif 30 peso pada jam-jam tidak sibuk, diperlukan.[31] Peningkatan ini dibenarkan oleh panel karena kenaikan indeks tingkat, yang tunduk pada variasi dalam nilai bahan bakar, nilai dolar AS, nilai Euro, biaya tenaga kerja, dan indeks harga konsumen di antara variabel lain, sehingga biaya untuk kereta bawah tanah telah meningkat.[32] Perubahan tarif dijadwalkan berlaku mulai 6 Oktober.[33]
Beberapa spesialis, seperti mantan Menteri Paopla Tepia, telah mengindikasikan bahwa ada faktor-faktor lain yang menjelaskan kenaikan tersebut. Di antara faktor-faktor ini adalah pembelian tanpa tender armada bus listrik baru untuk Metropolitan Mobility Network dan penangguhan tender baru untuk layanan bus, keduanya keputusan yang dibuat oleh administrasi Menteri Gloria Hutt.[34]
Selain itu, ada beberapa kritik bahwa tarif angkutan kereta api di Santiago adalah yang tertinggi kedua di Amerika Selatan (hanya dilampaui kota São Paulo).[35] Secara relatif, biaya bulanan rata-rata per orang untuk angkutan umum di kota ini setara dengan 13.8% dari upah minimum. Jauh di atas kota-kota lain seperti Buenos Aires, Mexico City atau Lima, di mana tidak melebihi 10%.[36]
Kemiskinan, ketimpangan dan biaya hidup
menurut Jose Miguel Ahumada, seorang ekonom politik dan profesor di Universitas Chili, negara itu adalah "salah satu negara yang paling tidak setara di Amerika Latin".[13] Seperti dijelaskan The Washington Post, sementara tiga dekade terakhir kebijakan neoliberal membuat Chili "salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, dengan inflasi dibawah kendali dan akses mudah ke kredit", mereka juga "menciptakan kesenjangan ekonomi yang nyata dan mengikat banyak orang Chili ke dalam hutang".[37]Komisi Ekonomi Untuk Amerika Latin dan Karibia (ECLAC) menyatakan, 1% dari populasi di Chili mengendalikan 26,5% dari kekayaan negara, sementara 50% rumah tangga berpenghasilan rendah mengakses 2,1%. Selain itu, menurut National Statistics Institue of Chile, sementara upah di Chili adalah 301.000 peso, setengah dari pekerja di negara itu menerima gaji yang sama dengan atau kurang dari 400.000 peso.[38]
Para demonstran yang telah diwawancarai oleh Reuters mengatakan mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan karena tingginya biaya pendidikan dan sistem kesehatan yang diprivatisasi sebagian, sewa dan utilitas, serta sistem pensiun yang diprivatisasi secara luas ditolak oleh Chili karena pembayaran yang rendah dan sering tertunda.[39]
Unjuk Rasa Oktober
Unjuk Rasa Oktober
Salah satu dari 16 bus transportasi yang dibakar pada malam 18 Oktober
Carabineros Pasukan Khusus mengawasi protes pada 19 Oktober
Unjuk rasa dimulai pada Senin, 7 Oktober, ketika siswa sekolah menengah memulai kampanye ongkos yang diatur di Santiago Metro. Sebagai tanggapan, otoritas Metro mulai mengendalikan akses ke beberapa stasiun.[40] Di bawah slogan ¡Evade! ("menghindari"), kampanye menghindari tarif berlanjut dan tumbuh selama sisa minggu itu dan ke yang berikutnya. Pada 14 Oktober, beberapa stasiun di Jalur 5 ditutup pada sore hari setelah insiden kekerasan dilaporkan.[41] Pada 15 Oktober, bentrokan besar terjadi antara mahasiswa dan polisi di stasiun Santa Ana dan empat penangkapan dilakukan;[42] pada sore hari, sekelompok demonstran menendang gerbang logam di stasiun Plaza de Armas di pusat kota Santiago, dan stasiun-stasiun di jalur 1, 3 dan 5 ditutup untuk penumpang ketika keamanan ditingkatkan.[43] Konfrontasi berlanjut dan meluas pada hari-hari berikutnya, dengan pintu putar dan mesin tiket dihancurkan di stasiun San Joaquin pada 17 Oktober dan empat stasiun tutup pada malam hari.[44] Pada saat itu, 133 Penangkapan telah dilakukan dan kerusakan infrastuktur Metro diperkirakan mencapai 500 juta peso (US $ 700.000 atau sekitar Rp 9.800.000.000).[45]
Pada hari Jumat, 18 Oktober, situasinya semakin meningkat ketika protes berlangsung di pusat kota Santiago. Barikade dibagun yang direspon polisi dengan water cannon dan gas air mata. Seluruh sistem Metro ditutup setelah serangan dilaporkan di hampir semua 164 stasiunnya, memaksa banyak penumpang untuk pulang.[45] Bangunan markas perusahaan listrik Enel Generación Chile rusak dalam kebakaran besar.[46]
Sebuah peristiwa yang besar yang membangkitkan pergerakan hari itu terkait dengan Sebastián Piñera sendiri. Sekitar pukul 21:00 waktu setempat pada tanggal 18 Oktober, ketika kerusuhan dan pertempuran terbuka menyapu ibu kota, Presiden sedang jauh dari Istana La Moneda, sibuk menghadiri ulang tahun salah seorang cucunya. Perayaan itu berlangsung di sebuah restoran bernama Romaría, sebuah kedai pizza mahal di distrik Vitacura, salah satu distrik terkaya di Chili.[47] Seorang pelanggan tak dikenal yang kebetulan berada di dalam mengambil foto dan mempostingnya secara anonim di Twitter, menunjukkan Piñera sedang santai makan di dalam konvoi pengawalnya yang duduk di luar gedung.[47][48] Piñera kemudian berpidato ditujukan untuk negara dan mengumumkan 15 hari keadaan darurat di ibukota, yang memungkinkan angkatan bersenjata untuk berpatroli di kota bersama Carabineros.[45][49]
Kekerasan pun berlanjut pada 19 Oktober dan Metro tetap tertutup bagi pengguna atau penumpang. Toko-toko dijarah, bus dibakar-bakar dan bentrokan terjadi antara massa demonstran dan aparat keamanan.[50] Jam malam diberlakukan antara pukul 22:00 dan 07:00 jam. Saat kerusuhan mulai menyebar ke wilayah lain negara itu, keadaan darurat dinyatakan di Wilayah Valparaíso dan Provinsi Concepción.[49] Dalam pidatonya kepada bangsa di malam hari, Presiden Piñera mengumumkan pembatalan kenaikan tarif dan pembentukan panel dialog, dengan perwakilan dari seluruh masyarakat, untuk membahas penyebab mendasar di balik kerusuhan tersebut.[51][52]
Pada 20 Oktober, banyak supermarket, pusat perbelanjaan dan bioskop tetap tutup[53] ketika protes masih berlanjut.[51] Jam malam diberlakukan untuk malam itu di Wilayah Metropolitan Santiago, dan wilayah Valparaíso, Biobío (termasuk ibukota regional, Concepción) dan Coquimbo;[54] saat jam malam dimulai di Santiago, banyak pengunjuk rasa tetap di jalan.[55]
Pihak berwenang setempat juga mengumumkan penutupan sekolah pada 21 Oktober (dan beberapa juga pada 22 Oktober) di 43 dari 52 komune Wilayah Metropolitan dan di seluruh provinsi Concepción.[56][57]
Presiden Piñera kembali berbicara kepada bangsa itu pada malam hari tanggal 20 Oktober. Dalam sambutannya, ia mengatakan negara itu "berperang dengan musuh yang kuat dan tidak dapat ditembus" dan mengumumkan bahwa keadaan darurat, sudah berlaku di Wilayah Metropolitan dan wilayah Valparaíso, Biobío, Coquimbo dan O'Higgins, akan menjadi meluas ke wilayah Antofagasta, Maule, Los Ríos, dan Magallanes.[58] Beberapa politik oposisi menggambarkan retoriknya sebagai "tidak bertanggung jawab", sementara editor Amerika Latin untuk BBC News Online menyatakan keprihatinan tentang dampak kata-katanya pada para pengunjuk rasa dan pada kesempatan untuk dialog yang bermakna.[59] Berjam-jam setelah pidato Presiden, kepala pertahanan Javier Iturriaga del Campo berbicara menentang deklarasi ini, menyatakan bahwa "[dia] tenang" dan negara tersebut tidak berperang melawan kelompok warga mana pun.[60]
Beberapa insiden kerusuhan dilaporkan pada tanggal 21 Oktober di Santiago, Concepción, dan kota-kota lain. Metro Santiago tetap ditutup, kecuali sebagian jalur 1,[61] seperti hal yang sama di semua universitas dan institut pendidikan bangsa.[62] Intendant Wilayah Metropolitan mengumumkan bahwa sekolah akan tetap ditutup pada 22 Oktober di 48 komune daerah.[63]Michelle Bachelet, mantan Presiden Chili yang sekarang menjabat sebagai Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengeluarkan seruan untuk dialog yang terbuka, tulus, dan langsung dan memperingatkan bahwa "penggunaan retorika yang meradang hanya akan memperburuk situasi".[64]
Pada tanggal 25 Oktober, lebih dari satu juta orang turun ke jalan di seluruh Chili untuk memprotes Presiden Piñera, menuntut pengunduran dirinya.[23][24]
Hingga 26 Oktober, 19 orang telah tewas, hampir 2.500 orang terluka, dan 2.840 orang telah ditangkap.[24][10] Organisasi hak asasi manusia telah menerima beberapa laporan pelanggaran yang dilakukan terhadap para demonstran, termasuk penyiksaan, pelecehan seksual dan pemerkosaan.[25][65][66][29]
Pada 27 Oktober, Presiden Piñera membebastugaskan seluruh menteri kabinetnya.[67]
Menurut Bloomberg, protes itu adalah kerusuhan sipil terburuk yang pernah terjadi di Chili sejak akhir kediktaroran militerAugusto Pinochet karena skala kerusakan infrastruktur publik, jumlah pengunjuk rasa, dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah.[22][68]
Insiden dan korban
Selama protes beberapa orang telah meninggal, dan ribuan lainnya terluka dan ditangkap. Amnesty Internasional telah menerima ratusan pengaduan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang berkisar dari penggunaan kekerasan yang berlebihan hingga penyiksaan, penggerebekan ilegal dan penahanan sewenang-wenang.[25] Tuduhan serupa telah diterima oleh Institut Nasional Hak Asasi Manusia Chili, yang juga termasuk laporan kekerasan seksual.[65][66]
Kematian
19 Oktober
Dua wanita meninggal dan seorang pria terluka parah dalam kebakaran yang disebabkan oleh para pemrotes di dalam sebuah supermarket di pinggiran selatan San Bernardo, Santiago.[69]
Seorang guru Polandia secara tidak sengaja ditembak dan dibunuh oleh mertuanya, yang mencoba menghentikan penjarahan di supermarket terdekat.[70]
20 Oktober
Seorang lelaki berusia 38 tahun tewas dalam kebakaran supermarket di Matucana Avenue, yang terletak di sepanjang perbatasan Santiago dan Quinta Normal.[71]
Lima orang tewas dalam kebakaran pabrik tekstil di Renca; tiga dari mereka di bawah umur.[72][73][74]
Seorang pemrotes berusia 21 tahun ditembak mati oleh tentara di La Serena; yang lain terluka parah.[75]
Seorang pemrotes berusia 23 tahun ditembak mati di dalam toko La Polar oleh tentara di Coquimbo.[76]
21 Oktober
Dua orang, salah satunya berusia 74 tahun, tewas dalam kebakaran supermarket di La Pintana.[77]
Seorang lelaki berusia 25 tahun ditembak dan dibunuh oleh pasukan bersenjata di Curicó, dan tiga orang lainnya terluka parah. (Kota ini tidak dalam keadaan darurat)[78]
Di kota Talcahuano selama periode penjarahan, pasukan militer menabrak dan membunuh seorang lelaki berusia 23 tahun.[79]
Seorang pria tersengat listrik fatal ketika menjarah supermarket Santa Isabel di pinggiran kota Santiago.[80]
Seorang lelaki berusia 39 tahun meninggal di sebuah rumah sakit karena luka-luka akibat pemukulan yang dilakukan oleh Carabineros di Maipa . (Namanya awalnya tidak termasuk dalam daftar resmi orang mati; itu ditambahkan pada 23 Oktober.)[81][82]
22 Oktober
Seorang pria terbunuh setelah ditembak kepalanya oleh penyewa yang takut dijarah.[83]
Seorang pengemudi menabrakan mobilnya ke para massa unjuk rasa yang menewaskan dua orang, termasuk balita berusia 4 tahun, dan melukai 17; Korban tewas pada peristiwa ini bertambah menjadi 17.[84][85]
Selain itu, beberapa tuduhan mengklaim bahwa angkatan bersenjata telah secara tidak proporsional menembak para pengunjuk rasa.[86](Akan dilanjutkan)
Insiden Lainnya
18 Oktober
Selama kerusuhan di stasiun Estación Central yang bersejarah, seorang wanita muda terluka parah di kaki akibat tembakan dari polisi anti huru-hara Carabineros. Wanita itu dibantu oleh para demonstran dan pejalan di dekatnya ketika dia menderita kehilangan darah yang melimpah yang melimpah sebelum diekstrasi oleh layanan darurat.[87]
19 Oktober
Seorang dokter diserang oleh seorang polisi selama protes menunjukkan bahwa polisi tersebut memiliki tanda-tanda berada di bawah pengaruh narkoba.[88]
20 Oktober
Presiden Piñera memperpanjang keadaan darurat di wilayah utara dan selatan negara tersebut dan mengatakan "kita berperang melawan musuh yang kuat yang tidak menghormati apa pun atau siapa pun.[89]
Reaksi
Reaksi Internasional
Lembaga Swadaya Masyarakat
Human Rights Watch dan Amnesty International menyatakan keprihatinan atas tanggapan pemerintah terhadap protes tersebut, dengan menyebut "penggunaan kekuatan yang berlebihan" oleh Carabeinos Chile, serta "kemungkinan penahanan sewenang-wenang terhadap demonstran".[90][91]
Aksi Solidaritas
Di kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, ratusan demonstran melakukan aksi solidaritas pada tanggal 27 Oktober 2019.[92]
^Cooperativa.cl. "[Video] Secundarios protestaron contra el alza del Metro con masiva evasión" [Secondary [students] protest against the rise of Metro fares with a massive [fare] evasion]. Cooperativa.cl (dalam bahasa Spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2019. Diakses tanggal 19 Oktober 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Panel Expertos - Preguntas Frecuentes" [Panel of Experts - Freqeunt Questions]. www.paneldeexpertostarifas.cl (dalam bahasa Spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 October 2018. Diakses tanggal 19 October 2019.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Archived copy"(PDF). Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 19 October 2019. Diakses tanggal 19 October 2019.
^Cooperativa.cl. "Subir al Metro en horario punta costará ahora 830 pesos" [Metro rides at peak hours will now cost 830 pesos]. Cooperativa.cl (dalam bahasa Spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 October 2019. Diakses tanggal 19 October 2019.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)